All Chapters of ISTRI KEDUA TUAN CEO: Chapter 191 - Chapter 200

Setelah pertemuanku dengan Jacob, aku pun kembali pulang ke mansion di mana sekarang aku tinggal bersama dengan kedua putraku, Brian dan juga Alexander di mansion Daniel Noel, suamiku sekarang. “Terima kasih untuk hari ini, Daniel,” ucapku tulus malam itu setelah kami baru saja pulang menemui Jacob Hayden. “Terima kasih untuk apa?” Daniel tersenyum tipis dengan pandangan sedikit bingung. “Karena kau sudah memberikanku izin bertemu dengan ayah Alexander. Terima kasih juga karena kau sudah percaya padaku,” jawabku sungguh-sungguh. “Itu sudah seharusnya aku lakukan, Sayang. Kau tak perlu berterima kasih padaku.” Daniel merebahkan diri di ranjang dan menepuknya beberapa kali. “Kemarilah, Sayang. Aku ingin memelukmu,” ucap Daniel menyunggingkan senyuman penuh cintanya padaku. Dengan patuh aku pun mengikuti perintahnya dan membaringkan diri di sebelahnya, sepertinya yang dikatakannya, Daniel pun memelukku erat. Posisi kami saling berhadapan sekarang. “Kau sudah merasa lega bertemu deng

“Aku tak tahu siapa aku?” Wanita dengan luka banyak perban di tubuhnya itu terlihat bingung. Pria berparas tampan yang menolongnya tersenyum smirk, “Bagaimana bisa kau tak mengenal siapa dirimu sendiri? Sungguh lelucon yang konyol.” Wanita itu menggeleng lemah, “Sungguh aku tidak bohong, aku tak tahu apa pun tentang diriku sendiri. Yang terakhir aku ingat hanya ada sekelompok pria asing yang mencoba membawaku ke dalam mobil mereka, hanya itu yang aku ingat,” jelas sang wanita. Tak ada kebohongan di ekspresi wajahnya, itu yang sang pria lihat. “Apa kepalamu terbentur sesuatu? Karena yang aku lihat memang ada bekas luka di kepalamu, dan itu luka baru,” jelas sang pria. “Ah, benarkah? Aku tak menyadarinya sama sekali.” Secara refleks sang wanita menyentuh kepalanya yang memang sekarang terlihat di perban. “Terima kasih, Tuan. Kau telah menyelamatkan nyawaku. Aku berhutang nyawa padamu, Tuan...?” “Zack, panggil aku dengan nama Zack,” pria itu memperkenalkan dirinya. “Ah ya, Zack. Te

“Mom, apa Dad pergi ke Jerman hari ini?” Seorang anak remaja tampan berumur 14 tahun mendekati wanita berpenampilan anggun yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan pagi itu.“Iya, Sayang. Daddymu terbang ke Jerman semalam, dia tidak sempat menemui kalian karena memburu waktu.” Sang wanita mengalihkan pandangannya dan tersenyum, “Di mana Alex? Apa dia belum bersiap-siap berangkat sekolah?” Pandangan wanita itu ke atas tangga mencari sosok anak laki-laki bernama Alexander Hayden Noel.“Mom tahu ‘kan, ritual apa yang dilakukan Alex setiap saat?” Remaja tampan berambut coklat gelap itu tersenyum penuh arti seraya menggigit roti sadwich yang tersaji di atas meja makan.“Ritual?? Astaga Brian kau jangan mulai lagi!” tegur sang wanita dengan ekspresi wajah setengah terkejut.Beberapa detik kemudian, anak laki-laki berparas tak kalah tampan dengan sang kakak turun dari tangga dengan cepat, menghampiri sang wanita yang menunggunya tepat di bawah tangga.Cup!Ciuman singkat mendarat di pipi

Chloe secara tak sadar menggigit bibir bawahnya sendiri merasa gugup. Ia tak menyangka jika ucapannya telah menyinggung pria dingin penuh misteri yang kini hanya berjarak tepat beberapa senti di hadapannya. “Maaf, aku hanya bermaksud bercanda tadi.” Chloe berkata gugup. “Oya? Jika kau serius mengatakannya, bagiku pun tak masalah. Dengan senang hati aku akan menunjukkannya padamu untuk membuktikan ucapanmu itu benar atau tidak?” Zack menyindir seraya tersenyum smirk. “Tidak! Ah, maksudku tidak perlu. Tanpa kau perlu membuktikannya, hanya dengan melihat sosokmu saja sudah cukup membuktikan bahwa kau ini seorang yang jantan, Zack!” Chloe berkata spontan cukup keras, akan tetapinya ekspresi wajahnya tak dapat menutupi ketakutannya di depan Zack yang menatapnya dengan netra gelapnya yang terlihat seperti ingin menelan Chloe hidup-hidup. “Benarkah? Apa kau mengatakannya hanya karena ingin menyenangkanku saja?” Masih dengan sikapnya yang mendominasi Zack membuat Chloe semakin menciut nyal

“Maaf aku tak bisa membantumu, Miss. Loranne.” Jawaban itulah yang akhirnya keluar dari bibir Lucy.Mia menunduk, terlihat jelas ia menahan rasa kecewa dalam dirinya, tetapi di depan Lucy ia mencoba tetap tersenyum walaupun hatinya hancur.“Baik, aku mengerti. Maafkan aku jika kedatanganku ini mengganggumu, Lucy. Aku permisi.” Mia Loranne pergi dengan langkah putus asa keluar dari mansion Noel.Sedangkan Lucy, hanya bisa menatap Mia Loranne dengan perasaan sesak. Ia tak tahu apakah keputusannya benar atau tidak untuk tak memberitahu pada Mia Loranne kenyataan jika Willyam Dormen sudah meninggal. Cukup lama Lucy terdiam dengan pikiran kosong yang menerawang. Beberapa menit kemudian ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.“Charlie, tolong kau cari di mana putri dari wanita yang bernama Mia Loranne dirawat. Setelah kau menemukannya, segera beritahu aku.” Lucy memerintah pada Charlie, yang sudah menjadi orang kepercayaannya sejak menjadi istri dari Jacob Hayden.“Baik, Nyonya. Sege