Semua Bab Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih): Bab 101 - Bab 110

120 Bab

101. Bulan Madu Azizah

"Assalamu'ailaikum, Mang."Pria tua yang sedang memotong rumput itu menoleh. Matanya berbinar dengan senyum di wajah tuanya. "Mas Rayyan?""Iya, Mang."Pria bertopi lusuh itu berdiri segera dan menyambut uluran tangan Rayyan. Tanpa ragu Rayyan memeluk sosok itu. "Bagaimana kabarnya, Mang?""Alhamdulillah, Mas, masih diberi kesehatan."Pria tua itu melirik sejenak pada gadis yang tengah berdiri di samping Rayyan. Menyadari hal itu Rayyan melingkarkan tangannya di bahu Azizah. "Kenalkan, Mang, ini istri saya. Azizah.""Assalamu'alaikum, Mang.""Wa'alaikumussalam, Neng. Masya Allah cantik pisan istrinya teh."Keduanya tertawa sedangkan Azizah menunduk malu. "Masuk dulu. Maaf Mamang teh jadi lupa."Mang Hasan namanya. Orang yang selama ini dipercaya keluarga Ustaz Luthfi untuk menjaga villa mereka. Mang Hasan menenteng koper dan berjalan tepat di depan sepasang suami istri itu. Rayyan dan Azizah duduk di sofa ruang tamu. Pandangan Azizah menelisik setiap sudut ruangan."Sebentar ya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-19
Baca selengkapnya

102. Azizah Pingsang

"Kalian terlalu terburu-buru pulangnya.""Maaf, Mang, kami sudah sepekan di sini dan tidak enak rasanya meninggalkan pondok terlalu lama."Azizah yang masih di dalam rangkulan Bi Elis tersenyum saat raut wajah wanita paru baya itu terlihat murung. "Insya Allah kami akan kembali di lain hari, Bi.""Janji ya, Neng.""Insya Allah."Rayyan dan Azizah bergantian menyalami sepasamg suami istri itu. Mang Hasan menenteng koper milik Azizah dan membantunya memasukkan ke bagasi mobil. "Kami pamit dulu ya, Bi, Mang.""Hati-hati di jalan ya."Azizah dan Rayyan masuk di mobil. Keduanya melambaikan tangan dan berlalu meninggalkan sepasang suami istri itu. *Hari bahkan bulan berganti. Mereka kembali ke rutinitasnya masing-masing. Rayyan dan Azizah sama-sama mengajar di pesantren sedangkan Rayhan dan Sofia pun kembali ke pesantren milik Ustaz Azzam."Jadi, kita sebagai seorang muslimah patutnya sangat bersyukur menjadi makhluk yang istimewa. Kenapa? Ada salah satu surah yang dikhususkan untuk wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

103. Malaikat Kecil

"Assalamu'alaikum."Rayyan yang baru saja pulang dari mesjid terpaku melihat istrinya terus menangis dengan posisi sujud. Rayyan segera mendekat. Azizah memeluknya dengan suara tangis seperti tadi. "Ada apa, Sayang? Kenapa menangis?"Azizah masih saja sesegukan. Mulutnya masih belum mampu untuk mengungkapkan isi hatinya.Rayyan dengan sayang mengelus punggung istrinya. Azizah mengurai pelukan dan menatap suaminya. Matamya berembun namun bibirnya melukis senyuman. "Ada apa?"Azizah tak mampu lagi berkata-kata. Diperlihatkannya benda kecil itu. Rayyan meraihnya kemudian melihat dia garis merah itu di depan matanya. "K-kamu ....."Azizah mengangguk. "Iya, Mas. Aku hamil. Anak kita."Rayyan memeluk tubuh istrinya begitu erat. Akhirnya do'a yang selama ini dia panjatkan terjawab sudah. Malaikat kecil yang didambakan siang dan malam kini hadir. Rayyan menangis. Hatinya teeus berzikir menyebut nama Allah. "Alhamdulillah."Rayyan mengurai pelukannya. Dihapus pelan air mata yang Terus m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

104. Ngidam

"Alhamdulillah, kakek turut berbahagia mendengar kabar kehamilan Azizah," ucap Kiyai Jalal. Kiyai Jalal yang sedang terbaring lemah menyunggingkan senyum kebahagiaan. Istrinya masih setia duduk di sampingnya. Pendiri pondok pesantren ini beberapa minggu terakhir sering mengalami sakit-sakitan. Tubuhnya semakin melemah. Itulah kenapa dokter Hanun rajin berkunjung ke sana. "Iya, Kek, mohon do'anya untuk keselamatan istri dan calon anak kami.""Kami akan selalu mendo'akan kebahagiaan dan keselamatan kalian. Jangan lupa, kalian adalah penerus kami nanti."Rayyan terus memijit betis kakeknya yang sudah sepuh sedangkan Azizah duduk di samping Rayyan. Rasa bahagia yang Rayyan rasakan kemarin berubah saat melihat keadaan kakeknya yabg semakin hari semakin melemah. Dia sangat menyayangi kakek dan neneknya. Tiba-tiba bulir bening jatuh tepat di betis Kiyai Jalal. "Kenapa menangis, Nak?"Rayyan terdiam. Mukutnya tak mampu untuk berbicara lagi."Jangan menangis. Apa yang membuatmu sedih?""
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya

105. Cemburu

"Zah, Mas ingin minta izin.""Apa itu, Mas?" tanya Azizah yang tengah sarapan. Rayyan bingung bagaimana cara mengatakannya agar Azizah tidak salah paham.Azizah menikmati bubur ayamnya sembari menunggu apa yang akan dikatakan Rayyan. "T-tadi Mas Rayhan nelpon.""Hm.""Katanya mereka ingin ke sini.""Lalu?"Rayyan kembali terdiam. Keringat dingin mulai bermunculan dari pori-pori wajahnya. Azisha menyadari perubahan sikap suaminya. Dia mengehntikan saraoan dan menatap suaminya yang semakin salah tingkah. "Masalahnya di mana, Mas? Ini kan rumahnya. Kenapa Mas sepanik itu?""Eum, Rayhan memintaku untuk menjemput mereka."Alis Azizah menyatu. Dia tidak mengerti arah pembicaraan suaminya. "Mobil mereka rusak?" tebak Azizah. Rayyan menggeleng. "Lalu?""Rayhan ada kegiatan hari ini dan Mas diminta tolongi untuk menjemput anak istrinya."Selera makan Azizah hilang seketika. Tubuhnya disandarkan pada badan kursi. Matanya menatap lurus Rayyan. Rayyan sudah bisa menebak apa yang akan terj
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya

106. Azizah Cemburu

"Apa kamu masih mencintai, Rayyan?"Mata Sofia membulat sempurna. Dia tidak menyangka Azizah akan melontarkan pertanyaan itu padanya. Azizah menunggu jawaban itu dengan perasaan yang tak tenang. Lama Sofia terdiam, kemudian dia tersenyum. "Bagaimana mungkin aku masih mencintai Rayyan sedangkan hanya Rayhan yang kucintai selama ini?"Azizah terdiam akan tetapi dia belum puas. Dia kembali menatap mata Sofia. "Aku harus meyakinkan kamu berapa kali lagi, Azizah? Orang yang selama ini yang aku cintai itu Mas Rayhan."Ketulusan Sofia membuat Azizah kembali meyakinkan diri. Sofia memeluk tubuh Azizah. Tangannya mengelus lembut punggung Azizah. "Maafkan aku, Sofia. Aku selalu salah sangka padamu.""Tidak apa. Asal kamu sufah paham saat ini."Rayyan yang baru saja menemani Fatih. Matamya menangkap bagaimana Azizah dan Sofia kini saling merangkul satu sama lain. Fatih melepas genggaman tangannya pada jari telunjuk Rayyan. Dia kemudian berlari mendekati Sofia. "Ummah!" Keduanya melepas p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-27
Baca selengkapnya

107. Mencoba Memahami

"Zah, kamu sendiri yang menyakiti dirimu sendiri bukan aku. Kamu yang selalu membuat dirimu sakit."Azizah tersentak mendengar ucapan Rayyan. Dia tidak menyangka Rayyan akan mengatakan itu. "Justru Mas yang menyakiti aku dengan memuji dia.""Dek, jangan terlalu berlebihan. Apa salahnya mengucapkan terima kasih pada orang yang menolong kita?""Tapi dia masa lalumu, Mas."Rayyan mengusap wajahnya kasar. Baginya Azizah saat ini terlalu berlebihan. Rayyan memilih duduk berusaha memahami kecemburuan Azizah. "Maaf. Aku minta maaf kalau aku ada salah."Azizah bergeming. Dia merasa belum puas saat ini. Bukan ini yang diharapkan oleh Azizah. "Aku enggak ada maksud buat bandingkan kalian. Cuma aku mengapresiasi sebagai tanda terima kasihnya aku.""Bayangkan kalau nggak ada Sofia. Aku belum terlatih, Zah. Tolong hargai proses aku.""Lalu perasaan aku, bagaimana, Mas?"Rayyan mengembuskan napas kasar. "Tolong, kali ini saja. Jangan berlebihan."Rayyan meninggalkan Azizah yang menangis tersedu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-28
Baca selengkapnya

108. Kiyai Jalal Meninggal

"Bagaimana keadaan Abah saya, Dok?" tanya Ustaz Luthfi pada dokter Haris. Saat ini Kiyai Jalal ditempatkan di ruang ICU karena terjadi penurunan kesadaran secara drastis yang menyebabkan dia harus menjalani perawatan intensive di rumah sakit.Dokter Haris berusaha menyampaikan secara pelan seperti pada umumnya. Tujuannya agar keluarga pasien tidak merasa syok dan bisa menerima semuanya dengan baik. "Saat ini Pak Kiyai mengalami penurunan curah jantung, irama jantungnya tidak beraturan, juga terjadi kelumpuhan pada otak sehingga terjadi kelumpuhan pada anggota gerak.""Astgafirullah," lirih mereka.Ketiga putra dan putri Kiyai Jalal menunduk lesu. Tubuh mereka seolah tidak kuat lagi untuk berdiri. Ibu Hanifah sebagai putri sulung syok. Tubuhnya meluruh ke lantai. Ibu Hanifa menangis tersedu, dadanya terasa sesak dan nyeri yang luar biasa. Ustaz Luthfi mengangkat tubuh adiknya untuk duduk di kursi. Tangannya mengelus bahunadiknya memberi kekuatan. "Apa .... Abah saya bisa kembali, D
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-29
Baca selengkapnya

109. Kesalahpahaman

"Jangan terlalu kecapean, Zah. Ingat bayimu," pesan Umi Aisyah pada Azizah.Saat ini mereka tengah mempersiapkan tahlilan malam ke tujuh Kiyai Jalal. Azizah yang sedang membantu para santri di dapur untuk persiapan nanti malam tersnyum pada ibu mertuanya. "Iya, Ummi. Aku nggak enak hanya duduk-duduk tanpa membantu," ucapnya sambil mengangkat tumpukan sayur yang baru saja selesai dia cuci. "Tapi, kondisi saat ini rawan untuk keguguran, Zah.""Iya, Zah. Kamu istirahat saja. Biar Mbak yang ada di sini. Kamu dari pagi loh di sini. Ini sudah jam empat sore.""Tak apa, Mbak. Insya Allah semua baik-baik saja."Sofia dan Ummi Aisyah saling melempar pandangan. Mereka memilih berhenti dan berharap semoga semuanya baik-baik saja.Azizah terus bekerja. Dia hanya malu jika hanya duduk, ingat bahwa dirinya dulu seorang santri yang menyambi membantu keluarga Kiyai. **Waktu terus berlalu hingga acara pun selesai. Saat orang lain memilih istirahat, Azizah masih sibuk di bagian dapur. Berulang ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-30
Baca selengkapnya

110. Hilang

"Mas!" teriak Azizah. Saat ini Rayyan masih berada di mesjid. Kajian subuh rutinan yang dibawakan langsung oleh Ustaz Luthfi. "Mas ...."Butir keringat mulai membasahi wajahnya. Azizah kesakitan luar biasa. Wajahnya tampak pucat. Perutnyaa terasa keram. Azizah menggigit bibir bawahnya menahan sakit yang luar biasa hebatnya. Wajahnya meringis kesakitan. "Tolong ...."Sofia yang baru saja pulang dari mesjid lebih awal karena Fatih terus merengek berhenti dejenak saat mendengar samar-samar suara rintihan dari kamar mandi. Sofia mendekat ke arah kamar mandi yang ada di dekat dapur, suara itu semakin terdengar jelas. "Tolong.""Azizah?"Sofia segera mendekat dan mengetuk pintu dari luar. "Zah, buka pintunya!"Azizah berusaha sekuat tenaga untuk berdiri. Sayangnya, tubuhnya teelalu lemah untuk sekedar membuka pintu kamar mandi. Sofia panik. Sebisa mungkin dia mencari cara agar bisa menyelamatkan Azizah. "Zah, apa kamu mendengarku?" tanya Sofia dengan menempelkan telinga ke daun pin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status