24Ernawati menyibak gorden dalam ruangan enam kali enam meter persegi itu hingga sinar matahari langsung masuk ke dalam ruangan. Tidak lupa membuka jendela, agar udara yang bersih bisa masuk menggantikan udara pengap dalam kamar itu."Bangun, Kirana, hari sudah siang. Kamu tidak ingin melewatkan sarapan pagi bersama-sama, bukan." Ernawati mendekat menyentuh rambut anaknya lalu mengusap kepalanya dengan rasa sayang. Kirana yang pulang larut malam, tidak sempat menemui sang ibu karena tidak mau mengganggu istirahatnya. Namun demikian, gadis itu sangat merindukan ibunya, terlebih karena baru kembali ke kediaman Wijaya, setelah tiga tahun lamanya memilih menyendiri di desa untuk menenangkan pikirannya."Selamat pagi ibuku yang sangat cantik," gumamnya sambil mengerjapkan matanya akibat silau yang mendera. Gadis berusia hampir dua puluh tahun itu segera mencium pipi ibunya, yang dibalas dengan pelukan di bahunya oleh Erna."Pergilah ke kamar mandi dan bersihkan dirimu, karena ibu akan b
Last Updated : 2022-10-15 Read more