Share

Kecewa dan Perih

Sebastian melakukannya, memegangi tangan Angela agar mantap. Angela begitu fokus pada dada target itu kala ia mengosongkan magasinya ke dada target. Tapi setiap tembakan mendorong tubuh Angela ke tubuh Sebastian, konsentrasi Sebastian perlahan buyar.

Ia kembali teringat pada foto Viona saat meninggal yang masih memegang pistol di tangannya. Ia tidak bisa membayangkan kejadian serupa pada Angela. Ia sungguh tidak akan bisa memaafkan dirinya jika hal itu sampai terjadi.

“Isi pelurunya,” kata Sebastian melalui sela-sela giginya, mundur selangkah kala Angela menuruti petunjuknya. Tangan Angela bergerak gesit dan ia menyelesaikan tugas itu lebih cepat dari yang Sebastian duga. “Bagus.”

Angela mengangkat lagi pistol itu, tapi tanpa lengan Sebastian yang memegangi lengannya, bidikannya tidak akurat dan ditembakkan ketiga, Angela benar-benar tidak bisa mengenai target lagi.

“Kamu memejamkan matamu lagi. Buka terus matamu, Angela.” Sebastian memegangi lengan Angela lagi, membetulkan bidikan An
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status