All Chapters of Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi: Chapter 111 - Chapter 120

143 Chapters

Season 2 BAB 23 Fakta atau Bukan

Malam ini kuhampiri si sulung ke kamarnya. Pintu membuka, jadi aku langsung masuk setelah memanggil namanya."Ma? Masuk, Ma!"Ia menoleh lalu mempersilahkan aku masuk. Ia ternyata masih terduduk di meja belajar. Di jarinya terselip pena, dan di depannya ada tergeletak handphone. Anak jaman sekarang memang tak bisa menghindari benda itu.Perawanku, dulu yang lucu dan imut, sekarang telah berubah menjadi cantik. Malu aku menyebutnya lucu, usianya sudah remaja dan akan beranjak dewasa. Kamar yang dominan dindingnya diwarnai merah muda, membuat ruangan ini sangat girly sekali. Berbeda dengan Kaila, ia lebih menyukai warna-warna yang menyejukkan seperti warna hijau muda dan sejenisnya. Dari karakter juga beda, Afni lebih manja saat dia sedang kecil, sedangkan Kaila lebih mengerti. Alhamdulillah, sekarat manjanya Afni pun sudah berangsur-angsur menipis. Kurang-kurangnya orang tua berperan dalam segi ini, bahaya kedepannya. Mereka juga tumbuh dengan karakter yang baik. Tidak angkuh dan sede
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more

Season 2 BAB 24 Tidak Dijual

Kebetulan sekali, arisan Minggu ini giliran di rumah Mbak Anna. Kami pun bersama-sama menuju ke huniannya yang berada di komplek yang sama, blok yang sama dengan alamat rumah Mas Jimy.Kami pun seperti biasa melakukan aktivitas mulai dari makan bersama, kocok arisan, dan juga aktivitas lainnya. Pahamlah, bagaimana emak-emak kalau sudah berkumpul.Karena ini di taman belakang area kolam, aku tidak bisa memantau rumah Mas Jimy. Sekeliling rumah Mbak Anna juga dibenteng. Untuk ke rumah Mas Jimy itu, tentu tidak terlewati oleh jalan ke rumah Mbak Anna. Rumah mantan suamiku itu ada di nomor selanjutnya.Sebenarnya aku memang penasaran, karena Mbak Anna kekeh bilang, rumah Pak Zabran belum dijual. Kalaupun iya, tetangga pasti tahu."Mbak, ini tolong kirim ke rumah tetangga, ya? Ini buat keluarga Pak Zabran, ini buat keluarga Pak Anton. Sama ini juga buat Bu Santika, ya?" Mbak Anne menyuruh asisten rumah tangganya mengantar makanan ke rumah Pak Zabran, yang aku tahu, rumah itu sudah jadi mi
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more

Season 2 BAB 25 Seperti Ada Yang Aneh

"Tolong kamu bawa Afni ke rumahku. Aku tidak bisa menjemputnya. Aku mau dia main ke rumahku yang mewah ini. Aku juga sudah membelikan segala keperluannya." MasJimy bicara dari kejauhan sana dari balik telepon. Saat itu memang kami bertukar nomor handphone supaya mudah untuk berhubungan mengenai Afni. Tapi aku memberi nomor Mas Satria saja tanpa memberi nomorku. Bagaimanapun aku dan dia itu sudah mantan. Takut ada hal lain yang menduga."Aku tidak akan melarang tapi aku juga akan menanyakan kepada Afni, dia mah atau tidak untuk ke rumahmu," jawabku layu sembari berjalan menuju ke arah jendela. Mas Satria juga ada di kamarku dia menyimak pembicaraan kami karena aku loud speaker."Afni sudah tumbuh remaja. Dia juga pasti sudah punya keputusan dan keinginan sendiri. Tolong kamu antar dia kemari. Ya kalau kamu takut, kamu kemari saja lah dengan suami kamu. Aku hanya ingin kalian berkunjung ke rumahku." Lagi-lagi aku mendengar permintaannya. Aku tak tahu apa rencana dia. Jujur aku juga mas
last updateLast Updated : 2022-10-25
Read more

Season 2 BAB 26 Mantan Suami Pengusaha Batu Bara

"Iya, Mas. Tapi aku tak mengijinkan Afni menginap. Aku takut di masa-masa remajanya tumbuh kurang baik kalau menginap ke sana dan ke mari." Lalu aku alihkan pandangan ke istrinya, "oiya, saya juga punya teman yang rumahnya masih satu blok di sini. Mereka pasti tahu kalian berati 'ya?" Aku bertanya pada Mbak Rahma. Sebenarnya ini adalah pertanyaan pancingan untuk ekspresi.Mendengar pertanyaan dariku barusan, entah mengapa wajah keduanya memperlihatkan ekspresi yang berbeda. Bila tadi santai, seakan-akan sekarang mereka terlihat menurun rasa percaya diri."Tetangga?" Mbak Rahma bertanya dengan mimik wajah yang salah tingkah. Bola matanya tak berhenti bergerak sampai tak mampu menatapku balik."Iya, malah di samping rumah ini. Beda satu nomor rumahnya juga. Sering lho saya main ke sana, Mbak," ujarku lagi, "saya sampai gak tahu, papanya Afni di sini juga," sambungku santai."Em, ya, em, tapi kami memang baru sih. Pasti mereka hanya mengenal pemilik rumah ini yang sebelumnya. Jadi, kami
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

Season 2 BAB 27 Saudaranya

"Halo, Mbak?" Aku langsung sigap menerima panggilan dari Mbak Anna. Kusingkirkan dulu tubuh ini keluar kamar, karena tak enak dengan Mas Satria."Halo, Han? Oh, ternyata dia itu katanya masih saudara Pak Zabran. Ijah bilang gitu. Mereka baru datang dari luar kota. Mereka tinggal di sana selama Pak Zabran pergi. Memang mereka suami dan istri. Baru tahu juga sih Mbak, Han." Akhirnya jawaban Mbak Anna membuat rasa penasaranku terbuka. Tapi masih aneh juga, kenapa Mas Jimy bilang kalau itu adalah rumahnya? Ya, tapi mungkin dia memang merasa bahwa rumah saudara itu rumahnya juga."Oh, gitu ya, Mbak. Makasih ya, Mbak. Maaf aku udah repotin Mbak sampai nanya-nanya. Soalnya aku ingin identitas papanya Afni jelas, Mbak. Lagian selama ini dia tiba-tiba muncul juga. Aku takut dia orang yang mau aneh-aneh." Aku jadi curhat."Oh gak apa-apa. Memang kita perlu hati-hati dengan yang namanya mantan kalau udah lama hilang lalu datang lagi. Ya, semoga kalian masih berhubungan baik, ya. Ini demi Afni j
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

Season 2 BAB 28 Hanya Asisten Rumah Tangga

PoV Jimy***"Iya, Pak Bos, siap, Pak Bos. Saya akan jalan ke kantor pengacara sekarang juga.""Iya. Minta juga untuk disegerakan karena saya tidak ingin lama-lama. Saya juga seminggu lagi pulang. Tidak jadi lama di sini."Deg! Aku kaget."Hah, satu Minggu Pak Bos?" Degup jantungku tidak normal."Iya. Sudah, kamu segera berangkat, saya ada meeting dulu.""A–em, siap, Bos, siap." Aku benar-benar gelagapan."Kenapa kamu a-u-a-u? Saya gak jadi lama karena di sini kondisinya memungkinkan untuk ditinggalkan. Gimana anakmu itu? Sudah kamu temui lagi?""Em, sudah, Bos. Sudah. Dia juga sudah ke mari, Bos. Saya bilang ini rumah saya, Bos. Soalnya saya malu. Masak saya masih miskin.""Ck, Jimy, Jimy. Dasar kamu itu. Ya sudah, terserah kamu. Tapi nanti kalau anakmu tahu kamu bohong, kamu yang berabe.""Tapi, Bos, saya sudah terlanjur bohong. Gimana ya, Bos?" Aku resah."Ya sudah, terserah kamu. Nanti saya kondisikan kalau ada anak kamu ke rumah, kalau saya udah pulang.""Aduh, Bos, makasih ya, B
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

Season 2 BAB 29 Datang ke Kantor Pengacara

"Apalagi si bos juga akan pulang Minggu depan katanya." Aku menginformasikan, dan memang Rahma pun sangatlah kaget."Bujubuneng, Bang! Beneran? Ah, mati kamu, Bang. Gimana kalau anakmu ke mari?" Dia melototiku. Ia yang memang sejak awal memanggilku 'abang' pun nampak tidak enak berdiri.Aku geleng-geleng kepala lesu. "Gak tahu, aku juga bingung. Mana udah keburu bilang kita kaya. Kita punya galian batu bara di Sumatera." Aku berdecak."Memang semprul kamu, Bang, sudah kubilang jujur sajalah. Aku juga jadi cemas. Kita cuma asisten kok ngaku-ngaku orang kaya. Apalagi aku kaku, Bang. Aku juga harus panggil kamu 'mas' di depan mereka. Padahal, abang juga bukan artinya abang tukang bakso." Rahma istriku yang asli keturunan Betawi itu pun resah. Mau bagaimana lagi, sudah terlanjur. Memang semuanya sudah sandiwara."Susah terlanjur, ah.""Tapi, Bang, tetap aja bakal ketahuan. Ini malunya akan lebih dari kita ketahuan miskin. Ini kalau pura-pura kaya dulu, malunya akan kebangetan."Aku pun t
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

Season 2 BAB 30 Sudah Tua, Cengeng.

PoV Jimy***Aku sudah sampai di ruangan pengacara. Di sini banyak pengacara junior juga, tapi aku dibawa ke pengacara senior. Sepertinya salah satu pendiri firma hukum ini."Selamat pagi, silahkan duduk, Pak."Deg!Suaranya seperti tak asing. Meski telinga ini mungkin hanya sesekali mendengar, tapi dia fasih faham siapa yang bicara.Aku langsung mendongakkan kepala usai menutup pintu dan kini refleks meneguk liur ini. Bola mataku melebar dengan alunan nafas yang tak kunjung datang. Aku seperti sesak tak memiliki oksigen untuk asupan ke tubuh."Lho! Kamu?" Dia menunjukku dengan heran. Tatapannya yang tadi kalem diiringi suara santai, kini berubah seketika. Aku pun sama. Tadi dengan percaya diri melenggang masuk, kini seakan hanya diam di tempat mematung tak berdaya.Seluruh tubuhku bergetar. Map yang kubawa di tangan hampir saja jatuh terlepas. "Satria?" Aku kaget bukan main. Ya, dia pria itu. Dia Satria suaminya mantan istriku. Orang yang kemarin lalu datang ke rumah dan kujelaskan
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Season 2 BAB 31 Sudah Ketahuan Miskin

"Bang, udah? Kok cepet banget?"Istriku Rahma bertanya perihal aku yang cepat sekali kembali ke rumah. Memang aku izinnya juga sampai siang hari tapi sekarang kurang dari satu setengah jam aku sudah kembali lagi ke rumah.Pasti Rahma tidak tahu skandal apa yang terjadi tadi di antara aku dan juga pengacara bos kami."Iya, nggak lama kok. Bikinin kopi gih! Aku juga mau goreng pisang." Aku menyuruhnya supaya pergi sejenak untuk mengistirahatkan pikiran ini.Namun Rahma nampak heran akan permintaanku yang sepertinya aneh-aneh. "Hah, goreng pisang, Bang? Ini bukan pagi-pagi atau ini bukan sedang hujan. Biasanya kamu minta goreng pisang itu kalau di waktu-waktu itu." Dia benar-benar protes seperti apa yang aku pikirkan.Aku langsung menyergah dan menjelaskan. "Kalau lagi pengen itu nggak perlu nunggu waktu. Cepetan buatin nanti Abang kasih uang. Si bos baru aja transfer bonus," perintahku lagi."Ah, ya sudahlah aku bikinkan. Kebetulan ada pisang dari tetangga. Mereka ngasih katanya panen d
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

Season 2 BAB 32 Putriku Menelepon

(masih) PoV Jimy***"Kamu jangan buat aku semakin gemeteran. Tadi Satria tidak berbicara apa-apa membahas kalau dia akan mengatakan segalanya. Dia benar-benar membuat aku tanda tanya.""Ya udah coba diangkat, Bang. Mau gimana kamu jelasinnya?" usul Rahma.Aku menggaruk kepala dengan bingung. Handphone milikku masih juga berdenting dan masih dengan nama yang sama yaitu putriku. Entah ada angin apa dia menghubungiku kalau bukan karena dia mengetahui kejelasan dari Satria. Tapi masak iya Satria langsung gerak cepat menjelaskan semuanya kepada putriku? Ternyata dia sekejam itu."Mas, angkat saja!" Rahma terus saja mengusulkan.~ kom Komala ~"Angkat, ya?" Aku malah bertanya kepada Rahma. Dia manggut-manggut dan memberiku penjelasan bahwa kalau apapun yang terjadi lebih baik jujur saja. Kalaupun Afni tidak mau mengakui karena kami miskin, Ya sudahlah. Lagian dengan tidak ditemuiku bertahun-tahun saja, seharusnya dia sudah benci.Tapi Rahma juga ragu karena dia mendengar bahwa didikan Hana
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status