Semua Bab Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna: Bab 111 - Bab 120

225 Bab

Diam-diam Menghanyutkan

Bab 111) Diam-diam MenghanyutkanHari masih gerimis tatkala Zainab pamit pulang ke rumahnya. Dia teringat Zaid yang sendirian di rumah, sementara ia belum memasak. Zainab terpaksa harus menyudahi pembicaraan, meskipun sebenarnya ia masih ingin berlama-lama di rumah ibunya.Apa yang dikatakan ibunya memang benar. Sudah lama ia menjanda, merasakan hidup dalam kesendirian, tapi untuk menikah lagi? Rasanya akan sulit. Umurnya sudah tak lagi muda dan ia memiliki seorang anak, Zaid yang kini berusia 10 tahun.Siapa juga lelaki seumuran yang mau menikah dengannya? Dia sungguh trauma dengan pernikahan sebelumnya. Menikah dengan lelaki tua tanpa sempat merasakan bahagianya memiliki suami, malah dia harus merawat sang suami yang sakit terus-menerus, bahkan bertahun-tahun ayah Zaid hanya bisa terbaring di tempat tidur.Dia yang mengurus semuanya. Ibunya acap kali menyaksikan sendiri ketika ia menangis malam-malam saking lelahnya, lelah lahir dan batin. Anak-anak tirinya sama sekali tidak pernah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-12
Baca selengkapnya

Mental Pengemis

Bab 112) Mental PengemisGara-gara ulah Husna lah, mereka sampai bertengkar hebat dengan Fahri. Husna pula yang sudah merekam aksi pagi itu saat ia, ibu dan adiknya merengsek masuk ke rumah Hanum dan merampas kartu ATM milik wanita itu. Husna yang mengirimkan videonya kepada Fahri, sehingga laki-laki itu mengetahui dengan detail peristiwa yang terjadi dan marah besar.Sebenarnya ia ingin sekali melabrak Husna waktu itu, tetapi ia urungkan, karena Faiz pasti akan pasang badan. Belum lagi warga seisi kampung yang pasti akan semakin menyalahkan mereka. Zainab tak mau memperkeruh keadaan.Dia, ibu dan adiknya pasti akan dianggap tidak mau akur terhadap para menantu dan ipar."Huh, laki-laki sama saja. Jika sudah menikah, mereka pasti akan lebih sayang istri daripada keluarga sendiri. Semoga saja nanti si Zaid tidak seperti itu, tetap menomorsatukan ibunya, karena aku yang banting tulang memperjuangkan masa depannya." Zainab bermonolog seraya mengepalkan tangan.Untungnya dia hanya sendir
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-13
Baca selengkapnya

Merasa Menang

Bab 113) Merasa MenangSaking asyiknya memikirkan keluarga sang suami, membuat perjalanannya terasa begitu cepat. Kini ia sudah sampai di tempat tujuan. Hanum membelokkan mobilnya masuk ke halaman bangunan bertingkat dua yang cukup besar itu.Bangunan itu terdiri dari beberapa toko. Toko milik Hanum ada di deretan nomor dua. Di atas pintu terpampang tulisan yang cukup besar, NAJMI STORE. Najmi adalah nama belakang Hanum yang berarti bintang.Waktu baru menunjukkan pukul 08.00 pagi, tetapi Nita dan Haikal sudah stand by di toko. Lelaki muda itu bahkan mulai merapikan barang-barang yang tidak terletak pada tempatnya, sementara Nita mulai sibuk membungkus. Sesekali ia mengecek buku catatan yang tergeletak di lantai di samping tempat duduknya. Kurir akan datang mengambil barang pada pukul 10.00 pagi."Halo, Jagoan!" Haikal melambaikan tangan.Balita berusia tujuh bulan itu melonjak-lonjak. Hanum menepuk pundak putranya."Adzkar main sama Mama dulu ya. Om Haikal nya lagi sibuk." Hanum bal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-13
Baca selengkapnya

Kebodohan Ismah

Bab 114) Kebodohan IsmahHari semakin beranjak siang. Ismah baru saja selesai memasak tatkala suara motor berhenti di halaman rumah. Wanita tua itu bergegas keluar. Dia mendapati Mila yang memakai seragam sekolah. Gadis itu melepas sepatunya, kemudian melangkah masuk ke dalam."Ah, syukurlah kamu datang, Mila. Mama sudah masak enak untuk kalian," ujar wanita tua itu sambil menjejeri langkah putrinya."Oh, ya? Benarkah?" sahut gadis itu gembira. Perutnya memang sudah lapar sejak tadi."Segera ganti bajumu dan panggil Zainab dan Zaid kemari. Kita akan makan siang bersama!" perintah Ismah."Baiklah, Ma." Mila masuk ke dalam kamarnya. Namun, alangkah terkejutnya gadis itu saat melihat suasana kamar yang berantakan."Ma, kenapa kamarku acak-acakan?! Tadi pagi saat aku berangkat sekolah, kamar ini masih rapi. Siapa yang masuk ke dalam kamarku?" teriak Mila. Matanya menatap horor tumpukan pakaian di ranjang dan buku-bukunya yang letaknya tak beraturan di meja belajarWanita tua itu seketika
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-14
Baca selengkapnya

Rugi Berkali-kali Lipat

Bab 115) Rugi Berkali-kali LipatSelesai berganti pakaian, Mila segera berlalu meninggalkan kamarnya. Tak lupa membawa kartu ATM serta ponsel. Gadis itu berjalan cepat. Da tak mau membuang lebih banyak waktu lagi."Kak Zainab!" teriak Mila saat ia berada di depan pintu rumah itu."Ada apa, Mila?" Zainab muncul dari ruang dalam. Selembar handuk membungkus kepalanya. Sepertinya wanita itu baru saja mandi dan berganti pakaian.Mila melangkah masuk ke dalam rumah dengan nafas masih ngos-ngosan, lalu duduk begitu saja di lantai dengan kaki berselonjor. Gadis itu menyerahkan kartu ATM yang semula berada dalam genggaman tangannya."Apa ini, Mila?" tanya Zainab mengerutkan dahi."Mama sudah membuat kecerobohan, Kak," adu gadis itu."Ceroboh gimana?" Mila menceritakan apa yang barusan terjadi, tentang ibu mereka yang begitu bodoh menyetujui cara pembayaran lewat transfer dan malah menyerahkan kartu ATM kepada orang yang membeli barang-barang bekas Hanum."Apa?! Jadi kita nggak akan dibayar?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-15
Baca selengkapnya

Zaid Sakit

Bab 116) Zaid SakitHanum baru saja selesai menidurkan Adzkar. Balita tampan itu tertidur pulas di atas kasur lipat yang biasa di pakainya jika beristirahat. Wanita itu tersenyum menatap wajah damai putranya, lalu mulai membuka laptop.Kini ia harus melanjutkan pekerjaannya kembali. Hanum mulai berselancar di dunia maya, memposting beberapa model gamis dan jilbab, lalu membuka akun online shop-nya. Lagi-lagi ada beberapa orderan masuk. Sembari mengucap hamdalah, ia memprint data-data itu, kemudian beranjak ke lantai bawah dan menyerahkan lembaran kertas kepada Nita.Di depan toko ada beberapa pengunjung. Mereka dilayani oleh Desy. Hanum melambaikan tangan. Anak buahnya yang satu ini membalas seraya tersenyum.Hanum kembali menapaki anak-anak tangga, naik ke lantai atas. Laptopnya masih saja menyala. Namun, baru saja ia duduk, tiba-tiba ponselnya berdering."Kak Husna," gumamnya seraya menggulir layar. Hanum mulai memutar video kiriman Husna."Astagfirullah...." Hanum buru-buru menguca
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-16
Baca selengkapnya

Ke Rumah Sakit

Bab 117) Ke Rumah SakitWaktu belum menunjukkan pukul 09.00 malam. Zainab menggedor pintu rumah Farhan. Untungnya penghuni rumah belum tidur, sehingga tak sampai 10 menit semuanya sudah siap. Zainab membimbing Zaid ke mobil dan mereka segera meluncur ke puskesmas yang terletak sekitar 3 km dari rumah. Wajah Zaid semakin pucat. Terkadang dia memegang perutnya. Ada rasa yang tidak enak semakin mendera, nyaris tak tertahankan. Sesekali ia meringis. "Sakit sekali ya, Nak?" bisik Zainab mengusap bahu putranya. Namun anak lelaki itu hanya diam. Mereka sudah sampai di halaman puskesmas dan segera masuk ke dalam. Zaid berbaring di ranjang. Seorang lelaki berpakaian putih-putih nampak memeriksa kondisi anak itu. Keningnya lantas berkerut. "Apakah dia sering mimisan?" tanyanya kepada Zainab "Iya, Dok. Dia memang mimisan," jawab Zainab apa adanya. Raut wajah lelaki itu seketika berubah. Dia menggelengkan kepala, kemudian melepas stetoskop di telinganya. "Ibu, saya belum bisa memastikan, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-17
Baca selengkapnya

Ajakan Yasmin

Bab 118) Ajakan Yasmin "Sudahlah, Ma. Biarkan saja Fahri dan Hanum. Mereka juga sudah terlanjur datang kesini. Toh kita juga tidak mengundangnya. Mereka datang atas kemauan sendiri, tidak ada yang menyuruh," ucap Zainab melerai. Wanita itupun menjauh dari ranjang dan duduk di samping ibunya. "Ini semua gara-gara Yanti. Kenapa juga Yanti harus memberi kabar? Lagi pula Mama rasa, Zaid ini tidak apa-apa. Sampai saat ini hasil dari lab belum juga keluar. Tak ada yang harus kita khawatirkan. Sia-sia saja kamu jauh-jauh membawa Zaid kemari, malah cuman buang-buang uang! Emangnya kamu punya banyak uang? Udah merasa kaya kamu?!" omel wanita tua itu. Zainab beranjak dan menyeret ibunya keluar dari ruangan bercat putih itu. Ekor matanya melirik Fahri dan Hanum yang tengah berbicara dengan putranya. "Lepas, Zainab! Kenapa kamu jadi kasar sama Mama sih?!" sentak Ismah mengibaskan tangannya dengan kasar. "Ma, ini rumah sakit. Tolong jangan berbicara keras. Kasihan Zaid. Zaid itu sakit, Ma. Buk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-18
Baca selengkapnya

Hasil Tes Lab

Bab 119) Hasil Tes Lab"Aku sudah bercerai dari Zidan. Sekarang aku bebas," ujar Yasmin tanpa beban. Dia mengerling manja yang ditanggapi oleh Fahri dengan mengalihkan pandangan ke arah lain.Hanum berdecak kesal, menatap jijik Yasmin Apa-apaan ini? Hamil di luar nikah, kemudian menikah disaat kandungan sudah membesar. Bukannya tobat, tapi malah makin menjadi. Apa nggak sadar kalau ia sudah menjadi menjadi seorang ibu, yang sikapnya secara tidak langsung menjadi contoh bagi anaknya?Hanum menggamit tangan sang suami, bersiap mengajaknya pergi. Namun genggaman tangan Fahri justru semakin erat."Kenapa sampai bercerai, Yasmin? Bukankah perceraian itu dibenci oleh Tuhan?" usik Fahri."Karena aku tidak mencintainya," jawab Yasmin. Lagi-lagi gayanya sangat santai, seolah tanpa dosa karena mencampakkan Zidan begitu saja."Kalau kamu tidak mencintainya, kenapa kamu menikah?" sergah Hanum tak habis pikir, sedemikian mudahnya Yasmin mempermainkan sebuah pernikahan."Hanum, tahu apa kamu tenta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-20
Baca selengkapnya

Tak Ada Salahnya Mencoba

Bab 120) Tak Ada Salahnya Mencoba"Tapi bagaimana dengan biaya kita sehari-hari selama di sini? Ini baru Mama dan kamu, belum lagi jika Mila dan Faiz datang," keluh wanita tua itu. Faiz memang tidak masalah, tetapi Mila? Pasti akan menambah bebannya. Ismah berani taruhan. Kalaupun Mila menyusul kesini, jelas bukan dalam rangka membantu merawat keponakannya, tapi paling-paling hanya minta uang untuk jalan-jalan menikmati keindahan ibukota provinsi ini."Kalau memang nggak berkepentingan, ya nggak usah datanglah. Lagi pula ngapain Mama mengharapkan Mila dan Faiz? Mila sekolah, bahkan sekarang hampir ujian. Sementara Faiz sibuk kerja. Paling-paling yang menemani kita di sini cuma Yanti," tukas Zainab menerangkan."Tapi tetap saja itu perlu biaya, Nab. Kamu pikir Mama tidak tahu jika kamu berhutang sama Farhan. Iya, kan? Itu hutang, harus dibayar. Uang dari mana buat bayar, sementara gaji kamu tidak seberapa?" Ismah mengingatkan."Hanya Zaid satu-satunya yang kumiliki sekarang ini dan ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
23
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status