All Chapters of Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna: Chapter 141 - Chapter 150

225 Chapters

Kemarahan Zainab

Bab 141) Kemarahan Zainab"Benar, Ma. Aku lihat Ilham masih kerja ikut orang tuanya. Apa tidak lebih baik, jika ada uang lebih buat memodali mereka saja?" timpal Faiz. "Buat apa juga kita harus mikir modal? Urusan modal itu urusan keluarganya Ilham. Kita ini pihak perempuan," kilah wanita tua itu."Kalau Mama merasa kita dari pihak perempuan, seharusnya Mama bisa adil dong kepada menantu perempuan mama. Jangan paksa Hanum dan Husna untuk ikut andil membiayai pesta perkawinan Mila. Mereka kan dari pihak perempuan. Aku dan kak Faiz lah yang menjadi pihak lelaki. Kalau memang aku dan kak Faiz hanya bisa bantu sekedarnya, ya udah. Segitu saja, Ma. Kita bikin pesta sederhana saja ya," bujuk Fahri. Jemarinya meraih tangan ibunya yang ditepis kasar oleh Ismah.Wanita itu membalikkan tubuh membelakangi anak dan menantunya, kemudian bergegas masuk ke dalam kamar, meninggalkan anak dan menantunya yang hanya bisa saling berpandangan."Kalian sih. Tuh, kan? Akhirnya Mama marah," sergah Zainab se
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Menggadaikan Sawah

Bab 142) Menggadaikan SawahHanum mendesah. Benar-benar kebiasaan ibu mertuanya. Setiap kali mau pulang ke rumahnya, selalu saja wanita tua itu mencegah. Namun melihat manik mata ibu mertuanya itu sepertinya begitu memohon, Hanum tak tega. Dia mengikuti langkah Fahri yang sebelumnya sudah siap di balik kemudi, keluar dari mobil dan melangkah menuju rumah."Jadi begini, Hanum, Fahri, Mama sudah berpikir untuk tidak merepotkan kalian, anak-anak dan menantu mama. Namun Fahri, kita ini punya keluarga, kerabat. Pesta perkawinan itu tempatnya untuk mengumpulkan kerabat, terutama kerabat mendiang ayahmu. Apa kata keluarga nanti, seandainya pernikahan Mila tidak dirayakan, hanya selamatan biasa gitu? Mama tidak bisa membayangkan, Fahri." Ismah menelan ludahnya. Sebenarnya dia berat untuk mengatakan ini, tapi ia tidak punya pilihan. Dia tidak mungkin memaksa Hanum, karena sekarang bukan cuma Fahri yang membelanya, tetapi juga Faiz dan Husna.Hanumlah yang memodali Husna, sehingga akhirnya Husn
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Menggadaikan Sawah (2)

Bab 143) Menggadaikan Sawah (2)"Kamu memang selalu berbelit-belit. Bilang saja kalau kamu tidak mau membantu Mama, padahal dengan membantu Mama kamu akan mendapat keuntungan lebih. Mama memintamu membantu itu tidak gratis!" Suara Ismah kembali meninggi.Ah, sikap manisnya barusan ternyata hanya sesaat. Begitu mudahnya Ismah kembali ke sikap aslinya, pemarah dan arogan."Bukan begitu, Ma." Hanum menelan ludah, berusaha membasahi tenggorokannya. "Aku pasti akan bantu Mama, tapi masalahnya sawah itu punya Mila dan itu menyangkut masa depannya juga. Sudah sewajarnya jika Mila harus dilibatkan, setidaknya Mila harus tahu dan Mama minta izin dulu untuk menggadaikan sawahnya, walaupun uangnya buat kepentingan Mila sendiri. Aku nggak mau sembarangan, lagi pula ke depannya aku tidak mau disalahkan. Aku tidak mau seandainya nanti Mila ngamuk-ngamuk karena sawahnya....""Banyak omong kamu ya! Sudah! Sekarang kalian boleh pergi. Nanti kalau Mila sudah pulang, Mama akan bilang kepadanya. Tapi ka
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Keputusan Hanum

Bab 144) Keputusan HanumBerhubung merasa tidak enak menjelaskan semuanya lewat telepon, akhirnya Fahri dan Hanum kembali ke kampung itu seminggu kemudian. Capek?Tentu saja, tetapi kali ini adalah akhir pekan sehingga Fahri tidak perlu ambil cuti lagi.Ismah dan Zainab menyambut kedatangan keduanya dengan penuh harapan. Tentu saja, karena mereka melihat wajah Hanum dan Fahri yang berseri. Buat Ismah dan Zainab, ini adalah pertanda baik. Bahkan hari ini Ismah sampai mau menggendong cucunya, satu hal yang tak pernah ia lakukan kecuali dulu saat mengunjungi rumah orang tua Hanum untuk yang pertama kali, saat Adzkar masih bayi."Bagaimana, Hanum? Kamu bersedia, kan?" todong Ismah tak sabar."Aku bersedia, Ma, tapi....." "Alhamdulillah...." Suara Ismah dan Zainab berbarengan. Mereka saling berpandangan. Terbayang di benaknya uang 25 juta yang akan segera mereka belanjakan untuk mempersiapkan acara pesta perkawinan Mila. Keinginan mereka untuk menyelenggarakan pesta besar-besaran akan se
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Rencana Yasmin

Bab 145) Rencana YasminHarapan Ismah yang semula layu karena keputusan Hanum kini mulai mekar kembali.Yasmin.Tak pernah terpikirkan oleh Ismah akan sosok itu. Yasmin memang tidak pernah muncul kembali ke kampung ini setelah ia pergi tempo hari. Dia pikir ia sudah kehilangan kontak dengan Yasmin. Ismah tidak menyangka jika Zainab masih menyimpan nomor ponsel wanita itu.Zainab menggulir layar kemudian segera mendial nomor Yasmin. Panggilan segera tersambung dan senyum Ismah kian merekah saat mengetahui kesediaan wanita itu."Ah, akhirnya masalah bisa selesai. Begini kan enak. Kita tidak perlu lagi mengharapkan Hanum," komentar Ismah saat ia mengekor langkah Zainab menuju dapur. Mereka bermaksud akan menyiapkan makan malam."Iya juga ya, Ma. Kok kita sampai nggak kepikiran dari awal untuk minta bantuan Yasmin saja? Kalau minta bantuan sama Hanum mah, jangan harap. Berurusan sama Hanum cuma menguras emosi saja. Mama masih ingat, kan, tadi dia bilang apa?" cibir Zainab. Dia mengambil
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Analisa Rudi

Bab 146) Analisa Rudi"Apa? Gudang kebakaran?!"Wanita itu langsung melupakan hasratnya untuk mandi. Dia segera bergegas memasukkan barang-barang penting ke dalam tas, kemudian berganti pakaian. Yasmin meraih tubuh putrinya, Tania dan segera mengunci pintu rumah, setengah berlari menuju mobilnya.Untung saja mobil itu mesinnya sudah ia panaskan sebelumnya, sehingga tak memakan waktu lama kemudian dia sudah bisa meninggalkan rumahnya menuju tempat usaha yang berjarak sekitar 5 km.Api masih membumbung tinggi saat ia datang, melahap apa saja yang masih tersisa. Yasmin tertunduk lemas di tanah, menyaksikan bangunan yang selama ini menjadi tempat ia mencari nafkah rata dengan tanah. Tercium aroma kain yang terbakar bersama dengan hawa panas yang menyergap kulitnya.Rudi berlari kecil menyambut kedatangan Yasmin, menariknya agar menjauh dari tempat itu."Apa yang sudah terjadi, Rudi?" Suara Yasmin bergetar."Aku tidak tahu, Mbak. Yang jelas ketika aku bangun tidur, aku merasa panas di seke
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Berita Buruk

Bab 147) Berita Buruk"Kamu yakin akan mengambil dekorasi model begini?" Mulut Zainab ternganga melihat harga yang tertera di di layar ponsel. Foto dekorasi pelaminan itu terlihat sangat bagus, mewah dan elegan, tapi harganya...?"Yakin dong, Kak. Aku sangat menyukai ini. Dekorasi model ini sama dengan acara kawinannya si Ratih kemarin. Aku juga pengen, Kak," rengek Mila."Tapi harganya, Mila?! Kamu tidak lihat, berapa harga dekorasi ini? Kenapa tidak cari yang lebih murah saja?" tawar Zainab."Tapi itu sudah sepaket, Kak. Rias pengantin, baju pengantin, terus dekorasi kamar pengantin, juga dekorasi dan rias untuk acara antaran jujuran. Semua udah komplit," bantah Mila. Dia tidak mau tahu. Kakak dan ibunya harus menyetujui, karena dia tidak mau kalah dengan Ratih, temannya yang anak orang kaya itu."Tapi itu totalnya 20 juta, Mila. Kenapa tidak cari paket yang lebih murah? Cari yang 15 juta saja. Kakak rasa itu juga tidak kalah bagus," ujar Zainab mulai gusar. "Kalau paket yang 15 ju
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Menuruti Hanum

Bab 148) Menuruti Hanum "Apa? Gudang kamu kebakaran?" Ismah merebut ponsel Zainab. "Iya. Ini musibah, Ma. Maaf banget, aku jadi tidak bisa membantu kalian, tapi nanti pas hari H, aku usahakan datang ke pesta kawinannya Mila dan...." Tut. Sambungan telepon langsung diputuskan sepihak oleh Ismah. Wajah keriput wanita itu seketika merah padam. "Bagaimana ini, Ma?" tanya Mila dan Zainab berbarengan. Mila menatap gelisah layar ponsel. Dia baru saja selesai membuat janji ketemu dengan Mbak Resti, sementara Zainab menatap nanar catatan rencana belanjaannya. "Kurang ajar! Ini pasti tidak benar. Ini pasti hanya akal-akalan Yasmin supaya ia bisa mengelak dari Mama. Dia memang tidak mau membantu Mama!" pekik Ismah tak terima. "Tidak, Ma. Ini benar. Gudang Yasmin memang kebakaran." Zainab buru-buru menggulir layar. "Coba lihat." Zainab mendekatkan ponsel kepada ibunya. Yasmin membuat status di aplikasi dengan menayangkan video saat gudangnya kebakaran. "Jadi benar?" Tubuh Ismah seketik
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Keren Tapi Hasil Malak

Bab 149) Keren Tapi Hasil Malak"Ngapain sih pakai foto prewedding segala? Mila, kamu jangan menghamburkan uang untuk keperluan yang tak penting!" Fahri mengingatkan."Kakak sih kurang update. Sekarang udah zamannya, Kak. Sebelum pernikahan itu, harus foto prewedding dulu. Nanti foto itu akan ditaruh di undangan. Jadi undangan kita akan terlihat eksklusif, bukan cuman undangan yang gimana, gitu.... Kalau nggak ada foto kita di undangan kan kelihatan nggak berkelas," sahut Mila cemberut. Dia masih tak bergerak dari tempatnya berdiri dengan posisi tangan menadah macam pengemis saja."Emangnya kamu butuh berapa, Mila?" tanya Hanum akhirnya. Dia memutar bola matanya malas. Tangannya bergerak mengambil remote untuk membuka jendela kaca mobilnya."Satu juta, Kak. Itu pun aku ambil paket yang murah saja. Jadi nanti lokasi pemotretannya nggak di luar kota, cuman di sekitar sini saja. Makanya bisa dapat murah. Kita kan harus hemat," sahut Mila."Hemat gundulmu! Tetap saja uang satu juta itu ad
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Salah Langkah

Bab 150) Salah Langkah"Kenapa, hmmm...? Kamu terlihat kaget. Memangnya ada yang salah dengan kedatanganku?" selidik Andi. Wajah adik tirinya itu terlihat tegang."Tidak apa-apa, Bang." Zidan tergagap. Dia mempersilahkan Andi masuk ke dalam. Zidan menutup pintu, sementara Andi langsung ngeloyor menuju sofa di sudut ruangan.Ruangan bercat abu-abu ini minim hiasan, hanya ada meja dan kursi kerja untuk Zidan, satu set sofa dan sebuah lemari. Sepintas terlihat begitu sederhana untuk ukuran ruang kerja CEO seperti Zidan."Ada masalah apa?" selidik lelaki itu."Tidak ada masalah apapun di pabrik. Baik dari sistem produksi maupun quality control, semuanya terkendali," sahut Zidan. Dia berpikir, Andi menanyakan soal kinerjanya."Bukan itu maksud Abang. Zidan, sepertinya kamu memiliki masalah dalam hidupmu...."Zidan menggeleng cepat. "Aku akan menyelesaikannya sendiri. Abang tidak perlu turut campur.""Bukan begitu maksud Abang, Zidan. Abang hanya tidak ingin kamu salah langkah!""Salah lang
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status