“Jadi pak Er mau cerai’in Bunga?! mau membuang Bunga begitu saja?! Apa keberadaan Bunga tidak ada artinya sama sekali dimata pak er?! Dasar buaya, benar-benar jahat, Bunga benci sama pak er!” Bunga menangis dan terus memukuli dada suaminya.“Sayang bukan itu maksudku,” Erlangga memegang kedua lengan Bunga dan menguncinya. “Dengar, bukan hanya kamu, tapi Marta juga akan aku belikan rumah. Aku tadi sudah membicarakannya dengan Marta, dan dia setuju. Rumah yang kita tempati saat ini, biar menjadi milik Aini, karena hasil dari kerja kerasku bersamanya. Sudah saatnya aku memisahkan kalian, supaya aku bisa belajar berbuat adil. Kamu bayangkan saja Bunga, kalau kita sedang memadu asmara, sebelah kanan kamar Aini, sebelah kiri kamar Marta, Kalau mereka mendengar bagaimana perasaan mereka? Atau keadaaan itu berbalik, bagaimana kalau aku yang sedang bercengkerama bersama Aini atau Marta, dan kau mendengar desahan kami, apa kamu tidak sakit hati?”Bunga terdiam, dalam hati Ia juga membenarkan pe
Baca selengkapnya