Lahat ng Kabanata ng Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa Baru : Kabanata 51 - Kabanata 60

77 Kabanata

Bab 54 Nggak kasihan?

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 54"Saudara Adit dan Bu Diah, sekarang juga ikut kami ke kantor polisi.""Tidak! Aku tidak mau! Aku tidak mau ikut!" Di depan mataku sendiri aku melihat Ibu meronta-ronta. Tangannya tetap berpegang pada Mas Adit dan kakinya dia hentakkan, persis kalau anak-anak tantrum."Dek, lihat Ibu. Apa kamu nggak kasihan?" iba Mas Adit."Aku? Nggak, tuh, biasa aja," jawabku seraya memalingkan muka. Sebisa mungkin aku tak melihat bagaimana reaksi Mas Adit saat ini. Pokoknya mereka harus menerima akibatnya. Titik!"Ayo, Pak Adit … Bu Diah, kalau kalian bersikap kooperatif juga semakin cepat proses untuk kalian," ucap salah satu polisi."Loh … ini ada apa? Kenapa ada warga saya yang ditangkap, Pak?" Pak Aziz sekaligus RT datang mendekat. Di belakang mereka para tetangga sudah berkumpul, dan aku tahu mereka adalah teman-teman Ibu. "Begini, Pak, kami menerima laporan kalau saudara Adit dan Bu Diah telah melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga, jad
Magbasa pa

Bab 55 Malam kebersamaan

Nama Mantan di Buku Pendaftaran SiswaBab 55"Nggak ada tapi-tapian, buruan jalan!" Mau tidak mau akhirnya Bu Eli menghidupkan motorku kemudian kendaraan roda dua mulai berjalan. "Bu Eli kenapa lambat sekali bawa motornya? Biar aku aja yang nyetir," pintaku saat laju motor begitu lambat. Bahkan sepeda saja bisa menyalipnya."Bu Ai nggak usah protes. Ini itu bagian dari menjaga Bu Ai. Aku nggak mau kalau perut Bu Ai sakit kena guncangan. Jalan di sini, kan, banyak lobangnya nanti kalau bawa motor cepat-cepat terus masuk ke lobang nanti perut Bu Ai sakit," jelas Bu Eli. Astaga, segitunya Bu Eli menjagaku, tapi ini malah jadi kaya bawa bayi namanya."Iya, tapi nggak lambat banget kaya gini juga Bu Eli," keluhku. "Aku aja yang nyetir sini. Orang perutku nggak apa-apa.""Ish, rewel banget Bu Ai, mirip anak TK. Pokoknya tinggal diem bonceng. Pegangan." Akhirnya aku pasrah dengan kelakuan dari Bu Eli, daripada malah nanti sepanjang jalan kita ribut ngurusin kecepatan motor.Lepas maghrib, M
Magbasa pa

Bab 56 Penculik?

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 56"Pokoknya ada aja. Tiap jam nanti aku telepon."Dasar Mas Reza, bisa-bisanya dia melakukan hal itu. Benar saja, saat di sekolah mulai dari jam masuk sampai istirahat dia terus menghubungiku. "Bu Ai, ada yang nyari," kata Bu Eli saat jam pulang anak-anak."Siapa?""Itu, Bu, ibunya Dena."Ibunya Dena? Itu artinya Mbak Ani yang datang. Mau apa dia? Mungkin mau melihat Dena. "Nah, ini dia orangnya! Ini orangnya yang sudah membawa anak saya tanpa ijin!" ucap Mbak Ani begitu aku menemuinya. Telunjuknya tertuju langsung padaku. Bersama Mbak Ani sudah ada Bu Kepsek, rekan guru serta ibu-ibu yang menjemput anak-anak. Mereka kemudian langsung melihat ke arahku. "Maksud Mbak Ani apa, ya?""Ya … kamu! Kamu yang sudah menculik Dena, anakku!" teriak Mbak Ani."Menculik, apa maksud Mbak Ani dengan menculik? Jangan menuduh sembarangan, ya!" Emosiku mulai terpancing ketika Mbak Ani menuduhku. "Membawa anak orang tanpa meminta ijin apa itu bukan na
Magbasa pa

Bab 57 Aku tak peduli

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 57"Siap, Pak. Saya tidak berselingkuh, saya akan menghadirkan saksi.""Saya juga, Pak. Saya tidak melakukan apa yang dituduhkan menantu saya. Saksi juga sudah siap," timpal Ibu.Aku bertanya-tanya, siapa nantinya saksi yang akan Mas Adit dan Ibu bawa?Kenapa mereka kalau aku lihat begitu yakin? Tapi aku juga punya keyakinan tersendiri, aku tidak akan kalah begitu saja. Kalau saksi dariku nanti aku akan meminta pada dokter yang ada di puskesmas dan juga rumah sakit. Mereka akan memberikan kesaksian bagaimana aku bisa keguguran dan apa yang menyebabkannya."Baiklah, sidang dilanjutkan minggu depan dengan agenda mendengarkan keterangan dari para saksi." Bertepatan dengan itu terdengar juga ketukan palu. Aku bangkit berdiri, kemudian berjalan beriringan bersama Bu Amel. Saat aku berjalan aku bisa melihat jika dua orang yang masih berstatus terdakwa menatapku dengan tajam. Namun, aku tidak peduli, sedikitpun hati ini merasa tidak takut dengan
Magbasa pa

Bab 58 Pertama bertemu

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 58Setelah itu, Mas Reza mengarahkan aku dan Bu Eli menuju ke mobil miliknya. "Bu Ai ngapain duduk di sini?" tanya Bu Eli saat aku duduk di sampingnya di kursi belakang."Kan memang di sini duduknya," jawabku dengan wajah bingung. "Bu Eli ini aneh, masa iya ditanya kenapa duduk di sini?""Ya aneh, lah, tempat Bu Ai itu di depan, di samping Papa Zi. Di sini tempat obat nyamuk," ujar Bu Eli sembari menepuk kursi di sampingnya."Nggak, lah, aku duduk di sini aja temenin Bu Eli.""Eh, nggak boleh kaya gitu. Sana depan aja!" Bu Eli bahkan mendorong tubuhku untuk keluar kemudian setelah berhasil dia menutup pintu mobil. Mau tidak mau aku membuka pintu depan. Aku bisa melihat jika kini Mas Reza sudah siap di balik kemudi dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. "Sudah siap Bu Guru cantik?" tanya Mas Reza. Sabuk pengaman sudah selesai aku pasang, aku menatap ke arah Bu Eli yang tersenyum manis."Lapor, obat nyamuk siap, kapte
Magbasa pa

Bab 59 Kehadiran para saksi

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 59"Kenapa kamu malah jadi ingatnya itu? Kan aku lagi ingetin pertama ketemu.""Suka-suka, dong. Orang aku ingetnya yang itu masa iya mau dipaksa inget yang lain?" sahutku tak terima."Lah, malah perang. Bubar … bubar … nggak jadi nonton CILUKBA!" Lagi-lagi Bu Eli menimpali obrolan kami."Cilukba? Apa itu?" tanyaku penasaran."Cinta lama Ultraman kini balik lagi disingkat Cilukba," jawab Bu Eli seraya tersenyum."Hahahaha." Serempak aku dan Mas Reza tertawa dengan singkatan yang dibuat Bu Eli. Entah dari mana dia dapat ide seperti itu. Bisa-bisa saja, Bu Eli.***Waktu berjalan begitu cepat. Tanpa terasa, hari ini sidang lanjutan. Menurut Bu Amel, hari ini juga sidang putusan. Aku jadi semakin merasa deg-degan. Selama seminggu ini juga, Bu Amel terus memberikan informasi tentang saksi yang nantinya akan ada di pihakku. Dokter dari rumah sakit serta dokter dari puskesmas sudah bersedia untuk memberikan keterangan sebagai saksi. Aku bersyu
Magbasa pa

Bab 60 Pengadilan dunia

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 60Seperti yang dilakukan oleh saksi dari pihakku saksi dari pihak Mas Adit juga disumpah terlebih dahulu."Saya laki-laki yang normal, saya sudah menikah. Ini istri saya. Kalau tidak percaya saya bawa bukti buku nikah," jelas laki-laki yang bernama Andre."Saya istrinya. Saya yakin suami saya normal. Saya bisa pastikan itu. Bagaimana mungkin mereka bisa punya hubungan, kalau saya selalu ada bersama mereka. Suami saya punya usaha gym dan itu menyatu dengan rumah saya, jadi hampir 24 jam saya selalu bersama suami saya. Kalau mereka punya hubungan, kapan mereka melakukannya?" jelas wanita yang aku ketahui sebagai istrinya Andre.Dua saksi dari pihak Mas Adit cukup membuatku merasa terkejut. Belum lagi sekarang dihadirkan saksi dari pihak Ibu."Pak Jajang, Bu Indah," ucapku lirih saat melihat orang yang aku kenal memasuki ruang sidang. Pak Jajang adalah penjual sate, sedangkan Bu Indah adalah tetangga depan rumah sekaligus teman Ibu."Malam
Magbasa pa

Bab 61 Sidang putusan

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 61"Sidang ditunda satu jam untuk pembacaan putusan."Aku duduk dengan menunduk, tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Rasa semangat yang tadi pagi begitu menggebu kini menguar entah ke mana. Bahkan justru rasanya tubuh ini seperti tak punya tulang."Bu Aisyah," panggil Bu Amel. Usapan lembut juga terasa di bahuku. Aku mendongak, menghapus air mata yang entah sudah sejak kapan mengalir dengan punggung tangan. "Bu Aisyah pasti terkejut dengan sidang ini," ucap Bu Amel. "Iya, Bu. Saya tidak menyangka jika mereka menghadirkan saksi yang tidak terduga.""Bu Aisyah kenal mereka?"Aku mengangguk kemudian berkata, "penjual sate itu langgananku, dan Bu Indah tetangga depan rumah.""Apa Bu Aisyah tahu kalau pas kejadian ada mereka?""Nggak tahu, Bu … Kejadiannya malam hari dan pas turun gerimis. Kalau dari tempat Bu Indah memang rumahku terlihat jelas karena penerangan di teras tapi kalau dari rumahku tidak terlalu jelas rumah Bu Indah. Di h
Magbasa pa

Bab 62 Kecewa

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 62Setelah mendengar ucapan itu, aku tidak tahu ke mana arah mereka pergi, yang jelas berlawanan arah denganku. "Bu Ai …!" teriak Bu Eli seraya melambaikan tangannya. Dia berlari mendekat padaku."Gimana hasilnya?" tanya Bu Eli, "dapat kurungan berapa tahun suami sama mertua Bu Ai?" Senyuman lebar Bu Eli sunggingkan, bahkan raut wajahnya juga sangat ceria. Sekarang, justru aku tidak tahu harus menjawab apa."Bu Ai … gimana?" Lagi, Bu Eli bertanya. Dia terus menatapku, namun aku justru malah tak bisa membendung air mataku, dan langsung memeluknya."Ya Allah, Bu Ai … ini ada apa?" Bu Eli yang belum tahu tentunya bingung denganku yang tiba-tiba menangis dan memeluk, tapi mau bagaimana lagi rasanya dada ini sudah sangat sesak."Na …." Suara itu terdengar lirih di depanku. Dari balik punggung Bu Eli aku bisa melihat jika saat ini Mas Reza sedang berdiri dan menatapku. Dia kemudian mendekat. "Sabar, ya, Na," ucapnya lagi.Aku mengurai pelukan
Magbasa pa

Bab 63 Kabar buruk

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 63"Dasar dodol! Otak kalian udah pada geser, ya?""Nggak, Bu Ai. Masih aman pada tempatnya. Hanya saja sering korslet. Apalagi yang ngakunya Ultraman, bukan korslet lagi tapi udah trouble parah," ujarnya seraya menatap wajah Mas Reza. Namun yang ditatap justru melempar kulit kacang ke wajah Bu Eli.Bersamaan dengan itu, terdengar dering telepon. Segera aku meraih ponsel milikku dan menjawab panggilan masuk."Halo, assalamualaikum."[ Waalaikumsalam. Aisyah, ini Mbak Asih … Ibumu pingsan sekarang ] Mbak Asih adalah anak saudara Ibu di kampung."Innalilahi, Ibu …!"[ Kamu bisa pulang sekarang? Mbak sudah bawa ibumu ke rumah sakit] "Iya, Ai pulang sekarang." Tuuut Panggilan terputus. Rasanya hari ini begitu berat untukku. Kalah sidang dan sekarang harus mendengar kabar buruk dari Ibu."Na, ada apa?" tanya Mas Reza yang sudah berdiri di sampingku."I–ibu pingsan. Aku harus segera pulang," jawabku seraya berbalik. Perasaan khawatir sudah m
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status