Jonathan tampak sangat cemas. Jonathan berhak untuk cemas, pikir Anthony. Hingga saat ini mereka belum punya nama pelaku.Jonathan menyenderkan pinggangnya pada meja rapat. Kumisnya yang lebat melengkung suram. “Jadi, kalau aku boleh menyimpulkan...” Jonathan mengangkat tangan dan mulai menghitung dengan jarinya. “Pertama, kita menemukan dua mayat lagi, kedua, seorang senator terkenal kota ini berkemungkinan besar menjadi korban penculikan, ketiga, kita bahkan belum menemukan petunjuk apapun tentang tersangka.”“Itu tidak terlalu buruk,” gumam Rose dan Jonathan menatapnya tajam.“Keempat, kapten polisi menerima telpon setiap jam dari seluruh jurnalist dari berbagai media cetak dan elektronik kota ini, dan kelima...” Jonathan mengacungkan semua jarinya. “...kuulangi, kita bahkan belum punya satu namapun untuk tersangka.”Rose menggeser tempat duduknya. “Sepertinya memang begitu keadaannya.”“Jangan lupakan tentang rencana pembunuhan Nona Sasha,” kata Anthony. “Itu juga merupakan tamba
Last Updated : 2022-12-29 Read more