Share

BAB 354

Author: sutan sati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Neil, dia sangat kuat! Kita tidak akan bisa mengalahkannya, jika melawannya dengan kekuatan kita saat ini. Meskipun kita bergabung dan menyerangnya secara bersamaan." Ujar Fergus dengan ekspresi yang sulit diuraikan.

Satu serangan Awan, membuat pandangan mereka terhadapnya seketika berubah.

Mereka terlalu cepat menilai kekuatan lawan, hanya karena mereka tidak mengenal sosoknya dan menganggap Amanda adalah satu-satunya target terkuat yang patut mereka khawatirkan. Bos mereka, Ezel bahkan sampai menggunakan blue saphire atau yang mereka sebut 'pil iblis tingkat tinggi' untuk menghadapinya.

Hal itu membuat mereka memandang remeh pria yang mereka anggap sebagai pengawal Amanda ini.

Neil yang juga terkejut dengan kekuatan lawan, tidak membantah sama sekali ucapan Fergus dan sekarang, ia mulai ragu untuk bisa melawan Awan, seperti halnya ucapan Fergus padanya.

Bayangkan, hanya dalam satu serangan, Neil sampai harus kehilangan tiga rekannya dengan cara yang begitu tragis. Tidak ada alasa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 355

    Awan tidak terlalu terkejut melihat perubahan mereka. Karena di masa lalu, ia sudah pernah menghadapi pengguna serum blue saphire.Namun, yang membuatnya sedikit penasaran adalah perubahan yang terjadi pada Flyn, pria yang kakinya telah cacad terkena serangan api Awan sebelumnya.Luka di kaki Flyn seakan mengering dengan cepat.Meski luka bakarnya tidak hilang dan otot kaki yang rusak tidak kembali seperti semula. Namun, fungsi kakinya bisa kembali seperti semula dan Flyn bisa berdiri dengan normal dan tidak terlihat seperti orang yang sedang cidera.'Menarik! Blue saphire yang mereka gunakan, sepertinya membuat pengunanya tidak lagi bisa merasakan sakit. Aku jadi penasaran, berapa lama efek pil ini bisa bertahan.' Pikir Awan penasaran.Meski begitu, Awan tidak bisa menganggap remeh kemampuan lawan. Karena, setelah Neil dan tiga rekannya menelan 'pil iblis', Awan bisa merasakan tekanan tiga kali lebih kuat dari sebelumnya."Majulah!" Ujar Awan tersenyum cuek dan sengaja menantang lang

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 356

    Gale yang saat itu kesakitan dan membuat tulangnya seperti ditusuk oleh ribuan jarum panas, bergegas mengeluarkan empat botol kecil penawar dan melemparkannya pada teman-temannya. Namun, sebelum Neil dan yang lainnya sempat menangkap botol penawar racun tersebut, sebuah sinar biru menembak ke empat botol dan seketika menghancurkan peluang mereka untuk selamat dari racunnya Gale."Ops, aku tidak sengaja! Sepertinya botol itu sangat penting bagi kalian." Ucap Awan dengan tawa main-main di wajahnya."Tidak!" Teriak mereka putus asa.Kebencian mereka terhadap Awan semakin meningkat tajam. Awan bahkan menghancurkan peluang satu-satunya mereka untuk bertahan hidup dan itu adalah empat penawar terakhir yang dimiliki oleh Gale. Karena penawar lainnya, ikut musnah dengan tewasnya rekan Gale yang dibunuh Awan sebelumnya, yang sesama pengguna senjata racun, Jared.Sekarang, mereka terpaksa menanggung siksaan sepuluh kali lipat efek racun tersebut dari yang seharusnya bisa mereka tanggung.Neil

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 357

    "Kamu itu di anugerahi bakat yang luar biasa. Dengan bakatmu, kamu bisa menjadi apa saja yang kamu inginkan.""Jika itu terserah padaku, aku lebih menginginkan kamu menjadi dewa obat dibanding menjadi seorang seorang kultivator.""Tapi, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.""Seperti halnya ayahmu, kamu lebih condong memilih untuk mengikuti jejaknya."Kalimat itu diucapkan oleh Mr. Kaibo, salah satu guru Awan saat ia dikirim berlatih di kampung halaman keluarga ayahnya, di Tiongkok sana.Mr. Kaibo adalah seorang tabib jenius dalam keluarga Sanjaya dan usianya sudah lebih dari seratus tahun. Tidak hanya Awan, Kelvin bahkan pernah belajar ilmu pengobatan dari Mr. Kaibo semasa mudanya.Sebagai calon kepala klan Sanjaya, maka generasi penerusnya diharuskan memiliki pengetahuan luas, di luar kemampuan beladiri. Saat itu, Awan tidak terlalu menghiraukan saran bijak gurunya. Karena ia hanya ingin menuntut ilmu pengobatan darinya dan tidak pernah berpikir, bahwa suatu hari nanti, ia akan memb

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 358

    Semula, mereka tidak menyadari ada hal yang aneh di sana.Sampai mereka menyadari bahwa saat itu, posisi Awan setengah berlutut sambil menindih tubuh Amanda yang meronta hebat di bawahnya. Belum lagi, saat itu mereka melihat dari ujung jari Awan keluar jarum api berwarna biru dan ia terlihat seperti sedang menusuk dada Amanda.Audrey dan Rossie, dua orang komandan yang berada di bawah komando Amanda, mengira bahwa Awan sedang mencoba menyerang pemimpin mereka dan membuat mereka tidak terima komandan mereka diperlakukan seperti itu."Bangsat! Apa yang kamu lakukan pada nona Amanda?""Cepat, lepaskan nona Amanda!""Pemimpin kami begitu mempercayaimu. Bagaimana bisa kamu melakukan hal sekejam ini padanya?""Aaaa, tidak akan kami biarkan kamu menyakiti nona Amanda."Audrey dan Rosie bermaksud menyerang Awan.Tidak tanggung-tanggung, keduanya mengeluarkan senjata andalan mereka masing-masing dan berniat bertarung dengan Awan habis-habisan karena dikira telah menyakiti pemimpin mereka. Tin

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 359

    Dua puluh jam telah berlalu semenjak Amanda di bawa ke ruang operasi yang di pimpin langsung oleh Gandawati Pitaloka, saudara sepupunya Abimana yang terkenal dengan kemampuan pengobatannya. Setiap detik dan menit berlalu, itu adalah waktu terlama dan paling menyiksa dalam hidup Awan.Selama itu pula, Awan tidak beranjak dari tampat duduknya yang persis berada di depan pintu ruang operasi.Awan duduk terpaku dengan mata tertutup dengan mata bathinnya tiada henti mengikuti proses operasi Amanda di dalam sana.Ketika Awan datang membawa Amanda untuk mendapat perawatan lanjutan di sana, tim dokter Divisi Zero memberi secercah harapan tentang peluang kesembuhan Amanda.Seperti diketahui Awan sebelumnya, penangkal blue saphire yang mereka miliki, ternyata tidak bisa menangkal efek pil iblis yang dikembangkan oleh organisasi the Snake.Namun, anestesi yang dilakukan Amanda terhadap Kucipan sebelumnya, memberi tim dokter Divisi Zero sebuah ide

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 360

    "Eh?" Audrey dan Rosie menjadi canggung. 'Jadi, sedari tadi kami hanya bicara sendiri?' Pikir keduanya dengan ekspresi canggung. "Beridirilah! Nanti, kalian bisa membicarakannya jika master Awan benar-benar berada di sini." Lanjut Nana. Sama halnya seperti Audrey dan Rosie, Nana juga sudah merubah pandangannya terhadap Awan. Sejak melihat kekuatan tempur Awan secara langsung, ia dan komandan lainnya, akhirnya mengakui Awan sebagai pemimpin yang layak bagi tim mereka. "Kalian berdua, kenapa datang ke sini?" Tanya Audrey. "Sebenarnya, kami ingin melapor pada master Awan tentang Ezel. Tim pemburu sudah berhasil menemukannya dan saat ini sedang mengejarnya. Tapi sepertinya, situasinya sedang tidak tepat." Balas Arsa yang melihat Awan sedang fokus dengan mata bathinnya memantau keadaan Amanda. Namun, baru saja Arsa selesai bicara, Awan menutup mata bathinnya dan membuka matanya, ketika operasi di dalam sana selesai dan Amanda telah berhasil

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 361

    Ezel harus berjuang menyelamatkan diri dari kejaran tim pemburu Divisi Zero yang tidak membiarkannya kabur begitu saja, setelah membuat kerusuhan dan mengubah sebagian besar penduduk kampung nelayan utara menjadi monster, serta melukai Amanda dan hampir merubahnya menjadi monster, seperti korban-korbannya yang lain.. Setelah berhasil memperdaya Amanda dalam pertarungan sebelumnya, Ezel segera melarikan diri. Ia tahu, bahwa ia tidak akan bisa selamat dengan kondisinya saat ini, jika masih memaksakan bertarung.Semula, Ezel ingin mencari tempat persembunyian yang aman untuk memulihkan diri. Namun, beberapa jam berlalu, keberadaannya dengan cepat berhasil terendus oleh tim pemburu Divisi Zero yang dipimpin oleh Argana dan sekarang, Ezel harus berjuang keras agar bisa meloloskan diri dari kejaran mereka. Namun, dengan kondisinya yang sedang kepayahan, membuat Ezel tidak bisa bergerak secepat yang ia inginkan. Terlebih, pengaruh pil iblis telah lama hilang dan ia tidak mungkin menggunakan

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 362

    Ezel dijadikan mainan oleh Bajra dan Cipta tanpa menaruh kasihan, meski dia merupakan lawan yang sedang cidera. Sekalian, mereka bersenang-senang dengan membalaskan penderitaan pimpinan tim Arcangel sebelumnya."Bajingan! Lepaskan jaring ini! Lawan aku langsung, kalau kalian berani!" Teriak Ezel marah dalam penderitaannya. Kondisinya semakin berantakan dan darah banyak keluar dari beberapa bagian anggota tubuhnya.Selain mendapat siksaan pukulan dari dua komandan tim Pemburu, jaring baja itu sendiri sangat tajam dan memberi banyak sayatan luka di kulit tubuhnya.Bajra dan Cipta tidak menghiraukan teriakan Ezel dan justru menghadiahinya dua tendangan terkahir yang membuat Ezel meringkuk di atas tanah dengan kondisi sekarat."Itu, untuk seluruh korban pil iblis kalian.""Dan itu untuk untuk nona Amanda."Ujar Bajra dan Cipta bergantian dengan wajah mengeras menahan marah. Mereka masih belum puas menyiksa Ezel sebenarnya. Hanya saja, mereka harus bisa menahan diri. Karena mereka harus m

Latest chapter

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status