Home / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of GGAP 3 : THE LAST: Chapter 351 - Chapter 360

639 Chapters

BAB 351

Kondisi tersebut, membuat Amanda harus memutar otak lebih keras agar bisa melumpuhkan mereka yang terinfeksi blue saphire dan sekaligus, menyelamatkan orang-orang di belakangnya."Manda, kekuatan peri waktumu, seberapa jauh jangkauannya?" Tanya Awan tiba-tiba memecahkan keheningan antara mereka berdua.Sebelumnya, saat Amanda bertarung dengan Ansu, Awan sudah melihat kekuatan Amanda. Pemandangan itu sekaligus menjawab keheranan Awan, saat pertama kali bertemu dengan Amanda di Bandara, saat ia melepas kepergian Angel.Awan sempat berpikir, jika Amanda memiliki kecepatan di atasnya.Namun, saat ia melihat Amanda bertarung secara langsung, persepsi Awan seketika berubah.Amanda bukannya bergerak lebih cepat, melainkan melambatkan waktu di sekitarnya. Sehingga, siapapun yang berada dalam jangkauan zona waktunya, gerakan mereka akan melambat. Namun, bagi orang yang berada dalam zona waktu Amanda, mereka tidak akan menyadarinya dan berpikir bahwa kecepatan Amanda lebih cepat dari miliknya,
Read more

BAB 352

Ezel yang sudah terlanjur menyimpan dendam terhadap Divisi Zero karena dianggap sebagai penghalang bagi organisasinya untuk melebarkan sayapnya di benua ini, menatap Amanda dengan niat membunuh yang kuat. Tidak diragukan lagi, bahwa Ezel sangat menginginkan kematian Amanda. Karena Amanda adalah orang yang bertanggung jawab dan memimpin Divisi Zero untuk melawan organisasinya."Kita tidak bisa mundur sekarang! Tidak ada kesempatan lain kali, sebagus ini.""Kita harus membunuh wanita itu!" Ujar Ezel menunjuk Amanda dengan tatapan dingin."Lalu, bagaimana dengan pengawalnya itu, bos? Sepertinya, dia cukup kuat." Tanya Neil lebih lanjut menatap sosok Awan yang tanpa bergerak, bisa menciptakan kawah api raksasa dan membakar banyak babog mereka."Kalian urus dia! Sementara itu, aku akan membunuh wanita itu.""Selain wanita itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ujar Ezel dengan yakin.Segera setelah itu, ia mengeluarkan sebuah pil berwarna ungu terang yang tertutup rapi dalam sebuah kota
Read more

BAB 353

Awan belum melihat serangan dari Neil dan yang lainnya. Namun, jumlah monster yang datang menjadi lebih banyak dan bergerak dengan sangat cepat ke arahnya. Sebelumnya, mereka semua adalah perompak biasa dengan sedikit kemampuan beladiri. Setelah dikuasai oleh blue saphire, kekuatan mereka melonjak naik menjadi seorang master tanpa akal sehat.Mereka tidak peduli, meski tubuh mereka terbakar. Mereka tetap saja menyerang dengan membabi buta. Awan dengan tenang berhasil menghindari puluhan serangan di depannya, sambil sesekali memberi serangan balasan dan membuat setiap penyerangnya terhempas ke tanah dan membuat tumpukan monster yang tidak terhitung jumlahnya, terbaring disekitar dirinya.Saat tumpukan mayat semakin banyak di sekitarnya, Awan merasakan serangan tajam yang berbeda dari serangan para monster, menyasar punggungnya.Awan berkelit dan berhasil menghindari serangan lawan. Namun, belum sempat kaki Awan tercecah ke tanah, serangan lainnya datang dari arah berlawanan.Baam.Awa
Read more

BAB 354

"Neil, dia sangat kuat! Kita tidak akan bisa mengalahkannya, jika melawannya dengan kekuatan kita saat ini. Meskipun kita bergabung dan menyerangnya secara bersamaan." Ujar Fergus dengan ekspresi yang sulit diuraikan.Satu serangan Awan, membuat pandangan mereka terhadapnya seketika berubah. Mereka terlalu cepat menilai kekuatan lawan, hanya karena mereka tidak mengenal sosoknya dan menganggap Amanda adalah satu-satunya target terkuat yang patut mereka khawatirkan. Bos mereka, Ezel bahkan sampai menggunakan blue saphire atau yang mereka sebut 'pil iblis tingkat tinggi' untuk menghadapinya.Hal itu membuat mereka memandang remeh pria yang mereka anggap sebagai pengawal Amanda ini.Neil yang juga terkejut dengan kekuatan lawan, tidak membantah sama sekali ucapan Fergus dan sekarang, ia mulai ragu untuk bisa melawan Awan, seperti halnya ucapan Fergus padanya. Bayangkan, hanya dalam satu serangan, Neil sampai harus kehilangan tiga rekannya dengan cara yang begitu tragis. Tidak ada alasa
Read more

BAB 355

Awan tidak terlalu terkejut melihat perubahan mereka. Karena di masa lalu, ia sudah pernah menghadapi pengguna serum blue saphire.Namun, yang membuatnya sedikit penasaran adalah perubahan yang terjadi pada Flyn, pria yang kakinya telah cacad terkena serangan api Awan sebelumnya.Luka di kaki Flyn seakan mengering dengan cepat.Meski luka bakarnya tidak hilang dan otot kaki yang rusak tidak kembali seperti semula. Namun, fungsi kakinya bisa kembali seperti semula dan Flyn bisa berdiri dengan normal dan tidak terlihat seperti orang yang sedang cidera.'Menarik! Blue saphire yang mereka gunakan, sepertinya membuat pengunanya tidak lagi bisa merasakan sakit. Aku jadi penasaran, berapa lama efek pil ini bisa bertahan.' Pikir Awan penasaran.Meski begitu, Awan tidak bisa menganggap remeh kemampuan lawan. Karena, setelah Neil dan tiga rekannya menelan 'pil iblis', Awan bisa merasakan tekanan tiga kali lebih kuat dari sebelumnya."Majulah!" Ujar Awan tersenyum cuek dan sengaja menantang lang
Read more

BAB 356

Gale yang saat itu kesakitan dan membuat tulangnya seperti ditusuk oleh ribuan jarum panas, bergegas mengeluarkan empat botol kecil penawar dan melemparkannya pada teman-temannya. Namun, sebelum Neil dan yang lainnya sempat menangkap botol penawar racun tersebut, sebuah sinar biru menembak ke empat botol dan seketika menghancurkan peluang mereka untuk selamat dari racunnya Gale."Ops, aku tidak sengaja! Sepertinya botol itu sangat penting bagi kalian." Ucap Awan dengan tawa main-main di wajahnya."Tidak!" Teriak mereka putus asa.Kebencian mereka terhadap Awan semakin meningkat tajam. Awan bahkan menghancurkan peluang satu-satunya mereka untuk bertahan hidup dan itu adalah empat penawar terakhir yang dimiliki oleh Gale. Karena penawar lainnya, ikut musnah dengan tewasnya rekan Gale yang dibunuh Awan sebelumnya, yang sesama pengguna senjata racun, Jared.Sekarang, mereka terpaksa menanggung siksaan sepuluh kali lipat efek racun tersebut dari yang seharusnya bisa mereka tanggung.Neil
Read more

BAB 357

"Kamu itu di anugerahi bakat yang luar biasa. Dengan bakatmu, kamu bisa menjadi apa saja yang kamu inginkan.""Jika itu terserah padaku, aku lebih menginginkan kamu menjadi dewa obat dibanding menjadi seorang seorang kultivator.""Tapi, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.""Seperti halnya ayahmu, kamu lebih condong memilih untuk mengikuti jejaknya."Kalimat itu diucapkan oleh Mr. Kaibo, salah satu guru Awan saat ia dikirim berlatih di kampung halaman keluarga ayahnya, di Tiongkok sana.Mr. Kaibo adalah seorang tabib jenius dalam keluarga Sanjaya dan usianya sudah lebih dari seratus tahun. Tidak hanya Awan, Kelvin bahkan pernah belajar ilmu pengobatan dari Mr. Kaibo semasa mudanya.Sebagai calon kepala klan Sanjaya, maka generasi penerusnya diharuskan memiliki pengetahuan luas, di luar kemampuan beladiri. Saat itu, Awan tidak terlalu menghiraukan saran bijak gurunya. Karena ia hanya ingin menuntut ilmu pengobatan darinya dan tidak pernah berpikir, bahwa suatu hari nanti, ia akan memb
Read more

BAB 358

Semula, mereka tidak menyadari ada hal yang aneh di sana.Sampai mereka menyadari bahwa saat itu, posisi Awan setengah berlutut sambil menindih tubuh Amanda yang meronta hebat di bawahnya. Belum lagi, saat itu mereka melihat dari ujung jari Awan keluar jarum api berwarna biru dan ia terlihat seperti sedang menusuk dada Amanda.Audrey dan Rossie, dua orang komandan yang berada di bawah komando Amanda, mengira bahwa Awan sedang mencoba menyerang pemimpin mereka dan membuat mereka tidak terima komandan mereka diperlakukan seperti itu."Bangsat! Apa yang kamu lakukan pada nona Amanda?""Cepat, lepaskan nona Amanda!""Pemimpin kami begitu mempercayaimu. Bagaimana bisa kamu melakukan hal sekejam ini padanya?""Aaaa, tidak akan kami biarkan kamu menyakiti nona Amanda."Audrey dan Rosie bermaksud menyerang Awan.Tidak tanggung-tanggung, keduanya mengeluarkan senjata andalan mereka masing-masing dan berniat bertarung dengan Awan habis-habisan karena dikira telah menyakiti pemimpin mereka. Tin
Read more

BAB 359

Dua puluh jam telah berlalu semenjak Amanda di bawa ke ruang operasi yang di pimpin langsung oleh Gandawati Pitaloka, saudara sepupunya Abimana yang terkenal dengan kemampuan pengobatannya. Setiap detik dan menit berlalu, itu adalah waktu terlama dan paling menyiksa dalam hidup Awan.Selama itu pula, Awan tidak beranjak dari tampat duduknya yang persis berada di depan pintu ruang operasi. Awan duduk terpaku dengan mata tertutup dengan mata bathinnya tiada henti mengikuti proses operasi Amanda di dalam sana.Ketika Awan datang membawa Amanda untuk mendapat perawatan lanjutan di sana, tim dokter Divisi Zero memberi secercah harapan tentang peluang kesembuhan Amanda.Seperti diketahui Awan sebelumnya, penangkal blue saphire yang mereka miliki, ternyata tidak bisa menangkal efek pil iblis yang dikembangkan oleh organisasi the Snake. Namun, anestesi yang dilakukan Amanda terhadap Kucipan sebelumnya, memberi tim dokter Divisi Zero sebuah ide
Read more

BAB 360

"Eh?" Audrey dan Rosie menjadi canggung. 'Jadi, sedari tadi kami hanya bicara sendiri?' Pikir keduanya dengan ekspresi canggung. "Beridirilah! Nanti, kalian bisa membicarakannya jika master Awan benar-benar berada di sini." Lanjut Nana. Sama halnya seperti Audrey dan Rosie, Nana juga sudah merubah pandangannya terhadap Awan. Sejak melihat kekuatan tempur Awan secara langsung, ia dan komandan lainnya, akhirnya mengakui Awan sebagai pemimpin yang layak bagi tim mereka. "Kalian berdua, kenapa datang ke sini?" Tanya Audrey. "Sebenarnya, kami ingin melapor pada master Awan tentang Ezel. Tim pemburu sudah berhasil menemukannya dan saat ini sedang mengejarnya. Tapi sepertinya, situasinya sedang tidak tepat." Balas Arsa yang melihat Awan sedang fokus dengan mata bathinnya memantau keadaan Amanda. Namun, baru saja Arsa selesai bicara, Awan menutup mata bathinnya dan membuka matanya, ketika operasi di dalam sana selesai dan Amanda telah berhasil
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
64
DMCA.com Protection Status