All Chapters of ISTRI KEDUA TUAN CEO: Chapter 201 - Chapter 210

Setelah mendapatkan informasi dari Charlie mengenai keberadaan putri dari Mia Loranne, Lucy pun segera menuju ke rumah sakit di mana putri Mia yang mengidap Leukemia dirawat. Bersama dengan Brian, Lucy datang ke tempat itu. Sedangkan Alexander lebih memilih menjaga adik kecilnya, Celine Rosemary Noel. Ternyata apa yang diucapkan Mia Loranne waktu itu memang benar, berdasarkan data yang Charlie dapatkan Ghea Loranne memang divonis mengidap kanker mematikan itu sejak tiga tahun yang lalu, dan status Mia Loranne yang tak pernah menikah membuat hidupnya cukup sulit selama ini. Mengetahui hal itu Lucy pun menjadi bersimpati pada wanita yang dulu pernah menjadi perusak hubungannya dengan mendiang Willyam Dormen. Apalagi melihat secara langsung keadaan Ghea yang menyedihkan. Gadis remaja berusia empat belas tahun itu harus mengalami hidup yang menyedihkan karena kanker yang dideritanya dalam usia muda. Mia Loranne yang mengetahui kedatangan mantan saingan cintanya pun terkejut, ia sama seka

Chloe berlari menghampiri Jacob yang terluka kena terkena peluru di bagian pangkal lengannya. Melihat Jacob atau yang dikenalnya sebagai Zack itu bersimbah darah hingga sampai pingsan, tentu membuat Chloe panik. Chloe melihat luka tembakan itu dan dengan instingnya ia melakukan CPR pada Zack sebagai pertolongan pertama, sebisa mungkin membuat Zack agar tetap mendapatkan oksigen. Setelah dirasa cukup, kemudian dengan cepat Chloe mencoba mencari ponsel milik Zack untuk meminta bantuan. Chloe teringat dengan teman dokter Zack yang bernama Stanley Rudoff. Beruntung ponsel itu cepat ditemukan, Chloe pun berlari keluar mencari sinyal dan segera menghubungi dokter Stanley Rudoff saat itu juga.“Tuan Rudoff! Tolong Zack! Dia terluka terkena tembakan! Tolong segeralah kemari!!” Chloe berseru panik setelah setelah panggilan itu tersambung.“Ya, Tuhan! Pria keras kepala itu tidak pernah sedikit pun berubah, selalu saja bermain-main dengan nyawanya sendiri!” Stanley berkomentar cemas. “Aku akan s

Lucy merasa lemas seketika saat tahu putra keduanya pergi tanpa izinnya dan bahkan ponselnya sulit untuk dihubungi. Itu bukanlah kebiasaan Alexander selama ini. “Ini sudah larut malam, bagaimana bisa Alex pergi tanpa pamit terlebih dahulu?! Apa dia tak mengatakan apa pun sebelumnya padamu, Brian?” Lucy terlihat mulai panik. “Tidak, Mom. Alex tak mengatakan apa pun padaku. Aku juga baru menyadari jika dia pergi, saat aku masuk ke kamarnya. Aku pikir dia pergi sebentar, akan tetapi setelah menunggu lama dan saat aku mencoba menghubungi ponselnya justru tidak aktif,” terang Brian. “Daniel, kita harus mencari Alex!” pinta Lucy. “Kau tenanglah, Sayang. Tentu kita akan mencarinya. Tetaplah berpikir positif, Alexander sudah beranjak dewasa, mungkin dia hanya ingin pergi tanpa ada gangguan dari kita.” Daniel mencoba menenangkan Lucy yang tampak cemas. “Tapi selama ini Alex memang tak pernah pergi diam-diam seperti ini, Daniel,” Lucy menyahut cemas. “Aku tahu, Sayang. Tetaplah tenang, oka

"Aku mohon jangan bunuh Alex!” Laura memohon keras pada pria yang telah menculiknya. “Kenapa?? Oh, jangan bilang kau tertarik padanya, Laura??” Pria itu memalingkan wajah buruknya pada Laura yang panik melihat Alex akan dilukai oleh pria jahat itu. Seringainya terlihat menakutkan. Wajah Laura dipenuhi air mata, nafasnya naik turun merasa panik dan ketakutan. Bagaimana seorang bocah yang baru beranjak remaja mengalami kejadian yang mengerikan itu tentu akan merasa sangat panik, bukan? Sama seperti halnya dengan Laura Hornest, gadis yatim yang memang menyimpan kekaguman pada sosok Alexander Hayden Noel yang baginya sangat sempurna menjadi idolanya. Tak hanya pintar dan tampan, namun Alex adalah teman laki-laki di kelasnya yang baik pada setiap orang. Tentu Laura tak ingin kehilangan Alexander dengan cara seperti ini. Sama sekali tak ada dalam pikirannya. Berbeda dengan Laura yang terlihat panik, Alex justru tetap bersikap tenang. Walaupun secara fisik ia masih terbilang bocah berumur

Selama Zack terluka, Chloe merawatnya dengan telaten dan penuh kesabaran. Segala keperluan Zack, termasuk makan dan minum Chloe lah yang melayaninya. Sekeras Zack menolaknya, akan tetapi keadaan tubuhnya yang memang belum memungkinkan untuk melakukan segala sesuatunya seorang diri, akhirnya terpaksa membuat Zack mau tak mau tak bisa menolak apa yang dilakukan Chloe untuknya. “Makanlah ini, Zack. Agar kau cepat pulih.” Chloe memberikan suapan sop jamur yang baru dibuatnya setelah memetiknya dari hutan . “Berhentilah menganggapku anak kecil, aku bisa memakannya sendiri!” Zack menyahut sedikit ketus, merasa kesal karena Chloe hendak menyuapinya. “Benarkah kau bukan anak kecil? Tapi sikapmu itu justru seperti terlihat anak kecil,” Chloe sengaja meledek dengan sedikit menahan tawanya melihat sikap Zack yang baginya terlihat menggemaskan. “Berhentilah mencemoohku, Chloe!” protes Zack kesal. Walau begitu pembawaan Chloe yang ceria, sedikit membuat suasana rumah yang biasanya sepi kini leb