All Chapters of Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih): Chapter 91 - Chapter 100

120 Chapters

91

"Hati-hati di jalan, Mas," ucap Faruq. Salah satu mahasiswa yang dekat dengan Rayhan dan Farhan. "Kalian juga, ya, jaga diri baik-baik. Kalau nanti tiba giliran kalian, kita ketemu. Jangan putus komunikasi," pesan Rayhan. "Kami akan terus mengingat Mas Rayhan dan Mas Farhan. Terimakasih atas bimbingannya selama ini," ucap Aidil. Mereka pun saling berpelukan satu sama lain. Rayhan dan Farhan kemudian masuk ke dalam meninggalkan beberapa juniornya yang mengantar mereka. Rasa haru tiba-tiba menyelimuti hati keduanya. Empat tahun yang lalu mereka juga berada di sini. Kini, mereka akan kembali ke Tanah Air. *Pesaeat mendarat dengan sempurna. Perjalanan yang begitu lama memakan waktu hingga sepuluh jam lamanya. Keduanya terbangun saat pilot menginformasikan bahwa mereka kini tiba di Tanah Air. "Alhamdulillah, Han, akhirnya kita tiba di sini," ucap Farhan penuh haru. Senyum terukir di wajah tampan Rayhan. Setelah sekian lama meninggalkan tanah air demi sebuah cita-cita, kini dia ben
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

92

"Ray, bantu aku," pinta Rayhan saat mereka baru saja hendak menuju kelas untuk mengajar. "Bantu apa?"Rayhan mencegat langkah adiknya. Santri yang kebetulan berada di sekeliling mereka ikut berhenti sembari menundukkan kepala saat sadar guru sekaligus cucu Kiyai kebetulan lewat. "Bantu aku untuk mencari tahu soal Sofia."Rayyan membuang wajah. Saat sadar mereka dikelilingi oleh para santri, dia mengajak Rayhan untuk menepi. "Untuk apa?""Ray, kamu jangan pura-pura lupa. Tentu saja untuk menemuinya dan mengatakan bahwa aku sudah siap untuk menikahinya."Mata sipit Rayyan melebar. Seolah waktu berhenti, tubuhnya membeku untuk beberapa saat. Ucalan Rayhan tentu menciptkan nyeri dari dalam dadanya. "Ray!"Rayyan tersentak saat Rayhan memanggil namanya. "Kamu bisa kan bantu aku?"Rayyan memalingkan wajah. Tangannya mengepal kuat. Sebisa mungkin dia menetralisir perasaan yang begitu menyakitkan. Dia mengenal saudara kembarnya. Rayhan tidak akan mudah untuk menyerah begitu saja. Selam
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

93

"Umi mana, Ray?"Rayyan yang sedang sibuk melipat pakaiannya hanya mengendikkan bahu. Rayhan mencari ke segala ruangan hingga dia berhenti tepat di dapur. Santri yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi segera berhenti. Tidak bisa dipungkiri mereka terpesona akan paras Rayhan."Kalian lihat, Umi?""Ustazah sedang di luar, Ustaz.""Sudah lama?""Beberapa menit yang lalu, Ustaz."Saat hendak berbalik, salah satu santri menghentikan langkahnya. "Ustaz, mau dibuatkan minuman apa? Teh atau kopi?"Rayhan mengulas senyum membuat jantung mereka semakin kuat berpacu. "Seperti biasa saja ya."Rayhan kemudian berbalik lalu mencari keberadaan Umi Aisyah. Sementara setelah kepergian Rayhan, para santri heboh di dapur. Wajah mereka berseri karena bisa melihat secara dekat wajah Rayhan. Terlebih bisa berbicara langsung meskipun hanya sebentar."Masya Allah, Ustaz Rayhan cakep pisan, euy.""Senyumnya bikin meleleh," seru yang lain."Iya, pasti teh beruntung nanti yang jadi istrinya.""Emang sud
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

94

"Rayhan."Ustaz Luthfi dan Umi Aisyah saling berpandangan mendengar apa yang dikatakan oleh Ustaz Afwan-sahabat mereka.Ustaz Luthfi tidak menyangka kedatangan Ustaz Afwan tidak hanya bersilaturahmi, akan tetapi ada tujuan lain daripada itu. "Ah, kami sangat menyambut baik tentang keinginan itu. Hanya saja sebagai orangtua, kami tidak bisa memutuskan satu pihak saja. Tentunya kami akan berunding lebih dahulu dengan putra kami."Ustaz Afwan menghela napas. "Sebenarnya, saya sudah melakukan itu dulu waktu masih di Mesir."Alis Ustaz Luthfi menyatu. "Maksudnya?""Keinginan anakku Humairah sudah saya sampaikan pada Rayhan.""Lalu, apa jawaban Rayhan?"Kembali Ustaz Afwan menghela napas berat. Sungguh dia berat melakukan ini. Hanya saja jika mengingat bahwa Humairah terus saja merengek, tentu ini enggang dia lakukan. "Rayhan menolaknya secara halus."Ustaz Luthfi dan Umi Aisyah saling melempar pandangan. "Sejujurnya saya malu, Mas, kembali membahas ini semua. Hanya saja anakku Humairah
last updateLast Updated : 2023-02-26
Read more

95. Tentang Kisah

"Umi, pagi ini abah ingin berkunjung ke kediaman Mas Azzam," ucap Ustaz Luthfi sembari memasang kopiah putihnya. "Dalam rangka apa, Abah?" "Melanjutkan pembicaraan kemarin." Umi Aisyah yang sedang membantu suaminya merapikan baju di lemari, mulai mendekat. "Abah, apa itu tidak terlalu cepat?" "Tentu saja tidak." "Mestinya kita perlu membicarakan ini sama putra kita lebih dahulu, kan? Pendapat Rayhan itu penting." Ustaz Luthfi mendekati istrinya. Ditatapnya wajah wanita yang telah hampir tiga puluh tahun bersamanya. "Sayang, abah sangat yakin, putra kita akan sangat setuju. Kamu lupa, dia samgat menghormati keluarga Mas Azzam." "Tapi, Abah—" "Percaya sama abah ya. Abah pergi dulu." Ustaz Luthfi mengulurkan tangannya kemudian disambut oleh istrinya. Sejak dulu mereka akan begitu hingga kini. Umi Aisyah hanya bisa melihat kepergian suaminya. Dia begitu khawatir saat ini. Takut putranya akan menolak. "Ya Allah, permudahlah segalanya," gumam Umi Aisyah. * "Bunda, tolong
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

96. Kekuatan Cinta

"Maafkan aku, Mas. Sungguh ini adalah sebuah kesalahan terbesar," ucap Sofia di sela isak tangisnya. Rayhan mengelus kepala istrinya dengan penuh kasih sayang. "Aku mencintai kamu, Sofia, lebih dari yang kamu tahu. Aku tidak pernah mempermasalahkan sikap kamu selama ini." Sofia mendongakkan kepalanya. Tampaklah wajah teduh laki-laki yang disia-siakan selama ini. Semakin Rayhan bersikap manis, semakin timbul pula perasaan bersalah itu. "Maaf ...." "Lupakan semua itu, Sayang. Semua sudah berlalu. Aku ingin kita memulai lembaran baru. Menciptakan kisah indah kita bersama dan anak kita. Membangun keluarga yang sakinah mawaddah dan wa rahmah. Kisah indah hingga ke surga. Kamu mau kan?" Sofia mengangguk dan meneteskan bulir air matanya yang sejak tadi menggenang di pelupuk mata. Rayhan dengan sigap membawa tubuh wanita yang sangat dicintainya ke dalam pelukannya. Lagi dan lagi Sofia menangis tersedu. "Maafkan aku sudah membenci kamu selama ini. Aku fikir kamu yang sudah merebu
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

97. Sebuah Rasa

"Dek, Mas kangen sama Abi dan Umi." Sofia yang sedang asyik bermain bersama Fatih, berhenti sejenak. Dipandangi wajah suaminya yang menunduk dalam. Benar, bisa saja Rayhan rindu sebab sudah dua bulan mereka di sini. "Jadi, Mas mau kita ke sana?" Rayhan mengangguk. Sofia sejenak menarik napas dalam. Sebenarnya dia masih enggang untuk bertemu dengan Rayyan setelah dia mengetahui yang sebenarnya. Namun, dia tidak bisa menolak keinginan suaminya. "Baiklah, Mas. Kapan kita ke sana?" Mata Rayhan berbinar mendengar persetujuan istrinya. Dia hampir saja putus asa. "Besok pagi, bagaimana?" "Aku ikut, Mas." Rayhan tersenyum lebar. Dia merentangkan kedua tangannya kemudian memeluk erat. "Makasih, Sayang." "Buat apa, Mas? Aku tidak mungkin menghalangi Mas untuk bertemu orang tua. Meskipun di sana ada Rayyan." *"Ayah, Bunda, kami ijin mau menginap di rumah Mas Rayhan dulu," pamit Sofia. "Boleh, Sayang. Kenapa harus izin?" tanya Ustazah Halimah. "Kami harus izin, Bunda," timpal
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

98. Usaha

"Aku hanya takut Mbak Sofia masih memiliki rasa."Rayyan mendekati istrinya. Tangannya berada tepat di bahu Azizah. Mereka sama-sama memandang lurus ke depan. "Aku yakin Sofia tidak seperti itu. Percayalah.""Tapi, kemarin dia masih mengingat takaran antara kopi dan gula kesukaanmu, Mas.""Itu hal wajar, Azizah."Azizah bangkit kemudian berdiri tepat di hadapan Rayyan. Matanya mulai mengembun dengan tangan mengepal"Wajar katamu? Itu bukan hal yang wajar. Sudah beberapa tahun berlalu dan dia masih ingat? Apa dia lupa aku ini siapa, Mas?""Zah ....""Oh, iya aku lupa. Aku belum mengenal.mas seutuhnya. Belum tahu selera mas sepeerti apa. Apa yang mas suka dan tidak dan—""Cukup, Azizah!"Azizah semakin terluka saat suara Rayyan mulai meninggi. Air mata mengalir begitu deras. Azizah beranjak pergi dan membelakangi suaminya. Dia memilih duduk di tepian ranjang dengan kedua tangan menyangga kep
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

99. Terungkapnya Masa Lalu

"Sofia, aku perhatikan akhir-akhir ini kamu berbeda," tanya Rayyan saat mereka berada di ruang tamu. Sofia yang tengah sibuk merapikan pakaian Fatih hanya melirik sekilas tanpa sedikitpun berucap sepatah kata. Rayyan mengembuskan napas berat. "Apa aku ada salah?"Tangan yang sejak tadi sibuk itu berhenti seketika. "Tolong hargai suamiku. Dia saudara kandungmu sendiri.""Apa maksudmu, Sofia.""Rayyan, berhentilah menyakiti Mas Rayhan!"Bagai diiris sembilu, ucapan Sofia begitu menyakitkan. Sofia segera berdiri dan hendak meninggalkan Rayyan sendiri."Aku tidak pernah menyakiti Mas Rayhan."Sofia menghentikan langkah kemudian berbalik menatap tajam orang yang pernah dia cintai. Tatapan mereka bertemu. Bukan tatapan penuh cinta seperti dulu, akan tetapi tatapan penuh amarah dan Rayyan tidak menyadari itu. "Berhenti untuk pura-pura tidak tahu, Rayyan.""Aku masih belum mengerti.""Selama ini kamu menggantikan posisi Rayhan kan?"Kedua mata Rayyan melebar. Dia tidak menyangka apa ya
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more

100. Pengakuan

"Umi, Sofia ingin bicara.""Apa itu, Nak?""Tadi, ada seorang santriwati yang mendatangiku. Dia datang untuk meminta ijin menjadikan dia adik maduku.""Astagfirullah."Ummi Aisyah menutup mulutnya tak percaya. Gadis jaman sekarang lebih berani dan menutupi rasa malunya. Beda dengan jaman dulu. Pikirnya. "Aku tidak tahu lagi, Umi, bagaimana cara menghadapi gadis itu. Tapi, aku tidak ingin berbagi."Ummi Aisyah menggenggam tangan menantunya. Dia tersenyum."Anakku, jangan khawatir. Putra Ummi tidak seperti itu.""Ummi yakin, Nak, Rayhan sangat mencintaimu dan menjadikan kamu satu-satunyaSofia tersenyum. Dia merasa sangat beruntung memiliki mertua seperti Ummi Aisyah.Sofia menghambur ke dalam pelukan ibu mertuanya. Ummi Aisyah tidak jauh berbeda dengan Bunda Halimah. Penyayang dan juga hangat. "Sofia sayang sama, Ummi.""Ummi juga."*"Ummi, akhir-akhir ini Azizah sering merasa cemburu pada Sofia."Ummi Aisyah mengerutkan keningnya. Tangan yang tadinya sibuk membuka halaman kitab, be
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status