All Chapters of Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih): Chapter 61 - Chapter 70

120 Chapters

61

"Ustaz, bukankah berpoligami itu diperbolehkan? Lalu, apakah Ustaz, nanti akan melakukannya?"Semua tercengang dengan pertanyaan yang dilontarkan Syafira. Tak terkecuali Rayhan.Semua santriwati mulai gaduh. Mereka menyebut Syafira begitu lancang dan tidak memiliki adab terhadap gurunya. "Kamu sebagai seorang murid harusnya memiliki adab pada gurumu!" tegur salah satu santri yang bernama Faizah. Para santriwati yang lain ikut menyetujui teguran Faizah. "Lalu apa bedanya aku dengan kamu? Kamu menegurku melebihi suara dari guru kita. Bukannya itu juga tak beradab?" balas Syafira lembut namun tegas.Faizah terdiam. Dia merasa Syafira sudah keterlaluan. Dia hanya ingin Syafira menyadari posisinya. Terlebih sosok yang berdiri di depan adalah cucu menantu pemilik pondok pesantren ini.Melihat suasana semakin gaduh karena mereka tak terima pertanyaan Syafirah yang dianggap tak beradab, Rayhan kemudian menginstruksikan agar mereka diam. "Kalian tenang!"Suara gaduh perlahan menghilang. Me
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

62

"Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumussalam, Mas."Rayhan berlalu setelah Sofia mencium tangan suaminya yang baru saja selesai mengajar. Sofia sedikit heran melihat perubahan yang ada pada wajah suaminya. Tak biasanya dia pulang dengan wajah yang begitu mendung. Apa yang telah terjadi?"Ada apa, Mas?" tanya Sofia memberanikan diri saat melihat Rayhan tak kunjung bicara. Rayhan mengembuskan napas berat. Dia menatap langit-langit kamarnya. "Nggak apa-apa. Mas hanya lelah."Sofia berusaha menebak isi kepala suaminya. Sayang, tak ada petunjuk. "Apa ini soal kita?""Ya. Tentang kita," lirihnya.Sofia memperbaiki posisi duduknya. Dia menggenggam tangan Rayhan begitu erat.Sofia dengan lembut mengelus punggung tangaan suaminya dengan sayang."Kamu ingat nggak tiga santri yang beberapa hari lalu?"Sofia berusaha mengingat sosok yang dimaksud suaminya. Tiba-tiba ingatannyalangsung mengarah pada ketiga santriwati. "Aku ingat, Mas. Kenapa?"Rayhan kemudian menceritakan apa yang terjadi di dalam
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

63.

"Maksud kamu?" "Apa hubungan mas dengan mbak Sofia?""Kami tidak punya hubungan apa-apa."Azizah menunduk seraya terisak. Dia kecewa, suaminya bahkan tidak jujur.Rayyan mulai merasa bersalah. Tangannya mengangkat wajah istrinya. Ditatapnya penuh dalam manik mata indah Azizah. "Dek, aku dan Sofia tidak memiliki hubungan apa-apa," ucap Rayyan berusaha menyakinkan istrinya. "Tapi Mbak Sofia masa lalu kamu, kan, Mas?"Rayyan terdiam. Azizah masih terisak. Diamnya Rayyan membuat hati Azizah hancur. "Berarti rumor itu benar?" tanyanya dengan perasaan yang begitu terluka. Rayyan mengerutkan kening. "Rumor apa?""Kalian pernah menjalin hubungan dan justru dipisahkan oleh perjodohan." Kembali Rayyan terdiam. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa rumor itu akan sampai ke telinga istrinya. Sebuah rahasia besar yang berusaha dia tutupi demi menjaga perasaan Azizah. Rayyan tertunduk lesu. Benar kata pepatah, sepintar apapun kita menyembunyikan bangkai, kelak akan tercium juga."Mas, apa it
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

64

"Sofia?" Alis Sofia mengkerut kala membaca sebuah nama yang terukir indah di sebuah buku usang milik suaminya. Jantungnya berpacu dengan cepat. Apakah yang dimaksud suaminya adalah dirinya atau justru perempuan lain? Sosok yang memiliki nama yang sama dengan dirinya. Tangannya mendadak bergetar hebat. Dadanya mulai terasa nyeri. Bagaimana jika nama itu bukan dirinya?Pikirannya melalang buana kala ingatannya tertuju pada ucapan suaminya saat mereka masih berstatus pengantin baru. "Apa dia perempuan yang dimaksud Mas Rayhan dulu?" Tangannya langsung menutup buku usang itu. Matanya mulai berembun. Sesak di dalam dadanya semakin terasa. Air mata itu lolos begitu saja. Tiba-tiba tangan mungil menyentuh pipinya. "Ummah nangis?" tanya bayi tiga tahun itu. Sofia berusaha mengulas senyum. Tangannya dengan cepat menghapus jejak air matanya. "Tidak, Jagoan! Ummah tidak menangis."Sofia memutuskan untuk melupakan saja tentang nama yang mirip dengan namamya itu. Dia kembali merapikan buk
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

65

"Tulisan ini ...." Sofia memperhatikan barisan huruf serat gaya penulisannya. Dia seperti sangat mengenal siapa pemilik tulisan tangan di kertas berwarna merah muda. Sofia mulai membaca kata demi kata yang tertulis di dalamnya. Semakin dia membaca tulisan itu semakin dia merasa seolah terbawa ke masa lalunya.Dia seolah begitu mengenal isi di dalam surat itu. "Ini kan ...." Sofia menutup mulut tak percaya. Kertas berwarna merah muda itu terjatuh di tangannya. Jantungnya berpacu dengan cepat. Tangannya dengan cepat membuka satu persatu kertas yang terlipat berbentuk hati itu. Sofia membaca dan memperhatikan setiap untaian kalimat di dalamnya. "Dari mana Mas Rayhan dapatkan surat-suratku dulu?"Sofia tak menyangka surat yang pernah dikirimkan untuk Rayyan, ada pada Rayhan. "J-jadi selama ini Mas Rayhan sudah tahu hubungan kami? Kenapa dia seolah belum tahu?"Teka-teki kini t
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

66

"Mas tidak pernah sekalipun merebut kamu dari Rayyan. Mas justru merebut kembali cinta pertamaku. Wanita yang kuperjuangkan selama ini adalah kamu, Sofia.""Aku?""Ya, surat-surat itu, Mas lah pengirimnya."Duar. Bagai dihantam keras oleh bebatuan yang begitu besar saat mendengar penuturan Rayhan. Sofia perlahan mundur. Tubuhnya bergetar disertai jantung yang berpacu. Wajahnya berubah pias. "Mas tidak sedang bercanda kan?" tanya Sofia ragu. Akal sehatnya menolak kenyataan yang ada. Padahal bagi Rayhan ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan semuanya. "Buat apa?""Untuk menarik perhatian kamu?" Sofia memilih bungkam. "Kenapa baru sekarang?" Kini, Rayhan yang memilih diam. "Jadi, selama ini ....""Ya, akulah cinta pertama kamu yang sebenarnya. Bukan Rayyan."Sofia terduduk. Akal dan hatinya masih belum menerima kenyataan yang ada. "So
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more

67

"Hari ini setelah membentuk susunan kepanitiaan, kita langsung bergerak ya?" ucap laki-laki yang berperawakan tinggi dengan kopiah putih. "Siap, Kak!" jawab kami serentak. "Insya Allah sekarang H-14, kita harus kerja ekstra demi menampilkan hasil yang terbaik. Saya butuh kerjasama kalian.""Baik, Kak!"Laki-laki yang ditunjuk sebagai ketua panitia tadi mulai membagi tugas kami masing-masing. Sosoknya begitu bersahaja dan santun. Ketika ada yang bertanya, dia akan menjawab dengan tenang. Aku hanya bisa menyinak setiap penjelasan darinya. "Ukhty, namanya siapa?" tanyanya lembut. Aku tersentak dari lamunan kala sosoknya berdiri tepat di depanku."A-aku?" tanyaku ragu. Dia mengangguk pelan. "Sofia Azzahra," jawabku gugup. Jujur saja, ditatap seperti itu membuatku salah tingkah. Jantung ini beroacu dengan cepat. Tubuhku bergetar. Dia lantas tersenyum lalu mulai men
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

68

"Sofia. Nama yang indah," gumamku sendiri kala para panitia membubarkann diri. Tinggal aku sendiri. Aku mengulas senyum kala membayangkan kembali wajah cantiknya. "Astagfirullah."Aku tidak boleh seperti ini. Bukankah membayangkan wajah yang bukan mahram kita adalah dosa? Segera kutepis banyangannya dan terus beristigfar. Lisan ini tak berhenti memohon ampun hingga kaki yang tadinya melangkah menjauh dari aula, berhenti sejenak. "Sofia?"Kuedarkan pandangan di sekitar. Sepi. Jarak aula memang berada paling belakang. Entah dorongan dari mana aku justru memanggilnya. "Ukhty!"Ah, sial! Ini salah bukan? Bahkan aku menghampirinya.Aku sebenarnya mengenal dia. Cucu Kiyai Abdullah. Putri bungsu Ustaz Khairil Azzam. Aku mengajaknya berbincang hingga lisan ini berani mengatakan akan membawa namanya ke dalam doa. Ah, bukankah ini berlebihan atau aku yang terlalu
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

69

Aku tidak tahu apa yang kurasakan saat ini semenjak dia ada di sekelilingku. Dia hadir dengan penuh kejutan lalu kemudian pergi begitu saja tanpa jawaban.Dia selalu begitu. Hadir secara tiba-tiba kemudian pergi meninggalkan sejuta tanya. Apa dia sengaja membuatku terus memikirkan tentang dia?Seperti saat ini, tiba-tiba dia memintaku untuk menemaninya mengurus sisa persiapan untuk pentas nanti. Bukankah ini tugas seorang laki-laki? Bukankah dia itu sangat menjaga batasannya dengan seseorang yang bukan mahramnya?"Kamu kenal dekat dengan Harun?"Aku yang sedang serius mengamati kinerja rekan-rekan panitia tersentak begitu mendengar suara bariton yang kukenal.Saat aku menoleh mataku menangkap sosok dengan pandangan yang begitu dingin. Ya, Siapa lagi kalau bukan sosok ketua panitia yang diidam-idamkan oleh para akhwat."Aku tidak mengenalnya dengan baik. Aku hanya tahu dia adalah salah satu panitia di sini. "Rayhan tidak menggubris ja
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

70

"Rey, aku mau minta tolong dong," ucapku kala kami sedang duduk di bawah pohon. "Apa?" tanyanya dengan tatapan yang begitu dingin.Begitulah dia, wataknya emang jauh berbeda denganku."Aku sedang dekat dengan seseorang. Dia adalah Sofia, cucu dari Kyai Abdullah.""Lalu apa hubungannya denganku?""Aku ingin kamu menjadi kurir untuk kami berdua."Rayyan yang sejak tadi fokus membaca buku karya Habib Umar bin Hafidz menoleh padaku. "Maksudnya?""Iya, selama ini kami sering mengirimkan surat-surat. Ya, selama ini kami melakukan itu secara sembunyi-sembunyi. Aku takut suatu hari nanti kalau ketahuan, aku dan Sofia pasti dihukum lalu aku harus apa?"Aku pun menjelaskan apa yang harus dia lakukan. Dia harus menjadi kurir untuk kami. Setelah melalui beberapa perdebatan, akhirnya dia menyetujui juga tentunya dengan iming-iming dariku. Setelah menulis surat itu, aku menyerahkan pada Rayyan. Dia dengan tata
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status