All Chapters of Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna: Chapter 121 - Chapter 130

225 Chapters

Memberi Harapan

Bab 121) Memberi HarapanNamun tak ada tanggapan, hanya suara air yang mengalir, pertanda Hanum sudah memulai ritual mandinya.Sampai keduanya selesai makan malam, suasana canggung masih juga terasa. Fahri mengekor langkah istrinya nenuju kamar mereka."Sayang, katakan apa salahku? Kenapa hanya diam...?"Hanum tak menjawab, malah memberi isyarat suaminya untuk diam. Wanita itu menepuk punggung putranya, sebelah tangannya memegang botol dot. Bocah lelaki itu menyedot cairan kesukaannya sembari memejamkan mata.Setelah Adzkar tertidur, Hanum melepaskan dot dari mulut putranya, lalu mencium kening putranya penuh kasih sayang."Seharusnya Kakak bisa membedakan antara menolong dan memberi harapan." Hanum beringsut menjauh dari tubuh Adzkar, duduk di sisi sang suami."Memberi harapan?!" ulang Fahri. "Memberi harapan kepada siapa?" Sedetik kemudian ia ingat insiden rumah sakit. Memang, setelah mereka keluar dari rumah sakit dan sepanjang perjalanan, Hanum menjadi irit bicara."Yasmin?" Fahr
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Tak Ada Cara Lain

Bab 122) Tak Ada Cara LainYanti mempercepat langkahnya demi meraih Zaid dan memapahnya masuk ke dalam mobil, tak lupa ia menyelipkan amplop itu ke dalam saku celana Zaid. Biarlah. Semoga saja uang itu masih bermanfaat untuk adik tirinya. Jikalau Zainab tidak mau menerima, bukankah Zaid juga berhak menerima pemberian dari paman dan bibinya?Yanti menghela nafas lega. Syukurlah aksinya barusan tak ketahuan dua wanita itu, lantas memicu insiden yang tak diinginkan.Mobil berjalan memutar hingga akhirnya meluncur keluar dari areal parkir. Yanti melambaikan tangan sebelum mobil Farhan lenyap dari pandangannya. Selepas itu, ia pun melangkah menuju motor yang terletak tak jauh dari tempat ia berdiri.Dia harus pulang. Sudah tak ada lagi yang bisa dilakukannya kecuali berharap semoga Zaid baik-baik saja.Farhan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, sesekali ia melirik ke belakang. Nampak Zaid duduk dengan tambahan bantal di belakang dan samping kanannya. Dia pun merasa iba. Tak tega
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Menemani Sarapan

Bab 123) Menemani sarapanFahri baru saja menekan tombol berwarna hijau. Namun mendadak terdengar suara ketukan dari luar. Seorang lelaki muda yang bertugas membersihkan bangunan ini berdiri di depan pintu."Maaf Ustadz, ada yang mencari Ustadz di luar," beritahunya. Kepalanya tertunduk."Ada yang mencari saya?" Sepasang alisnya terangkat. Siapa yang mencarinya pagi-pagi begini? Fahri menekan ikon telepon berwarna merah di layar ponselnya."Betul Ustadz. Katanya dia keluarga Ustadz dari kampung," imbuhnya."Keluarga saya?" Benaknya langsung tertuju kepada Zaid. Sekarang hanya Zaid yang menjadi sumber masalah di keluarganya.Fahri bergegas melangkah keluar. Di luar suasana masih sepi. Belum terlihat aktivitas di sekitar tempat ini, kecuali mungkin di area asrama . Para santri sudah mulai melakukan aktivitas sejak pukul 04.00 pagi sebelum shalat subuh.Sesosok perempuan berjilbab nampak berdiri menyandar santai di samping mobil sembari menggendong seorang balita perempuan."Yasmin?" Fah
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Cinta Itu Perlu Siasat

Bab 124) Cinta Itu Perlu Siasat"Kamu pikir bisa seenaknya begitu terhadap suami orang?!" Hanum melenggang begitu saja menghampiri dua orang yang tersentak kaget dengan kedatangannya, bahkan Fahri seketika berdiri. "Sayang...." Refleks lelaki itu meraih tangan istrinya. Namun segera ditepis oleh Hanum. "Lepas, Kak. Aku butuh bicara dengan wanita ini, supaya dia jangan semena-mena dan mau menghargai rumah tangga orang lain." Hanum meraih Tania dari pangkuan Yasmin kemudian melambaikan tangan kepada Bibi Diah yang juga tengah menggendong Adzkar. Hanum memberikan Tania kepada bibi Diah, kemudian menyuruhnya segera meninggalkan kedai. Yasmin mencoba mengejar putrinya, tapi segera dihadang oleh Hanum. "Tenanglah, anakmu aman dengan asisten rumah tanggaku. Dia tak akan berbuat jahat. Aku melakukan ini karena anakmu tidak perlu menonton pertengkaran orang tuanya. Sekarang mari kita duduk," ucap Hanum penuh penekanan. Dia menunjuk bangku di depannya. "Apa mau kamu, Hanum? Kenapa kamu bisa
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Berenang Di Lautan Cinta

Bab 125) Berenang Di Lautan CintaIstrinya benar. Andai saja malam itu Hanum tidak datang ke rumah haji Alwi dan menggagalkan pernikahannya dengan Yasmin, mungkin ceritanya akan berbeda. Dia akan kehilangan Hanum dan membina rumah tangga dengan Yasmin yang tidak pernah ia cintai, bahkan mungkin ia akan menganggap Tania seperti anak kandungnya sendiri, karena tidak tahu bahwa Tania sebenarnya bukan berasal dari benihnya.Sebagai seorang istri, Hanum memang cukup cerdik. Dia pun tidak menuruti egonya seperti wanita-wanita lain yang kalap saat mengetahui rencana suaminya akan menikah lagi. Justru ia selalu mencari solusi untuk mempertahankan rumah tangganya. Untuk hal yang satu itu, istrinya patut diacungi jempol."Seperti halnya Yasmin, Kakak pun juga di hadapkan oleh dua pilihan. Tetap memberi akses kepada Yasmin dan Tania untuk bertemu dan berhubungan dengan Kakak, tentu dengan resiko kehilangan aku dan Adzkar. Atau menutup rapat-rapat akses komunikasi dengan Yasmin dan Tania, demi te
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Makan Di Restoran

Bab 126) Makan Di RestoranUntung saja tidak ada kendaraan di depan dan di belakangnya yang kebetulan lewat, sehingga Yasmin terhindar dari kecelakaan. Namun ia harus menghentikan mobilnya sejenak. Sembari menggendong Tania, ia turun dari mobil. Wanita itu mengamati mobil kesayangannya."Hampir saja," gurutu wanita itu. Mobil ini baru saja dibelinya, sebagai pengganti mobil kesayangannya yang telah ia jual untuk modal usaha. Tentu tidak semewah mobil yang dulu, tapi lumayanlah bisa untuk mobilitasnya sehari-hari, termasuk menemui Fahri yang kini tinggal di daerah pinggiran sebuah kota kecil yang berjarak sekitar 3 jam perjalanan dari kota Banjarmasin.Kali ini ia berusaha lebih tenang. Yasmin mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Dia tidak mau mati konyol, lagi pula ia masih sayang dengan mobilnya, tak ingin kembali kesialan menimpa hidupnya. Sudah cukup selama ini. Yasmin menarik nafasnya dalam-dalam. Dia mengusap kepala putrinya. Kepala Tania tertunduk, tampaknya ia sud
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Apakah Ini Yang Dinamakan Jodoh?

Bab 127) Apakah Ini Yang Dinamakan Jodoh?Setelah memasukkan stroller ke bagasi mobil, Yasmin masuk ke dalam mobil, kemudian segera pergi meninggalkan tempat itu. Tak ia hiraukan laki-laki itu yang terus berusaha menahannya. Yasmin sudah memberi waktu sebanyak lima menit, tetapi lelaki itu sepertinya terlalu kepo dengan kehidupan pribadinya. Pembicaraan yang sangat memuakkan bagi Yasmin. Jika dipikir-pikir, lelaki itu malah mirip dengan Zidan yang ikut campur dengan urusan pribadinya, padahal seharusnya Zidan mengerti batasannya sebagai suami bayaran dan di luar itu ia tidak punya hak apapun dengan apa yang dilakukan oleh Yasmin."Hah ada-ada saja. Dasar lelaki kurang kerjaan. Penampilan doang yang keren, tapi sikapnya kayak emak-emak biang gosip. Dia pikir dia siapa, sampai ingin tahu siapa bapaknya Tania, kapan Tania lahir, berapa umur Tania? Apa haknya tanya-tanya begituan?" Wanita itu mengangkat bahu sembari terus mengemudi. Pertanyaan mengenai ayah Tania merupakan hal yang pali
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Kabar Dari Mila

Bab 128) Kabar Dari Mila Hanum tidak menanggapi, justru membuka pintu mobil dan segera keluar. Dia melangkah bergegas menuju rumah dan mendapati sang putra tengah asyik bermain diawasi oleh Bibi Diah. Beruntung tampaknya ibunya tidak membawa Adzkar ke butik. Hanum pamit kepada dua orang asisten rumah tangga di rumah ini, lalu buru-buru pergi. Fahri membawa mobilnya dengan kecepatan rendah menuju arah luar kota. Di kiri kanan jalan penuh pepohonan seperti hamparan permadani hijau sejauh mata memandang. Mereka mulai masuk daerah dataran tinggi, tetapi meskipun begitu, jalanan yang mereka lalui kondisinya cukup bagus. "Kita mau ke mana, Kak?" cicit Hanum. "Yang jelas ke restoran dulu, Soalnya perutku sudah berdemo minta diisi sejak tadi." Tawa lelaki itu berderai. "Kalau memang lapar, kenapa tidak makan? Seperti tidak ada makanan saja di rumah." Bibir wanita itu mengerucut. "Aku lebih perlu makan kamu ketimbang mengisi perutku," sahutnya santai. "Ish...." Hanum mencubit keras lenga
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Tak Ada Yang Mesti Disalahkan

Bab 129) Tak Ada Yang Mesti DisalahkanTak seorang pun yang peduli dengan kedatangan mereka. Mereka hanya menoleh sekilas, kemudian segera memalingkan wajah, acuh tak acuh. Fahri langsung bergabung dengan rombongan orang-orang yang bergerombol tengah bersiap-siap menuju ke mushola untuk menyalatkan jenazah. Sementara Hanum berinisiatif melangkah ke dapur sembari tetap menggendong putranya."Kenapa Kak Husna tidak segera memberitahu kami segera jika Zaid meninggal?" lirihnya saat menemukan wanita itu tengah mengupas bawang di dapur. "Mama dan Kak Zainab melarang kami mengabari kalian," sahut Husna berbisik tanpa menjeda pekerjaannya. Ekor matanya melirik beberapa wanita kerabat mereka yang duduk di sekitar tempat ini, terlihat berbisik-bisik saat Hanum menyeruak masuk.Selain keluarga mereka dan orang-orang di kampung ini, tak ada yang tahu alasan kenapa Fahri lebih memilih tinggal di tempat istrinya, ketimbang membina kampung ini. Para kerabat lain yang tinggal di luar kampung ini ha
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Permintaan Mila

Bab 130) Permintaan MilaMila menerobos masuk begitu saja tanpa peduli Hanum yang masih melongo di depan pintu. Gadis itu menepuk pundak Hanum, lalu mendorong pelan tubuh itu, sehingga ia bisa menutup pintu depan rumah ini."Kak, besok adalah batas waktu pembayaran uang untuk ujian akhir dan aku belum bayar. Mama tidak bisa membayarkannya karena lagi tidak punya uang," jelas Mila setelah keduanya duduk berhadapan."Oh begitu ya?" Beberapa detik kemudian ia segera menyadari satu hal. Video call Mila saat mereka berada di restoran, kemudian kaitannya dengan larangan Ismah dan Zainab untuk memberitahu tentang kabar meninggalnya Zaid."Pantas saja Mila memberitahu kami. Rupanya ia punya kepentingan sendiri. Tapi untunglah Mila melanggar larangan ibu dan kakaknya, daripada akhirnya kami tidak tahu sama sekali," ucap Hanum dalam hati. "Nanti kesannya di depan keluarga besar, kami tidak peduli dengan keponakan sendiri. Kan tambah repot." Dia kembali bermonolog."Baiklah, Mila. Nanti kakak
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status