All Chapters of Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa Baru : Chapter 31 - Chapter 40

77 Chapters

Bab 32 Vonis itu

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 32"Astaghfirullah hal adzim, Ibu!" teriakku. Tubuh Ibu sudah terlentang di lantai di samping motorku, dan terlihat jika tangan Ibu memegang dadanya. "Sa–kit," rintih Ibu."Allahuakbar, Ibu!" Mas Adit langsung berbalik dan meraih tubuh Ibu. Pun denganku yang langsung berputar dan mendekat. "Ibu …!" pekik Mbak Ani. Dia langsung bersimpuh di samping tubuh Ibu. "Mas, ayo bawa Ibu ke rumah sakit!" "Tunggu di sini, aku pinjam mobil Pak Aziz dulu," sahut Mas Adit. Mas Adit kemudian berdiri dan setelahnya berlari keluar. "A–ni, da–da ibu sa–kit," rintih Ibu lagi. "I–ya, Bu … tahan sebentar, ya … Adit lagi pinjam mobil buat bawa Ibu ke rumah sakit," jawab Mbak Ani."Bu, yang kuat, ya, sebentar lagi Mas Adit datang," ucapku."Heh, Ai! Pokoknya, kalau sampai ada apa-apa sama Ibu, kamu harus tanggung jawab!""Loh, kenapa jadi menyalahkan Ai?""Tentu saja, kamu yang sudah buat Ibu jadi seperti ini! Gara-gara kamu ngajakin Adit pindah, Ibu jadi
Read more

Bab 33 Enak saja!

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 33Lanjut, Mas Adit bertanya pada kelas di bawahnya itu pun masih tergolong lumayan jika harus menempati kamar itu."Bu, kelas 1 saja ya, nanti jadi Ibu ada temennya," bujuk Mas Adit. Aku yakin sekali jika Mas Adit keberatan soal biayanya."Nggak, Dit. Apa kamu mau sakit ibu tambah parah?" tolak Ibu."Dit, sudahlah. Uang itu bisa dicari tapi kesehatan Ibu yang utama. Kamu mau Ibu semakin parah sakitnya?" seru Mbak Ani. Mas Adit menghela napas, ia pun kembali menemui perawat."Kelas VIP, Sus," ucap Mas Adit. Akhirnya Mas Adit tunduk dengan keinginan Ibu. Sekarang, bagaimana Mas Adit mendapatkan uang untuk membiayai perawatan Ibu?Hampir tengah malam, Ibu dipindahkan ke ruangan, sedangkan aku diantar Mas Adit pulang bersama Dena. Tidak mungkin juga buat Dena menginap di rumah sakit. Walaupun ruangan yang ibu tempati cukup luas tapi tidak baik bagi anak-anak untuk berlama-lama di rumah sakit."Dek, Mas ke rumah sakit lagi, ya … nggak apa-ap
Read more

Bab 34 Aku nggak mau!

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 34"Dek, motor kamu dijual ya, buat bayar rumah sakit ibu."Apa-apaan Mas Adit, kenapa harus menjual motorku? Aku menatap suamiku tajam, masih tidak habis pikir dengan apa yang yang dimintanya. Motor ini adalah motorku. Tidak ada satu rupiah pun uang Mas Adit berada di motor ini. Sebelum menikah aku sudah mempunyai motor ini. Kalau harus menjual motor ini, tentu saja aku tidak rela. Enak saja kalau minta. Bukannya aku tidak mau menolong, tapi ada alasan sendiri kenapa aku menolak."Maaf, Mas, nggak boleh!" jawabku tegas. "Dek, kamu nggak kasihan sama Mas? Mas sudah pontang panting seharian cari pinjaman tapi belum dapat. Hanya ini satu-satunya jalan untuk biaya rumah sakit Ibu," iba Mas Adit."Mas, kamu nggak kasihan sama aku? Ini motorku, satu-satunya benda yang bisa aku gunakan untuk bekerja. Kalau dijual aku harus bagaimana?" jawab dan tanyaku balik sama Mas Adit. Sekarang aku ingin tahu, apa jawaban darinya."Dek … jarak ke sekolah,
Read more

Bab 35 Jual cincin

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 35Dua juta itu yang yang cukup besar untukku, jarang-jarang aku bisa punya uang sebanyak itu. Terakhir adalah waktu lebaran. Saat menerima uang THR dari Mas Adit. "Aku habis jual cincin simpanan," jawabku bohong."Cincin tabunganmu maksudnya?""Iya.""Nggak apa-apa kalau uangnya dipakai?""Daripada motorku yang dijual, mending uang itu aku kasih. Walaupun aku jadi nggak punya simpanan lagi.""Kalau Mas punya uang nanti Mas ganti, Dek. Mas terima uang ini, ya, nanti Mas bawa ke rumah sakit."Aku bisa melihat raut wajah yang lebih berbinar dari Mas Adit. Berbeda sekali dengan tadi, mungkin saat ini sudah sedikit lega bisa membayar DP untuk biaya rumah sakit ibu, walaupun nantinya ada kebingungan lagi setelahnya. Ya, dua juta hanya untuk DP belum ketahuan berapa total yang harus dibayar. Hanya tinggal menunggu waktu sampai Ibu sembuh dan pulang dari rumah sakit. "Pak Imam, maaf banget nggak jadi jual motor," kata suamiku pada laki-laki ya
Read more

Bab 36 Gaya elit ekonomi sulit!

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 36Seorang laki-laki dengan seragam ojek online berwarna hijau berdiri tepat di depan pintu."Iya, saya sendiri. Ada apa ya?""Ini ada kiriman makanan. Mohon diterima." Aku mengernyit, bingung dengan apa yang disampaikan laki-laki di depanku."Makanan? Dari siapa?""Di sini tertulis Zivanna," jawabnya. Mas Reza? Dia yang mengirimkan makanan? Aku segera meraih makanan yang masih terbungkus dan membawanya masuk. Baru saja akan duduk, pintu kembali di ketuk. Kali ini, ada tiga orang yang memakai pakaian yang sama dengan kurir makanan yang tadi, dan masing-masing dari mereka juga menyerahkan makanan padaku. Apa-apaan ini Mas Reza? Kenapa kirim makanan banyak banget? Heran aku dibuat oleh kelakuan dari Mas Reza. Saat ini di atas meja sudah ada sekitar enam bungkus makanan yang belum aku ketahui isinya apa. Ting Aku meraih ponselku yang berbunyi ketika ada pesan.[ Selamat makan, bumil … satenya aku ganti. Jangan ngambek, nggak jadi kelapara
Read more

Bab 37 Ada yang Ge Er

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 37Aku hampir tertawa mendengar ucapan dari Bunda Izza. Berbeda dengan Mas Reza yang mukanya sudah memerah. Sedangkan ibu-ibu lain yang berada di belakang Bunda Izza saling berbisik, matanya melirik pada Mas Reza. Entah mereka membicarakan apa."Saya mau menemui teman saya, dia dokter di sini. Kebetulan juga ketemu sama Bu Ai," jawab Mas Reza. "Oh, begitu. Jadi bukan karena hatinya bertautan?" celetuk Bu Eni disambut tawa dari ibu-ibu yang lain. Pun denganku yang tidak bisa menahannya. Akan tetapi justru sekarang Bunda Izza terlihat tidak suka dengan omongan dari Bu Eni."Kalau begitu, saya permisi dulu. Mari semuanya," pamit Mas Reza."Tapi Papa Zi …." Cegah Bunda Izza, tapi sayangnya tidak digubris oleh Mas Reza. Jangankan digubris menoleh saja tidak.Setelah kepergian ibu-ibu, aku kemudian masuk kembali ke ruangan ibu."Sepertinya Ibu sudah lebih sehat, mungkin besok sudah boleh pulang, ya, Bu?" "Siapa yang bilang? Ibu itu berusaha u
Read more

Bab 38 Mas kangen, Dek!

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 38"Kalau begitu, pinjam sama ibu kamu saja gimana? Waktu itu, kan, ibu kamu pakai gelang. Kalau dijual mungkin bisa nutup biaya rumah sakit Ibu.""Enak saja! Ibu kamu yang bergaya kenapa Ibu aku yang berkorban! Keterlaluan kamu, Mas!" Aku sudah tidak mengerti dengan jalan pikiran dari Mas Adit. Bisa-bisanya justru teringat dengan gelang ibuku, bukannya gelang ibunya saja. "Dek, Mas sudah berusaha untuk meminta ibu menjual perhiasannya, tapi tidak boleh. Kalau boleh, Mas tidak akan kebingungan seperti ini," jelasnya lagi."Kalau nggak boleh carilah alternatif lain. Bukan justru mengorbankan orang lain. Gimana, sih, mikirnya?" sungutku masih tidak percaya. "Dek, apa Ibu dianggap orang lain bagimu?" tanya Mas Adit lirih. "Maksudnya apa, Mas? Apa selama ini aku kurang berbakti pada Ibu? Apa selama ini aku kurang berkorban pada Ibu? Apa selama ini yang telah aku lakukan kurang? Atau seperti apa lagi yang Mas maksud?" "Ah, nggak taulah! M
Read more

Bab 39 Aku mau yang sama dengan Ai!

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 39"Apa kamu bilang, Ai? Kamu samakan ibu sama bocah? Dasar nggak punya sopan santun!" hardik Ibu. Ibu yang duduk di samping kursi kemudi bahkan sampai memutar badannya dan melihatku yang duduk di kursi penumpang di bagian tengah bersama Mbak Ani dan juga Dena."Bu, sabar jangan emosi, ingat jantung Ibu," ucap Mas Adit menengahi."Istrimu itu, loh, Dit aslinya yang buat jantung ibu jadi sakit. Jadi mantu nggak pernah nurut, sukanya bantah sama racuni pikiran kamu," sahut Ibu."Iya, maafin Ai, ya, Bu. Sekarang Ibu mau ke mall, kan? Adit anterin tapi dengan syarat jangan kecapekan.""Nah, gitu, dong dari tadi … apa, sih susahnya tinggal bilang iya?" Aku menggelengkan kepala, dengan ucapan Mas Adit juga Ibu, yang satu keras yang satu lembek. Cocok memang mereka. Coba kalau suamiku tegas nggak akan begini jadinya.Sampai di parkiran basemen mall, segera kami turun. Aku tetap menggandeng tangan Dena. Jangan sampai dia terlepas di tempat yang
Read more

Bab 40 Kamu jahat, Mas!

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 40"Kamu beli yang lebih murah aja, ya … lagian kamu sudah punya, kan?""Kamu jahat, Mas!" Setelah aku mengatakan, aku berbalik dan keluar dari toko bersama Dena. Setetes bulir bening sudah jatuh di pipi saat ini, buru-buru aku menghapusnya sebelum ada orang lain yang melihat. Melewati beberapa toko, aku terus berjalan. Hingga akhirnya tangan Dena terlepas dari gandengan. Berbalik, aku melihat gadis itu berdiri terpaku di depan sebuah toko boneka. Tatapannya tertuju pada boneka beruang berwarna pink yang dipajang di etalase. "Ada apa, Dena?""Bonekanya bagus, Tante … mirip yang ada di rumah Zivanna," jawab Dena."Dena mau?" tanyaku. Dena mengangguk, kemudian dia berkata, "Tapi mama pasti nggak akan mau belikan bonekanya." Terdengar nada kecewa dari suaranya, raut wajahnya juga terlihat sedih. "Ayo, Tante belikan.""Beneran?" tanya Dena tak percaya. Aku mengangguk. Wajah yang tadinya terlihat sedih kini berubah menjadi riang. Berdua
Read more

Bab 41 Dia yang begitu perhatian

Nama Mantan di Buku Pendaftaran SiswaBab 41"Mau pastiin kamu datang cek kandungan," jawabnya, "ini, minum dulu pasti di jalan kamu haus."Sebotol air mineral diserahkan Mas Reza padaku. Aku kemudian duduk dan meminumnya. "Ayo, aku antar. Apa mau pakai kursi roda biar nggak capek jalannya?""Ish, aku itu sehat, kuat kenapa juga pakai kursi roda? Mau balapan lari juga ayo!""Kalau balapan lari sama bumil, jelas aku kalah," jawab Mas Adit tergelak. Kami pun lantas berjalan bersama menuju poli kandungan. "Sudah sana masuk, nanti aku tunggu di sini." "Iya."Aku kemudian masuk ke dalam poli. Dokter Anna, begitu yang tertera di papan nama. Sedari awal masuk saat aku pendarahan memang beliau lah yang menanganiku. Segera aku memulai pemeriksaan dilanjutkan dengan USG."Bagus, semuanya baik-baik saja. Jenis kelamin juga sudah terlihat. Apa Bu Aisyah mau tahu jenis kelaminnya atau buat nanti kejutan?" tanya Dokter Anna."Ehm, mau tahu dokter jenis kelaminnya, biar nggak penasaran," jawabku
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status