“Hallo sayang, bagaimana kabarmu dan anak-anak di sana? Apakah ada masalah?” Sebuah suara yang Lucy rindukan seolah dapat menenangkan hatinya yang sudah dilalui Lucy dengan rasa penat sepanjang hari itu.“Aku dan anak-anak baik-baik saja, hanya saja...” “Hanya kenapa?” Suara Daniel terdengar cemas.“Hanya saja kami begitu merindukanmu di sini. Apakah kau begitu sibuk sampai-sampai tak memberikan kabar selama dua hari ini?” Terdengar suara hembusan nafas dari balik telepon Lucy.“Astaga sayang, maafkan aku. Aku pikir terjadi sesuatu padamu dan anak-anak. Syukurlah kalau semua baik-baik saja. Aku kembali lusa depan, masih banyak yang harus aku lakukan di sini. Maafkan aku jika sempat membuatmu khawatir. “Aku mengerti, tetaplah jaga kesehatanmu di sana. Sesibuk apa pun, jangan melupakan hal yang sangat penting itu, Daniel,” Lucy mengingatkan.“Tentu istriku, kau pun jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatanmu. Tak hanya aku yang membutuhkanmu tapi juga anak-anak. Aku sangat merinduk
“Maaf aku tak bisa membantumu, Miss. Loranne.” Jawaban itulah yang akhirnya keluar dari bibir Lucy.Mia menunduk, terlihat jelas ia menahan rasa kecewa dalam dirinya, tetapi di depan Lucy ia mencoba tetap tersenyum walaupun hatinya hancur.“Baik, aku mengerti. Maafkan aku jika kedatanganku ini mengganggumu, Lucy. Aku permisi.” Mia Loranne pergi dengan langkah putus asa keluar dari mansion Noel.Sedangkan Lucy, hanya bisa menatap Mia Loranne dengan perasaan sesak. Ia tak tahu apakah keputusannya benar atau tidak untuk tak memberitahu pada Mia Loranne kenyataan jika Willyam Dormen sudah meninggal. Cukup lama Lucy terdiam dengan pikiran kosong yang menerawang. Beberapa menit kemudian ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.“Charlie, tolong kau cari di mana putri dari wanita yang bernama Mia Loranne dirawat. Setelah kau menemukannya, segera beritahu aku.” Lucy memerintah pada Charlie, yang sudah menjadi orang kepercayaannya sejak menjadi istri dari Jacob Hayden.“Baik, Nyonya. Sege
Chloe masuk ke dalam rumah dengan ketakutan. Mendengar kata binatang buas saja ia sudah bergidik ngeri apalagi jika melihatnya secara langsung, dia yakin akan langsung jatuh pingsan. “Dasar pria dingin menyebalkan! Apa dia tidak bisa bersikap lunak sedikit pada wanita?” keluh Chloe kesal.Namun, rasa penasaran Chloe semakin besar untuk bisa menaklukkan Zack. Ia merasa tertantang. Tetapi apa yang harus dilakukannya, agar pria itu bisa bersikap tak terlalu dingin padanya? Harapan Chloe hanyalah Zack, hanya Zack lah yang bisa menolongnya, membantunya untuk mencari tahu identitasnya yang sebenarnya. Jika lukanya sudah pulih, Chloe berniat untuk keluar dari hutan ini, tinggal selamanya di hutan ini bersama dengan pria gunung es seperti Zack sangatlah tidak mungkin. Karena itu Chloe berusaha keras untuk membujuk Zack agar mau menolongnya sekali lagi, setidaknya membantunya sampai ia keluar dari hutan ini. Karakter Zack yang berubah-ubah dan misterius membuat Chloe merasa kewalahan untuk m
Setelah mendapatkan informasi dari Charlie mengenai keberadaan putri dari Mia Loranne, Lucy pun segera menuju ke rumah sakit di mana putri Mia yang mengidap Leukemia dirawat. Bersama dengan Brian, Lucy datang ke tempat itu. Sedangkan Alexander lebih memilih menjaga adik kecilnya, Celine Rosemary Noel. Ternyata apa yang diucapkan Mia Loranne waktu itu memang benar, berdasarkan data yang Charlie dapatkan Ghea Loranne memang divonis mengidap kanker mematikan itu sejak tiga tahun yang lalu, dan status Mia Loranne yang tak pernah menikah membuat hidupnya cukup sulit selama ini. Mengetahui hal itu Lucy pun menjadi bersimpati pada wanita yang dulu pernah menjadi perusak hubungannya dengan mendiang Willyam Dormen. Apalagi melihat secara langsung keadaan Ghea yang menyedihkan. Gadis remaja berusia empat belas tahun itu harus mengalami hidup yang menyedihkan karena kanker yang dideritanya dalam usia muda. Mia Loranne yang mengetahui kedatangan mantan saingan cintanya pun terkejut, ia sama seka
Ketika itu Jacob Hayden atau yang dikenal dengan nama lain Zack, tengah sibuk mengumpulkan batang pohon di depan rumah kayunya. Bongkahan batang pohon yang baru ditebangnya, ia bawa dengan memanggulnya di salah satu bahu lebarnya yang bidang dan kokoh. Terlihat jelas otot-otot di tubuhnya menonjol di balik kaos polos ketat yang membalut tubuh bidang berototnya. Begitu jantan dan maskulin jika dilihat dari sisi manapun.Namun, bukan Jacob Hayden namanya apabila dalam keadaan bagaimana pun dia tak siaga. Seolah kelima indranya sangat terlatih dan sensitif merasakan ada sesuatu yang terdengar ataupun terlihat ganjil. Selama hampir delapan tahun tinggal di dalam hutan, membuatnya mengenal betul situasi dan kondisi tempat ia tinggal sekarang. Jacob Hayden terpaku selama beberapa saat dengan ekspresi wajah yang terlihat serius, netra tajamnya menyempit bersikap siaga, dan benar saja tak berapa lama beberapa pria bersenjata terlihat mendekati dirinya dari belakang.Masih dengan posisi membel
Chloe berlari menghampiri Jacob yang terluka kena terkena peluru di bagian pangkal lengannya. Melihat Jacob atau yang dikenalnya sebagai Zack itu bersimbah darah hingga sampai pingsan, tentu membuat Chloe panik. Chloe melihat luka tembakan itu dan dengan instingnya ia melakukan CPR pada Zack sebagai pertolongan pertama, sebisa mungkin membuat Zack agar tetap mendapatkan oksigen. Setelah dirasa cukup, kemudian dengan cepat Chloe mencoba mencari ponsel milik Zack untuk meminta bantuan. Chloe teringat dengan teman dokter Zack yang bernama Stanley Rudoff. Beruntung ponsel itu cepat ditemukan, Chloe pun berlari keluar mencari sinyal dan segera menghubungi dokter Stanley Rudoff saat itu juga.“Tuan Rudoff! Tolong Zack! Dia terluka terkena tembakan! Tolong segeralah kemari!!” Chloe berseru panik setelah setelah panggilan itu tersambung.“Ya, Tuhan! Pria keras kepala itu tidak pernah sedikit pun berubah, selalu saja bermain-main dengan nyawanya sendiri!” Stanley berkomentar cemas. “Aku akan s
“Sampai kapan kau akan selalu bermain-main dengan nyawamu sendiri, Ja- ehem! Maksudku Zack?!” Stanley Rudoff hampir saja salah bicara saat ia selesai mengambil peluru dari dalam tubuh Zack. Stanley Rudoff tak mau mengambil resiko Chloe yang berada di luar kamar mendengarnya.“Bukankah kau sudah tahu jika inilah hidupku,” Zack menimpali, suaranya terdengar lirih. Setelah cukup banyak mengeluarkan darah dan tenaganya dalam pertempuran kali ini.“Aku harap ini yang terakhir, kau bukan super hero yang kebal dengan peluru.” Stanley berkomentar.Zack tersenyum miring dan berkata, “Apa kau sudah lelah menjadi dokterku, Stanley Rudoff?” “Ya! Aku sudah lelah mengingatkanmu karena kau selalu menganggap nyawamu sendiri itu adalah sebuah mainan!” Kali ini Stanley terlihat kesal.“Jika saja Chloe tidak bertindak cepat melakukan pertolongan pertama, entahlah kau mungkin bisa mati karena kehabisan darah seperti kejadian delapan tahun yang lalu!” Zack hanya terdiam, kedua netranya memejam merasa ta
Lucy merasa lemas seketika saat tahu putra keduanya pergi tanpa izinnya dan bahkan ponselnya sulit untuk dihubungi. Itu bukanlah kebiasaan Alexander selama ini. “Ini sudah larut malam, bagaimana bisa Alex pergi tanpa pamit terlebih dahulu?! Apa dia tak mengatakan apa pun sebelumnya padamu, Brian?” Lucy terlihat mulai panik. “Tidak, Mom. Alex tak mengatakan apa pun padaku. Aku juga baru menyadari jika dia pergi, saat aku masuk ke kamarnya. Aku pikir dia pergi sebentar, akan tetapi setelah menunggu lama dan saat aku mencoba menghubungi ponselnya justru tidak aktif,” terang Brian. “Daniel, kita harus mencari Alex!” pinta Lucy. “Kau tenanglah, Sayang. Tentu kita akan mencarinya. Tetaplah berpikir positif, Alexander sudah beranjak dewasa, mungkin dia hanya ingin pergi tanpa ada gangguan dari kita.” Daniel mencoba menenangkan Lucy yang tampak cemas. “Tapi selama ini Alex memang tak pernah pergi diam-diam seperti ini, Daniel,” Lucy menyahut cemas. “Aku tahu, Sayang. Tetaplah tenang, oka
“Jerome??” Laura terkejut setelah menyadari pria yang paling dihindarinya tiba-tiba ada di hadapannya saat ini.Pria tinggi besar berparas maskulin dengan jambang tipis bernama Jerome itu mengalihkan pandangannya pada Alex yang tetap tampak tenang seolah tak terpengaruh sama sekali dengan kehadirannya.“Jadi kau teman kencan Laura yang baru?!” sergahnya dengan tatapan tajam yang menusuk, tersenyum mengejek pada Alex.Alex tak menjawab, ia tak bereaksi apa pun. Dengan sikap cueknya Alex meminum gelas berisi minuman yang sudah dipesannya. Merasa kesal tak ditanggapi, Jerome melotot pada Alex sembari memukul meja dengan keras.Brakk!!“Hey, aku sedang bertanya padamu, pengecut?!” Jerome berkata keras hingga menarik perhatian orang yang ada dalam restoran itu.“Jerome?! Jaga bicaramu di tempat seperti ini! Siapa pun dia, kau tak berhak berkata kasar padanya!” Laura memperingati.“Kau selesaikan urusanmu dengan pria ini, Laura. Aku pergi, terima kasih kau sudah mentraktirku.” Alex bangkit d
Ellyzabet Smith memang sudah tak lagi bersamanya, akan tetapi Alex tetap merasa kalau Ellyzabet selalu ada bersama dengannya, tepatnya di hatinya. Seperti sekarang ini, Alex begitu menikmati malam-malamnya di Paris meskipun seorang diri. Puas menikmati malam di tempat itu, Alex pun melangkah untuk pulang menuju ke apartemen yang disewanya selama tinggal di Paris untuk menenangkan diri. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alex hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke apartemennya. Namun, di tengah jalan Alex melihat seorang pria yang berlari kencang dari arah berlawanan dengan membawa sebuah tas wanita. Merasa ada yang aneh, tanpa banyak berpikir Alex sengaja membuat pria itu jatuh tersandung kaki Alex, lalu dengan gerakan cepat Alex langsung mengambil tas dari tangan sang pria.Bruk!! “Arght! Sialan!” pria itu mengumpat, jatuh tersungkur tak jauh di dekat Alex.Beberapa detik kemudian, seorang wanita muda tampak berlari dengan wajah pucat.“Tolong! Tasku! Pria itu mengambil tasku!
“Kau bajingan sialan, Brian Noel!! Akan aku pastikan setelah ini aku akan menghancurkanmu!” Teriakan seorang pria di sebuah ruangan tertutup dan kedap suara terdengar lantang. Pria tersebut baru saja menjalani rangkaian pemeriksaan oleh beberapa orang dari lembaga penegak hukum.Pria yang tak lain adalah Antony Buggs itu terus mengumpat tanpa henti. Ia benar-benar tak menyangka jika hanya dalam waktu semalam dirinya kini sudah berada di dalam ruangan yang mirip seperti penjara. Antony sudah menghubungi pengacara terbaik untuk mengurus kasusnya. Namun, selama kasusnya masih belum ditangani, selama itu pun setiap gerak-gerik Antony akan selalu diawasi. Seperti sekarang ini, ia harus bermalam di ruangan dingin tanpa fasilitas apa pun di dalamnya. Bagi Antony tempat itu tentu saja sama halnya dengan penjara. Brian Noel telah menghancurkan nama baiknya sebagai seorang Antony Buggs.Antony yakin dirinya dapat lolos dari jeratan hukum yang dituduhkan Brian Noel padanya, akan tetapi fakta istr
Suara langkah kaki terdengar masuk di sebuah ruangan perawatan rumah sakit, sosok itu mendekat ke ranjang pasien di mana seorang wanita terbaring lemah. Kedua mata wanita itu masih terpejam masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi yang baru saja dijalaninya. Kini sosok pria yang tak lain adalah Brian Noel itu bisa lebih dekat melihat wajah wanita yang baru saja melahirkan bayi dalam kondisi prematur akibat pendarahan yang dialaminya. Jari tangan Brian menyentuh lembut wajah April yang terlihat pucat. Netra birunya menatap sendu April dengan tatapan penuh cinta. “Maafkan aku karena terlambat menyelamatkanmu, April,” sesal Brian lirih tanpa melepas pandangannya pada wajah cantik April yang tampak pucat.“Seandainya aku datang lebih awal, mungkin kau tidak harus mengalami kejadian seperti ini. Tetapi aku bersyukur kau dan bayimu selamat. Dia cantik sepertimu, April Spencer.” Brian mengulum senyuman diagonalnya sebagai wujud rasa syukur.Brian tak ingin melepaskan genggaman tangann
Antony melangkah di mana beberapa pria berseragam menunggunya di ruang depan mansion. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan semua?” sapa Antony dengan senyuman penuh percaya dirinya.“Maaf, Mr. Buggs mengganggu waktu Anda. Kami datang ke sini untuk memeriksa segala aset dari perusahaan yang Anda miliki,” salah satu pria berseragam itu memberitahu dengan gaya formalnya.“Memeriksa? Apa maksudnya Anda semua datang ke sini karena mencurigai saya melakukan sesuatu yang ilegal, begitu?” “Bisa dikatakan seperti itu. Kami harap Anda mau bekerja sama dan tidak mempersulit penyelidikan yang akan kami lakukan.”Antony tersenyum sinis, ia menatap satu persatu dari tiga orang pria berseragam yang berdiri di hadapannya dengan pandangan angkuh. “Siapa yang berkuasa di sini? Aku atau kalian semua? Kalian tak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penyelidikan kepadaku!” tegas Antony menolak keras.“Aku yang memiliki wewenang di sini!” Tiba-tiba seseorang menyahut dari luar ruangan, suaranya terdengar
"Antony? Kau sudah pulang?” April terlihat cukup terkejut melihat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya. Ekspresi Antony terlihat berbeda, dingin dan garang. Melihat hal itu membuat April merasa takut apalagi saat Antony mendekati dirinya. “A-antony, ada apa?” Secara refleks April pun mundur menghindar dari Antony yang menghampirinya dengan tatapan tajam.“Jawab jujur pertanyaanku, April Spencer. Apa kau masih mencintai, Brian Noel?”“A-apa??” April tergagap, ia menatap takut sekaligus bingung dengan sikap Antony yang tiba-tiba menanyakan hal tak terduga seperti itu padanya. Sejak kapan Antony tahu hubungannya dengan Brian Noel? Atau apakah selama ini Antony sudah tahu, namun ia berpura-pura diam dan tak tahu apa-apa? Jika benar, lalu apa maksudnya? Banyak pertanyaan dalam benak April saat ini. “Sekali lagi jawab pertanyaanku ini sekarang, apa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu?” Antony bertanya kembali dengan sikapnya yang menyudutkan.“Bagaimana kau bisa berpikir dan be
"Mr. Noel saya sudah mendapatkan semua data dari Antony Buggs seperti yang Anda minta.” Seorang ahli IT kepercayaan Brian memberitahu lewat sambungan telepon langsung pada Brian.“Bagus! Segera kirim semua datanya ke emailku sekarang!” perintah Brian.“Baik, Mr. Noel.” Suara dari seberang itu menyahut sebelum sambungan panggilan itu terputus.Brian mempelajari semua file dan data mengenai Antony Bugss yang dikirimkan oleh ahli IT kepercayaannya. Setelah ia mempelajarinya, kini Brian tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh rivalnya itu selama beberapa tahun belakangan. Dan mengapa perusahaan milik Antony menganggap Noel Corporation adalah saingan bisnisnya.“Aku tak menyangka kau banyak melakukan cara ilegal dalam semua bisnis yang kau lakukan, Antony Buggs,” gumam Brian serius.Kini Brian kembali fokus memikirkan nasib dari April. Brian sangat yakin jika anak yang dikandung April adalah anaknya, benih darinya. Dugaannya semakin yakin setelah Brian menyelidiki berapa umur kehamilan Apr
Cukup! Hentikan Brian! Apa yang sebenarnya yang kau inginkan?!” April berkata cukup keras merasa tersudutkan. “Tinggalkan Antony! Itu yang aku inginkan!” tegas Brian serius. “Apa?? Apa kau sudah hilang akal, Brian? Dengan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku sendiri dalam keadaan hamil seperti ini?” balas April tajam. “Satu hal yang harus kau tahu, Antony Buggs bukan pria baik-baik! Dia menikahimu dengan satu tujuan, itu yang pasti!” April mencebik, “Apa kau sadar mengatakan keburukan pria yang sudah menjadi suamiku, Brian? Tolong jangan ganggu hidupku lagi. Kau sendiri yang waktu itu mengatakan perpisahan kita, jadi aku mohon berhentilah menggangguku. Urus saja baik-baik kekasihmu yang bernama Rebecca Cruz itu!” Nada suara April terdengar meninggi. “Apa yang kau katakan, kekasihku? Rebecca Cruz?” “Ya, bukankah wanita itu adalah kekasihmu? Kalian menjadi pasangan di pesta waktu itu, bukan?” April berpendapat. “Tunggu, apa kau cemburu, April Spencer?” Brian bertanya memancing d
Brian seperti disambar petir saat mendengarnya. Ia seperti mimpi rasanya mendengar kata ‘hamil’. April Spencer kini telah hamil, anak dari pria yang belum lama menjadi suaminya? Rasanya waktu begitu cepat berlalu, hingga Brian nyaris tak percaya jika wanita yang dicintainya benar-benar telah menjadi milik orang lain dan bahkan akan memiliki seorang anak dalam pernikahan mereka.Melihat reaksi Brian yang syok membuat Antony tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat tahu, jika April Spencer adalah kelemahan Brian Noel. Pewaris perusahaan Noel Corporation itu sangat jelas terlihat tak bisa menerima kenyataan. Wanita yang dicintainya kini telah hamil, dan itu jelas akan menjadi satu senjata ampuh yang berhasil Antony hunuskan tajam kepada Brian Noel. Putra sulung dari Daniel Noel itu kalah telak sekarang, kini Antony Buggs selangkah lebih maju darinya.“Sekarang kau sudah tahu, silakan pergi dari mansionku, Brian Noel. Kau tidak diterima di sini!” Dengan angkuh Antony memerintah penjaga mansi