All Chapters of Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih): Chapter 1 - Chapter 10

120 Chapters

1. Rencana Perjodohan

"Rayyan, bawa aku pergi!"Rayyan mengernyitkan dahi tak mengerti apa yang dimaksud Sofia. "Bawa pergi ke mana?"Sofia semakin gelisah. Tangannya sibuk memilin ujung khimarnya. Sikap Sofia saat ini justru membuat Rayyan semakin tak mengerti. Perlahan isak tangis terdengar. Rayyan memberanikan diri menatap wajah kekasihnya. "Ada apa, Sofia?" "A-ayah menjodohkan a-aku dengan seseorang," ucapnya dengan suara terbata. Rayyan terdiam. Ini bukan hal yang mudah. Dia begitu mengenal bagaimana watak Ustadz Azzam-Ayah Sofia. Rayyan mengembuskan napas berat. Pandangannya lurus ke depan. Ada rasa yang tak mampu dia ungkapkan. "Rayyan, aku tidak ingin dijodohkan. Kamu tahu rasa ini tertuju untuk siapa. Aku mohon Rayyan, bantu aku!" pinta gadis cantik berbalut khimar cokelat susu dengan gamis berwarna hitam. "Aku harus bagaimana, Sofia? Tidak mungkin aku melawan keinginan Ustadz Azzam.""Bawa
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

2. Dilema

"Abi ingin membicarakan sesuatu pada kalian berdua," ucap Ustaz Luthfi saat mereka berkumpul di ruang keluarga. Semua yang hadir hanya bisa diam menunggu apa yang akan dibahas oleh abi mereka. "Akhir-akhir ini abi sering bertemu dengan sahabat lama abi. Kalian pasti mengenal Ustaz Khairul Azzam bukan?" Mereka spontan mengangguk. "Beliau memiliki seorang putri yang begitu cantik dan shalihah. Beberapa bulan yang lalu baru saja menyelesaikan pendidikannya dan abi memutuskan untuk menjodohkannya dengan salah satu di antara kalian."Rayhan dan Rayyan spontan mengangkat wajah yang sejak tadi tertunduk. Mereka berdua tidak menyangka akan keputusan abinya. Jauh dari dalam lubuk Rayyan, dia begitu bahagia. Dia tidak menyangka bahwa lelaki pilihan Ustaz Azzam adalah dirinya. Dia sangat yakin mengingat Ustaz Azzam begitu dekat dengan dirinya. Senyumnya mengembang dengan perasaan yang sulit diungkapkan.Berbeda dengan Rayhan, dia tidak ingin menerima perjodohan
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

3. Berusaha Menentang Takdir

Sofia terus berusaha menghubungi Rayyan, akan tetapi sudah dua hari berlalu, Rayyan tak kunjung datang untuk menemui ayahnya. Pikirannya semakin kalut. Sofia yakin, tidak membutuhkan waktu lama untuk ayahnya menjalankan rencana perjodohan itu. "Sofia?" tegur seseorang. Sofia menoleh lalu memeluk erat laki-laki ke dua setelah ayahnya. Alfi yang tak lain adalah putra sulung dari Ustaz Azzam. "Kenapa, Dek? Kok sepertinya lagi galau?" goda Alfi. Sofia menuntun kakaknya untuk duduk di sampingnya. Alfi tak berhenti memandangi wajah adik kesayangannya itu. "Mas Alfi belum tahu?" tanya Sofia ragu. "Soal?"Sofia mengembuskan napas panjang. Alfi mengerti kegundahan hati adiknya. Setelah pertemuan itu, ayahnya langsung menelpon putra sulungnya. Tentu Alfi hanya bisa menyetujui keputusan ayahnya. Sofia memandang wajah kakaknya dengan tatapan memohon. Berharap Mas Alfi bisa membantunya. "Sofia dijodohkan, Mas, dengan putra Ustaz Luthfi," liri
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

4. Dinding yang Semakin Menjulang Tinggi

"Maaf, Sofia, sepertinya aku harus berhenti berjuang."Ucapan Rayyan seperti sembilu yang mengoyak luka yang sudah menganga. Begitu perih dan sakit yang dia rasakan. Sofia tak mengerti jalan pikiran Rayyan. Dia sudah berjuang di hadapan ayahnya. Namun, pada kenyataannya, Rayyan menyerah pada takdir. "Maksud kamu apa, Ray?" tanya Sofia dengan linangan air mata yang tak mampu lagi dia tahan. "Mungkin kita harus berhenti sampai di sini, Sofia. Tak baik rasanya menentang restu," lirih Rayyan. Sofia menutup mulutnya berusaha agar suara tangisnya tak terdengar. Hatinya menjerit dan ingin sekali meratapi takdir yang sedang mengintai mereka. Kenapa begitu sulit untuk mempertahankan cinta ini? Sofia merasa berjuang sendirian. Lalu, apa artinya jika yang diperjuangkan justru mengibarkan bendera perdamaian?"Rayyan, aku sudah berusaha memperjuangkannya di hadapan ayah. Barusan ayah memintamu untuk datang menemuinya. T-tapi, kamu malah ....."Sofia tak
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

5. Bunga yang Ditunggu

"Ayah, bukankah dia Rayyan?" tanya Sofia. Ustaz Luthfi tersenyum. "Dia saudara kembar Rayyan."Sofia menutup mulutnya karena tak percaya dengan kenyataan yang ada."Kamu mengenal adikku?" tanya Rayhan. Sofia menunduk. Dia tidak tahu harus berkata apa. Haruskah dia jujur saat ini? Rasanya kurang pantas. Sofia merasa tidak mungkin mengatakan bagaimana mereka saling mencintai. Bagaimana mereka saling membawa nama dalam do'a. Sofia takut itu justru melukai hati calon suaminya. "Aku hanya mengenalnya sebagai murid kesayangan ayah," terang Sofia. "Syukurlah," gumam Rayhan seraya tersenyum. "Nah, karena kalian sudah bertemu, ini adalah kesempatan baik untuk kalian berdua. Untuk mengenal lebih dalam bahkan untuk mengetahui bagaimana rencana masing-masing dari kalian untuk ke depannya, kalian berdua bebas untuk bertanya," jelas Ustaz Luthfi. "Tentu saja di setiap pertanyaan itu, kalian berhak menjawab atau justru tidak menjawabnya jika dianggap
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

6. Desakan Sofia

"Bagaimana, Yah?" tanya Bunda Halimah saat mereka baru tiba di rumah. "Alhamdulillah bulan depan di minggu pertama kita akan melanjutkan proses khitbah." "Alhamdulillah." Kalimat hamdallah disertai senyum yang mengembang terucap dari wanita yang telah melahirkannya itu. Berbeda dengan Sofia, setelah berpisah dari keluarga pihak Rayhan, wajahnya diselimuti oleh mendung. Sepanjang perjalanan, Sofia tak pernah sedikitpun membuka suaranya. Meskipun ayahnya terus saja mengungkapkan bahagianya dia proses pertemuannya berjalan dengan lancar. "Ada apa, Sayang?" tanya Bunda Halimah saat mereka tengah berdua. Sofia memaksakan diri untuk tersenyum. "Tidak apa-apa, Bunda. Mungkin karena Sofia kelelahan." Sofia ijin pamit menuju kamarnya. Bunda Halimah yang menyadari hal itu merasa ada yang tidak beres dengan putrinya. Di dalam kamar, Sofia melampiaskan kegundahan hatinya. Air matanya tak bisa lagi dia bendung. Sebuah bantal sengaja dia tempelkan pada wajahnya agar suara tangisnya t
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

7. Kekasih Untuk Rayhan

"Kam dari mana saja?" tanya Ustaz Azzam pada putrinya tanpa basa-basi. Sofia yang menyadari akan kesalahannya hanya bisa diam membisu. Dia takut jika ayahnya tahu ke mana dia sebenarnya. "Kalau ditanya itu ya menjawab, Sofia. Jangan buat ayah geram.""S-sofia dari stasiun, Ayah," ucapnya takut. "Stasiun? Buat apa?"Sofia mengepal kuat tangannya. Dia begitu sangat takut saat ini. "Maaf, Ayah."Baru saja Ustaz Azzam hendak bertanya, Bunda Halimah segera mencegahnya. "Sofia, kamu masuk ke kamar dulu, Sayang.""Bunda—""Biarkan anak kita istirahat dulu. Pikirannya sedang kalut."Sofia gegas melangkah sembari menarik kopernya. Ustaz Azzam yang melihat itu semua kini sudah paham apa yang baru saja putrinya lakukan. Bunda Halimah berusaha menenangkan suaminya. Dia tahu betul, suaminya sedang dikuasai amarah. Sofia menghilang sejak selepas shalat subuh. Wajar jika ayahnya begitu marah. "Bun, tolong tanya anak kita. Apa yang terjadi sebenarnya," titah Ustaz Azzam sembari mendudukkan dir
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

8. Ikhlas Melepasmu

"Saya terima nikah dan kawinnya Sofia Zahra binti Khairul Azzam dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!""Sah?" tanya Ustaz Azzam. "Tidak Sah!" teriak Rayyan dengan lantang. Semua mata tamu yang hadir mengarah padanya. Rayhan yang sebagai mempelai laki-laki memasang wajah yang tak suka. Rayyan berjalan menuju tempat di mana ijab qobul dilaksanakan. Bisik-bisik dari para tamu pun sayup-sayup terdengar. Ustaz Azzam dan Ustaz Luthfi berdiri dengan wajah penuh amarah. "Harusnya aku yang di sana, bukan Rayhan!""Apa maksudmu?" tanya Ustaz Luthfi. "Abi, aku dan Sofia sudah lama saling mencintai. Lalu, dia kemudian datang menghancurkan semua! Harusnya kamu tidak perlu kembali!"Semua yang hadir tercengang dengan penuturan Rayyan. Sofia yang sejak tadi membisu kini ikut berdiri. Tatapan mereka bertemu. Rayyan mengulurkan tangan hendak menarik Sofia ke sisinya. Akan tetapi Rayhan mencegahnya.
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

9.Malam Pengantin

Sofia terpaku mematut diri di cermin. Dia masih tak percaya semua berlalu begitu cepat. Mulai dari rencana perjodohan hingga hari ini dia sudah resmi menjadi istri Rayhan. Air matanya masih saja mengalir membasahi pipi. Hatinya masih belum sepenihnya menerima sosok yang lain di dalam hidupnya. "Sofia, jangan menangis! Tamu sudah menunggumu sejak tadi. Kasihan suamimu melayani tamu sendiri," tegur Bunda Halimah. "Sofia akan menyusul, Bunda."Sofia segera menghapus jejak air matanya. Sebisa mungkin dia berusaha menyamarkan bekas air mata yang masih menempel di wajah cantiknya. Sofia berjalan pelan menuju tempat resepsi di mana para undangan dan keluarga besar berkumpul. Kedatangan Sofia begitu menarik perhatian. Bagaimana tidak, seorang cucu kiyai pengasuh pondok pesantren ini memang terkenal sebagai bunga pesantren. "Jadi, ini yang namanya Sofia? Masya Allah kamu memang pintar memilih, Han," puji seorang wanita y
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

10. Seatap Tapi Tak Setakdir

"Sofia, saatnya shalat subuh."Rayhan mencoba untuk membangunkan Sofia. Jarum jam sudah menunjuk ke arah angka 5."Sofia."Digoyangkannya sedikit tubuh Sofia. Rayhan mengerti, mungkin karena terlalu kelelahan.Sebenarnya sejak tadi Rayhan ingin mengajaknya shalat malam bersama. Namun, urung dilakukan. Dia berpikir Sofia pasti sangat kelelahan. "Sofia." Rayhan terus berusaha. Hingga Sofia mengerjapkan mata. Sofia tersentak saat mendapati sosok yang lain di depan matanya. Lama baru dia tersadar bahwa sekarang dan seterusnya akan ada Rayhan di sampingnya. "Maaf, aku tahu kamu lelah. Cuma, sekarang waktunya shalat subuh," ucapnya seraya tersenyum. Sofia melirik ke arah jam yang menempel di dinding kamarnya. Segera diubahnya posisi menjadi duduk. "Aku pergi dulu, ya. Sudah telat. Assalamu'alaikum," pamit Rayhan kemudian berlalu meninggalkan Sofia. "Wa'alaikumussalam," li
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status