Semua Bab Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna: Bab 131 - Bab 140

225 Bab

Memodali Husna

Bab 131) Memodali HusnaSesaat Hanum terdiam, mencerna apa yang diucapkan oleh Husna. Husna benar. Seseorang yang tidak pernah berjualan pasti akan merasa malu untuk menawarkan barang dagangannya. Husna bukanlah Hanum yang sudah terbiasa dengan dunia marketing. Memang tidak terlalu mudah bagi orang dengan karakter introvert seperti Husna."Ya sudahlah, Kak. Gimana kalau Kakak aku modalin saja? Kemarin kan semua peralatan bekas aku jualan dulu udah dijual sama Mama, jadi nanti kita ke toko, beli kompor dan lain-lainnya, bisa di bantu oleh kak Faiz juga," tawar Hanum akhirnya."Ya, begitu juga bagus." Husna gembira. Akhirnya keinginannya akan tercapai.Dulu dia sempat kesal karena semua peralatan Hanum dijual oleh ibu mertuanya, padahal Hanum sudah menjanjikan itu kepadanya. Rengekan Yurni yang ingin berjualan di sekolahnya juga membuatnya pusing. Mereka tak punya uang untuk modal. Semua uang habis untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk membayar cicilan motor yang dipakai oleh Mila, patu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-31
Baca selengkapnya

Menepati Janji

Bab 132) Menepati Janji "Membantu orang tua itu tidak melulu perkara uang, Bu Ida. Banyak cara lain untuk membantu." Hanya itu kata-kata Hanum. Dia memilih untuk mengangkat beberapa barang yang berada di teras rumah itu. Wanita itu merengut. Beberapa tetangga saling berpandangan, entah sepakat atau tidak dengan kata-kata Hanum. Sementara Ismah langsung memilih pergi setelah menantunya masuk ke dalam rumah itu. "Awas ya, Kak Husna. Jangan sampai bocor kepada siapapun jika modal semua ini dari aku. Khawatirnya nanti Mama berulah lagi," lirih wanita itu mengingatkan. Sejujurnya ia masih menyayangkan insiden tempo hari saat sang ibu mertua menjual barang-barangnya. Lebih dari sekedar itu, Ismah tidak juga sadar, padahal tempo hari dia sudah tertipu. Niat hati ingin mendapatkan uang banyak, tapi ternyata hanya uang 100 ribu yang bisa diterimanya. Ismah tak juga menyadari jikalau semua itu merupakan teguran dari Tuhan untuknya. "Beres lah. Kamu tenang saja, jangan khawatir." Husna mene
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-01
Baca selengkapnya

Anakku Makan Ampas

Bab 133) Anakku Makan AmpasKeduanya mengulum senyum tanpa sedikitpun menanggapi, melainkan langsung melangkah mendekati Bunda Nia. Masing-masing mengambil sebuah pisau dapur, kemudian mengiris sayur kol, wortel dan timun. Hari ini Zainab akan membuat acar sayur sebagai pendamping lauk. Lauk utama untuk acara malam ini adalah ayam masak karih."Sabar, tidak usah ditanggapi. Kalian nggak salah kok. Biarkan saja anjing menggonggong, tetapi kafilah akan tetap berlalu," bisik Bunda Nia. Namun bisa terdengar di telinga Hanum dan Husna."Udah kebal, Bun," lirih Husna seraya melirik ibu mertua dan kakak iparnya."Ya, karena kamu yang lebih duluan masuk ke dalam keluarga ini, tentunya jauh lebih paham," lirih Bunda Nia, setelah itu tertawa kecil."Bunda bisa aja," gurau Hanum menimpali.Ketiganya tertawa bersamaan seolah tanpa beban. Derai tawa yang ternyata menarik perhatian Ismah yang tengah asyik membumbui ayam di sebuah baskom besar."Apa ada yang lucu? Kenapa kalian ini ketawa-ketiwi? La
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-02
Baca selengkapnya

Macet

Bab 134) Macet"Sudah, sudah, jangan berdebat. Tidak dengar apa, Fahri lagi membaca doa?" Bunda Nia lekas menengahi. Wanita tua itu segera menggenggam tangan Hanum, memintanya untuk diam."Maaf, Bun," lirih Hanum. Mendadak ia merasa bersalah karena terbawa emosi.Wanita berwajah keriput itu hanya melempar senyum.Hanum memundurkan letak duduknya agak ke pojok, karena Adzkar semakin aktif. Dia merengek ingin memainkan piring-piring berisi hidangan. Pembacaan doa selesai dan hidangan pun segera di bawa ke ruang depan."Kamu makan dulu, Sayang. Belum makan, kan?" tegur Fahri meraih putranya dari gendongan istrinya. Saat itu acara sudah selesai dan para tamu sudah pulang."Belum, Kak. Tunggu acaranya selesai, biar bisa gantian sama Kakak. Dari tadi anak ini sangat aktif. Kalau nggak dijagain bisa-bisa dia mengacau seisi dapur." Senyumnya kecut."Justru itu. Lebih baik dia makan ikut kamu. Kamu makan, Adzkar juga makan. Kamu bisa makan sambil menyuapi Adzkar. Beres, kan? Nggak perlu nunggu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-03
Baca selengkapnya

Apakah Itu Yang Dinamakan Cinta?

Bab 135) Apakah Itu Yang Dinamakan Cinta?Entah wanita itu bisa mengenalinya atau tidak, tetapi Zidan jelas mengenali Hanum, karena ia seringkali mendengar Yasmin menyebut nama itu. Lucunya, justru Yasmin menyebut Hanum sebagai pelakor. Yasmin menganggap Hanum sebagai dalang, penyebab gagalnya perjodohan dengan Fahri tempo hari. Zidan juga pernah melihat foto pernikahan Fahri dengan Hanum dari ponsel Yasmin yang sehari-hari memang tidak terkunci.Hubungan Fahri dengan Yasmin memang rumit, meski Zidan merasa lebih rumit lagi hubungannya dengan Yasmin. Menjadi suami bayaran bukan sesuatu yang patut dibanggakan. Zidan merasa sudah mempermainkan pernikahan. Salah satu sudut hatinya merasa jika ini salah. Dia ingin sekali memperbaikinya. Namun Yasmin keras kepala dan tetap berpegang teguh bahwa Zidan hanyalah suami bayaran, suami yang ia bayar untuk menutupi aibnya.Apakah ia memang terlalu muda untuk Yasmin atau karena ia miskin? Jika miskin yang menjadi penghalang, bukankah Fahri pun jug
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-04
Baca selengkapnya

Menjaga Warisan Papa

Bab 136) Menjaga Warisan PapaAndi mengeluarkan sebuah map dari dalam tas yang di bawanya, lantas menyodorkannya ke hadapan Zidan."Papa tidak pernah melupakan kalian. Papa sengaja menahan diri untuk tidak menemui kalian, bukan karena takut sama Mami Windy. Memang, Mami Windy lah yang selama ini memegang kendali atas perusahaan Papa, tetapi itu bukan satu-satunya alasan kenapa Papa tidak pernah menemui kamu dan Mama Ratih," jelas Andi gamblang."Lalu?" sela Zidan acuh. Dia menatap sekilas map tersebut tanpa ada minat untuk membukanya."Papa sengaja menunggu waktu yang tepat untuk menemui kalian, yaitu saat dia, kamu dan Mama Ratih sudah siap untuk kembali bertemu. Sayangnya Mama Ratih keburu meninggal dunia. Papa mempersiapkan semua ini untuk kamu, karena Papa tahu kamu juga masa depannya. Ini adalah aset Papa, khusus untuk kamu. Aset yang tidak pernah diketahui oleh Mami Windy. Dan Papa menyerahkan ini kepadaku menjelang akhir hayatnya. Terimalah, ini milikmu." Andi meletakkan map it
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-05
Baca selengkapnya

Awal Dari Pencapaian

Bab 137) Awal Dari Pencapaian"Ide apalagi sih, Ma?" Hanum menatap malas ibunya, bibirnya mengerucut. "Jangan mengada-ngada, Ma. Banyak hal yang sudah terjadi tapi tak ada yang bisa menyadarkan mereka. Selalu saja aku yang disalahkan atas segala hal buruk yang menimpa mereka. Aku nggak tahu harus gimana lagi, Ma.""Setiap manusia itu punya harapan untuk berubah," balas Filza."Kapan berubahnya, coba?" Hanum memejamkan matanya sesaat. Rasa lelah yang mendera sepanjang perjalanan membuatnya mengantuk. Tanpa sadar ia merebahkan diri di bahu sang ibunda."Aku tuh nggak muluk-muluk, Ma. Cukup mereka tidak menggangguku. Aku juga tidak butuh pujian ataupun support. Aku hanya ingin mereka diam atas apa yang aku lakukan. Oke, kalau cara hidupku tidak sama dengan mereka, tapi bisa nggak sih mereka diam dan membiarkan aku hidup dengan caraku sendiri?"Hanum menghembuskan nafasnya. Hembusan nafas yang terasa di kulit wajah Filza membuat hati wanita setengah baya itu trenyuh. Dia tahu selama ini H
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

Mengikuti Jejak Hanum

Bab 138) Mengikuti Jejak HanumBahkan Hanum masih sempat mengajak Adzkar untuk mampir di taman bermain. Mereka benar-benar menikmati perjalanannya kali ini, sebelum akhirnya harus berhadapan dengan orang-orang yang bakalan menguras emosi dan perasaan. Hanum tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya, meski reaksi ibu mertua dan ipar-iparnya sudah bisa ia tebak.Selepas dari taman bermain, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini Fahri sengaja memakai jalur fery, sehingga ia bisa istirahat sejenak selama berada di kapal penyeberangan itu. "Hanum!" teriak Husna menyongsong kedatangan Hanum. Kedua wanita itu berpelukan."Wow.... Aku tidak menyangka kamu datang, padahal kan ini acara tidak penting-penting amat. Aku kira kamu datang pas akan akad nikah saja." Wanita itu berbisik. Dia menggiring Hanum masuk ke dalam rumahnya, alih-alih menuju rumah ibu mertuanya."Sebenarnya itu cuma alasan aja. Intinya sih aku ingin menemui kalian," balas Hanum. Dia duduk begitu saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

Acara Lamaran Untuk Mila

Bab 139) Acara Lamaran Untuk Mila Selepas ashar, semua anggota keluarga sudah berkumpul. Hanum dan Fahri, Zainab, Faiz dan Husna, kecuali Diana dan Aziz, karena mereka tak mungkin datang. Ada juga beberapa tetangga yang diundang. Ismah nampak bahagia dan mengumbar cerita tentang calon menantunya kali ini. Tak lupa memuji-muji Mila yang ia nilai pandai mencari calon suami. Tak lama mereka menunggu. Sebuah mobil berwarna silver memasuki halaman. Senyum Ismah seketika surut saat tidak melihat calon besannya, haji Badrudin di antara orang yang datang. Hanya terlihat seorang lelaki tua yang belakangan diketahui Ismah sebagai sepupu haji Badrudin. Dia merupakan lelaki satu-satunya, sementara nampak dua orang wanita paruh baya di belakangnya. Ada lagi seorang wanita berusia kira-kira 30 tahunan tampak berjalan mengiringi di belakang dua wanita paruh baya itu. Setelah mengucapkan salam dan basa-basi sebentar, mereka semua duduk saling berhadapan. "Maksud kedatangan kami adalah untuk melama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Baca selengkapnya

Perkara Jujuran

Bab 140) Perkara Jujuran"Ya, memangnya siapa lagi?" tegas Ismah mengacungkan telunjuknya ke arah Hanum. "Untuk urusan seperti ini, kamulah yang paling bisa diandalkan.""Tolonglah, Ma. Jangan bawa-bawa Hanum," sela Fahri."Tapi dia menantu Mama yang paling kaya....""Tapi bukan berarti dia harus menanggung semuanya. Ini nggak adil untuk Hanum. Sudahlah, Ma. Jangan memaksakan diri untuk menyelenggarakan acara besar yang kita tidak sanggup menanggung biayanya. Sudah tahu cuman diberi jujuran segitu, ya jangan macam-macam. Kita bikin acara sederhana saja.""Loh, loh! Kamu ini bagaimana sih? Mau ditaruh di mana muka Mama di hadapan keluarga besar kita? Kaum kerabat kita pasti akan menanyakan kenapa anak bungsu Mama hanya di nikahkan secara sederhana. Malu, Fahri!""Tapi dari mana biayanya, Ma? Uang 15 juta itu hanya cukup untuk dekorasi dan pelaminan saja, belum lagi belanja dan keperluan yang lain. Memangnya kalian semua di sini mau menanggung semua kekurangannya?" Fahri menatap Faiz da
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
23
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status