All Chapters of Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih): Chapter 81 - Chapter 90

120 Chapters

81

"Kamu kenapa, Nak?" tanya Bunda Halimah saat melihatku sedang duduk termenung di dekat jendela. Sofia mengukir senyum terpaksa. Dia tidak ingin bunda Halimah khawatir melihatnya seperti ini. "Sofia baik-baik saja, Bunda."Tangan halusnya membelai kepala putrinya yang terbalut kain panjang dengan lembut. "Apa yang sedang kamu pikirkan, Nak?""Ah, tidak ada, Bunda," jawab Sofia berusaha menyembunyikan raut penuh kekhawatiran. "Baiklah kalau kamu tidak ingin berbagi cerota dengan bunda. Semoga kamu bisa dewasa menghadapinya."Sofia mengangguk seraya memeluk tubuh ibunya. Hal yang paling sering ia lakukan. Selepas perginya bunda Halimah, kembali Sofia merenungi kisah cintanya. Sudah beberapa hari ini Rayyan terlihat menjauh darinya. Dia merasakan ada sesuatu yang berbeda. Tangannya bergerak cepat kemudian memutuskan untuk menghubungi Rayyan. "Assalamualaikum, Sofia.""Waalaikumussalam.""Ada apa?"Matanya mulai berembun kala mendengar suara dari Rayyan. Dia sangat merindukan lelak
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

82

"Kamu di mana, Nak?" tanya Ustaz Afwan melalui sambungan telpon. "Lagi di kampus, Ustaz. Baru saja selesai."Ustaz Afwan tersenyum. Sejak dulu dia bwgitu mengangi kepribadian Rayhan. Sosok anak laki-laki yang bertanggungjawab, rajin, sholeh dan tentu saja dia idaman para santri dulu. "Hari ini kamu sibuk?""Tidak, Ustaz. Hari ini Syekh Ahmad sedang perjalanan ke Tarim menemui sahabatnya.""Baiklah. Kalau begitu saya tunggu kamu di rumah ya, Nak. Nanti saya kirim alamatnya."Rayhan menoleh ke sahabatnya. Dia hendak meminta pendapat. Farhan yang tidak tahu apa yang sedang terjadi mengangguk begitu saja."Baik, Ustaz.""Terimakasih, Nak. Saya tunggu di rumah."Rayhan menutup sambungan telpon dengan perasaan gundah. Dia sangat mengenal Ustaz Afwan. Tidak sembarang orang yang bisa bertemu dengannya. Jika ada sesuatu yang serius untuk dibahas, Ustaz Afwan akan mengundang orang tersebut ke rumahnya. Farhan yang tidak mengerti apa-apa terus berjalan tanpa sadar bahwa Rayhan tertinggal jau
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

83

"Bagaimana, Nak?"Selepas kepulangan Rayhan dan Farhan, Ustaz Afwan mendatangi keponakannya yang sejak tadi bersembunyi di balik tirai.Wajahnya berubah menjadi merah merona. Jantungnya berdetak lebih kencang dan desiran halus mulai terasa memenuhi rongga dadanya. "Dia murid paman yang kuceritakan kemarin. Kalau menurut laman pribadi, dia cocok sebagai pendampingmu kelak."Wanita itu tersenyum malu. Dia sengaja menunduk agar pamannya tidak melihat perubahan wajahnya saat ini. "Seperti yang paman katakan, dia memang pemuda yang baik.""Alhamdulillah.""Dia .... memang cocok menjadi pendamping hidup. Wanita siapapun tidak akan menolaknya, Paman.""Paman, Mas Rayhan itu adalah cinta pertama Mbak Humairah."Mata Humairah melebar sempurna. Adiknya Zoya justru membocorkan rahasia itu pada pamannya. Ustaz Afwan mengernyitkan keningnya. Humairah menunduk dalam. Dia saat ini sangat ketakutan. "Apa itu benar, Humairah?"Humairah menggigit bibirnya. Kedua jari telunjuknya saling bertaut. Tub
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

84

"Kamu saja yang mengetuk pintu, Zoya!" bisik Humairah. Saat ini dia begitu gugup."Baiklah. Mbak terlalu penakut," cibir Zoya."Assalamu'alaikum."Tiga kali ketukan namun tidak ada jawaban. Kembali Zoya mengetuk pintu lebih keras lagi. "Wa'alaikumussalam."Ustaz Hanan membuka pintu. Dia tampak baru bangun. Zoya dan Humairah dipersilahkan masuk. Mereka kemudian duduk di ruang tamu. "Paman ke mana, Ustaz?" tanya Zoya."Mas Afwan masih di luar.""Apa masih lama, Ustaz?" tanya Humairah. "Saya tidak bisa memastikan. Kalian tunggu saja di sini."Zoya dan Humairah memilih menunggu. Perjalanan dari kampus ke flat Pamannya memang tidak begitu jauh, hanya saja cuaca hari ini begitu terik. Zoya sibuk membuka lembaran koran yang sedang tergeletak di meja sedangkan Humairah sibuk dengan pikirannya. Waktu terus berputar hingga pintu diketuk dari luar. Ustaz Hanan yang sejak tadi berada di ruang tengah bangkit kemudian membuka pintu. "Cuaca hari ini begitu panas. Kegiatan juga sangat padat,"
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

85

Malam berlalu begitu cepat, akan tetapi bagi Rayhan semua terasa lama. Semenjak kepulangannya dari flat Ustaz Afwan, tidak ada sedikitpun gairah semangat yang dia rasakan. Semuanya terasa begitu berat dilaluinya. Seperti pagi ini, harusnya dia ada jadwal untuk bertemu dengan Syeikh Ahmed, namun kakinya terasa berat untuk melangkah pergi."Kamu tidak jadi ikut?" tanya Farhan saat tengah bersiap-siap bersama dengan kedua temannya. "Ikut," jawab Rayhan datar. "Kalau kamu jadi ikut, kenapa masih duduk di situ? Jangan terlalu lama melamun, Han, ini sudah jam berapa?"Rayhan masih terdiam di tempat. Farhan yang melihat sikap temannya itu mulai kesal. "Han, ayo siap-siap. Kami tunggu."Rayhan dengan langkah berat menuju kamar mandi. Di dalam dia masih merenungi tentang permintaan Sang guru. Hatinya berkecamuk. Dia dilema berat. Menuruti kata hatinya atau titah Sang guru. *Lima brlas menit berlalu, mereka tengah bersiap-siap menuju ke Masjid Al-Azhar di mana Syeikh Ahmed biasa menungg
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

86

"Farhan, Ustaz Afwan ..... menelpon.""Angkat saja. Mungkin ada hal penting yang ingin beliau sampaikan.""Tidak. Ini pasti soal kemarin.""Jangan selalu menduga-duga. Angkat saja.""Tapi—""Kalaupun Ustaz Afwan membahas hal yang kemarin, mau tidak mau kamu harus menghadapinya."Rayhan ragu untuk mengangkat telpon dari gurunya. Keringat dingin mulai keluar dari pori-porinya. Farhan terus meyakinkan sahabatnya untuk segera mengangkat panggilan itu. Kugeser ikon berwarna hijau lalu mengaktifkan speakernya. "Assalamu'alaikum, Ustaz.""Wa'alaikumussalam. Hari ini kamu sibuk?""Hari ini saya ada jadwal bertemu dengan Syeikh Husein, Ustaz.""Hm, kalau begitu, kapan kamu ada jadwal kosong?"Rayhan melirik ke arah Farhan. Dia kemudian menuliskan sesuatu di kertas.JAWAB SAJA APA ADANYA!"B-besok lusa, Ustaz.""Baiklah kalau begitu. Besok lusa saya ingin bertemu."Farhan mengangguk seolah mengerti kegundahan Rayhan."Baik, Ustaz.""Untuk lokasinya, besok saya kabari ya?""Baik, Ustaz."Rayh
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

87

Rayhan dan Farhan pulang dengan perasaan lega. Dia tidak menyangka, Ustaz Afwan justru mendukung keputusannya. "Masalah sudah selesai. Alhamdulillah," seru Farhan. Rayhan masih terdiam. Dia masih tidak menyangka bahwa Humairah adalah keponakan dari Ustaz Afwan. "Tapi, masih ada satu masalah lagi," lirih Rayhan."Apa?""Aku takut, Sofia justru mengkhianati perjuanganku."Farhan berhenti sejenak. Dia meyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "Itu perkara mudah. Jangan mengandalkan Rayyan saja. Kamu lupa, ada adikku yang sedang mondok di sana.""Adikmu?"Farhan mengangguk mantap. "Dia sudah kelas tiga. Dia bisa mencari tahu dan mendapatkan informasi yang akurat.""Rayhan mengerutkan keningnya. "Bagaimana caranya?""Aku juga tidak tahu. Asal kamu mengijinkan adikku untuk mencari tahu, informasi yabg akurat bisa segera kamu dapatkan."Mata Rayhan berbinar. Senyum merekah di wajahnya. Rayhan merasa seolah mendapatkan angin segar. Ternyata Allah masih memberinya kesempatan."Tentu s
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

88

"Apa yang kamu lakukan, Humairah?!"Teriakan Rayhan tentu saja memancing perhatian beberapa mahasiswa yang sedang berada di asrama. Beberapa di antaranya mulai mendekat kala melihat Rayhan membentak Humairah. Sorot mata Rayhan tajam. Tangannya mengepal kuat. Humairah bukannya takut, justru memanfaatkan situasi sekarang. "Harusnya aku yang bertanya. Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu mengajakku ke sini. Katamu di sini sedang sepi. Apa buktinya? Kamu justru mempermalukan aku!"Mata Rayhan membulat sempurna. Bisikan dari beberapa mahasiswa mulai terdengar. Di antara mereka tidak menyangka Rayhan yang terkenal sangat membatasi diri dengan wanita bisa berbuat demikian. Beberapa di antaranya juga tidak mempercayai penuturan Humairah. "Jangan mencoba menfitnahku, Humairah. Kamu tahu kan konsekuensinya?" desis Rayhan. Dia sedang menahan diri agar tidak terpancing. Humairah tersenyum sinis. "Fitnah katamu? Aku wanita terhormat, tidak mungkin aku menjatuhkan harga diriku di sini. Kamu kena
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

89

Waktu terus berputar. Rayhan merasa lega saat ini karena Humairah berhenti mengejarnya. Hal itu bisa dia gunakan untuk fokus pada tugas akhirnya. Rayhan dan Farhan sata ini berada di semester akhir. Itu akhirnya sebentar lagi mereka akan menyelesaikan pendidikannya.Umi dan Abah tidak henti-hentinya menghubungi putranya. Mereka sangat antusias mendengar kabar Rayhan minggu depan akan melaksanakan sidang tutup. "Masya Allah, Nak. Sebentar lagi semua akan selesai. Umi selalu mendoakan kamu di sini.""Abi juga. Kami selalu mendoakan anak-anak kami biar diberi kesehatan, umur yang barokah dan semuanya.""Terimakasih, Abi, Umi. Insya Allah, Rayhan segera pulang."Obrolan terus berlanjut. Hal ini sudah sering terjadi. Terlebih saat ini waktu Rayhan semakin sedikit. "Ya sudah, kami fokus dulu di sana ya, Nak. Nanti kalau ada waktu, hubungi kami.""Insya Allah, Abi.""Assalamualaikum.""Wa'alaikumussalam."Setelah panggilan berakhir, Rayhan memilih tiduran di kasurnya. Matanya terus meman
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

90

"Lusa kami pulang," ucap Farhan saat Humairah datang menemuinya. "Farhan, apa benar Rayhan sudah memiliki kekasih? Bukannya dia tahu bahwa pacaran itu haram?"Farhan tersenyum mendengar pertanyaan Humairah. "Kamu salah paham, Humairah. Benar adanya sudah ada wanita yang diperjuangkan Rayhan. Tapi, bukan kekasih. Rayhan menyukainya dan dia berusaha untuk segera menghalalkan wanita itu.""Siapa wanita beruntung itu?"Farhan mengalihkan pandangan ke arah lain. "Sayangnya Rayhan tidak ingin ada orang lain yang tahu tentang siapa wanita itu."Sungguh menyebalkan. Itu yang tengah dipikirkan oleh Humairah.Hanya untuk menyebutkan nama wanita itu saja, Farhan enggan melakukannya. Padahal hanya nama."Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan memaksa kalian untuk menyebutkan nama dia. Tapi, jangan menghalangiku untuk tetap berjuang.""Maksudmu?""Aku tetap akan berusaha merebut hati Rayhan.""Jangan egois, Humairah! Rayhan juga berhak bahagia. Biarkan dia dengan pilihannya.""Dan biarkan aku ju
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status