Dua puluh jam telah berlalu semenjak Amanda di bawa ke ruang operasi yang di pimpin langsung oleh Gandawati Pitaloka, saudara sepupunya Abimana yang terkenal dengan kemampuan pengobatannya. Setiap detik dan menit berlalu, itu adalah waktu terlama dan paling menyiksa dalam hidup Awan.
Selama itu pula, Awan tidak beranjak dari tampat duduknya yang persis berada di depan pintu ruang operasi.
Awan duduk terpaku dengan mata tertutup dengan mata bathinnya tiada henti mengikuti proses operasi Amanda di dalam sana.
Ketika Awan datang membawa Amanda untuk mendapat perawatan lanjutan di sana, tim dokter Divisi Zero memberi secercah harapan tentang peluang kesembuhan Amanda.
Seperti diketahui Awan sebelumnya, penangkal blue saphire yang mereka miliki, ternyata tidak bisa menangkal efek pil iblis yang dikembangkan oleh organisasi the Snake.
Namun, anestesi yang dilakukan Amanda terhadap Kucipan sebelumnya, memberi tim dokter Divisi Zero sebuah ide
"Eh?" Audrey dan Rosie menjadi canggung. 'Jadi, sedari tadi kami hanya bicara sendiri?' Pikir keduanya dengan ekspresi canggung. "Beridirilah! Nanti, kalian bisa membicarakannya jika master Awan benar-benar berada di sini." Lanjut Nana. Sama halnya seperti Audrey dan Rosie, Nana juga sudah merubah pandangannya terhadap Awan. Sejak melihat kekuatan tempur Awan secara langsung, ia dan komandan lainnya, akhirnya mengakui Awan sebagai pemimpin yang layak bagi tim mereka. "Kalian berdua, kenapa datang ke sini?" Tanya Audrey. "Sebenarnya, kami ingin melapor pada master Awan tentang Ezel. Tim pemburu sudah berhasil menemukannya dan saat ini sedang mengejarnya. Tapi sepertinya, situasinya sedang tidak tepat." Balas Arsa yang melihat Awan sedang fokus dengan mata bathinnya memantau keadaan Amanda. Namun, baru saja Arsa selesai bicara, Awan menutup mata bathinnya dan membuka matanya, ketika operasi di dalam sana selesai dan Amanda telah berhasil
Ezel harus berjuang menyelamatkan diri dari kejaran tim pemburu Divisi Zero yang tidak membiarkannya kabur begitu saja, setelah membuat kerusuhan dan mengubah sebagian besar penduduk kampung nelayan utara menjadi monster, serta melukai Amanda dan hampir merubahnya menjadi monster, seperti korban-korbannya yang lain.. Setelah berhasil memperdaya Amanda dalam pertarungan sebelumnya, Ezel segera melarikan diri. Ia tahu, bahwa ia tidak akan bisa selamat dengan kondisinya saat ini, jika masih memaksakan bertarung.Semula, Ezel ingin mencari tempat persembunyian yang aman untuk memulihkan diri. Namun, beberapa jam berlalu, keberadaannya dengan cepat berhasil terendus oleh tim pemburu Divisi Zero yang dipimpin oleh Argana dan sekarang, Ezel harus berjuang keras agar bisa meloloskan diri dari kejaran mereka. Namun, dengan kondisinya yang sedang kepayahan, membuat Ezel tidak bisa bergerak secepat yang ia inginkan. Terlebih, pengaruh pil iblis telah lama hilang dan ia tidak mungkin menggunakan
Ezel dijadikan mainan oleh Bajra dan Cipta tanpa menaruh kasihan, meski dia merupakan lawan yang sedang cidera. Sekalian, mereka bersenang-senang dengan membalaskan penderitaan pimpinan tim Arcangel sebelumnya."Bajingan! Lepaskan jaring ini! Lawan aku langsung, kalau kalian berani!" Teriak Ezel marah dalam penderitaannya. Kondisinya semakin berantakan dan darah banyak keluar dari beberapa bagian anggota tubuhnya.Selain mendapat siksaan pukulan dari dua komandan tim Pemburu, jaring baja itu sendiri sangat tajam dan memberi banyak sayatan luka di kulit tubuhnya.Bajra dan Cipta tidak menghiraukan teriakan Ezel dan justru menghadiahinya dua tendangan terkahir yang membuat Ezel meringkuk di atas tanah dengan kondisi sekarat."Itu, untuk seluruh korban pil iblis kalian.""Dan itu untuk untuk nona Amanda."Ujar Bajra dan Cipta bergantian dengan wajah mengeras menahan marah. Mereka masih belum puas menyiksa Ezel sebenarnya. Hanya saja, mereka harus bisa menahan diri. Karena mereka harus m
Meski tidak sekuat Amanda, Argana memiliki level kekuatan yang bisa diperhitungkan dalam Divisi Zero. Karena itu, ia bisa merasakan ancaman bahaya dari Kane dan Killian. Terlebih, dari Alroy.Aura Alroy bahkan tidak terjangkau oleh Argana dan membuatnya menyimpulkan, bahwa kemampuan pemimpin musuh berada di atasnya. Karena itu, ia tidak berani lengah dalam menghadapi mereka."Siapa kamu? Apa posisimu dalam Divisi Zero?" Tanya Alroy acuh tak acuh dan tatapan yang terkesan meremehkan Argana dan dua komandan di belakangnya. Melihat Argana berdiri di depan dua komandan tim Pemburu, Alroy bisa menebak bahwa Argana adalah pemimpin mereka."Tidak sopan bagi anda bertanya, tanpa memperkenalkan diri terlebih dahulu." Balas Argana datar dan kewaspadaan yang tinggi."Hahaha, bagus- bagus. Aku suka dengan keberanianmu.""Baiklah, kamu bisa memanggilku Alroy. Pemimpin ke tujuh organisasi the Snake. Bagaimana? Aku sudah cukup sopan, bukan? Jadi, katakan, siapa kamu? Aku tidak suka membunuh orang t
Ezel, melihat kedatangan Awan di sana, ekspresinya seketika memburuk. Serangan terakhir Awan masih menyisakan trauma dalam memorinya. Karena serangan itu hampir saja merenggut nyawanya.Ezel masih beruntung, karena masih bisa berkelit saat terakhir dan berhasil terhindar dari kehilangan nyawanya. Meski begitu, saat melihat kemunculan Awan saat ini, luka lebar di dada kirinya kembali berdenyut. Seolah mengingatkannya dengan luka tusukan pedang Awan sebelumnya.Di sisi lain, Awan hanya melirik sekilas Ezel yang saat itu masih meringkuk dalam jaring baja. Awan mengacuhkannya untuk sementara, karena tahu bahwa Ezel tidak mungkin bisa ke mana-mana.Awan lebih memperhatikan Alroy dan duo pengawal Yin dan Yang-nya, sambil menganalisis kekuatan ketiganya dari pancaran aura mereka."Awan, hati-hatilah dengan mereka bertiga. Mereka sangat kuat!" Ujar Argana mengingatkan.Lebih lanjut, Argana menjelaskan secara singkat tentang tiga orang musuh yang ada di hadapan Awan. Argana tidak meragukan ke
Argana dan dua komandannya yang merasakan keseriusan dari duo yin dan yang tersebut, bergidik ngeri! Khususnya Argana.Sebelumnya, ia sudah sangat serius menghadapi Kane dan Killian. Namun, dirinya masih kalah.Setelah melihat kekuatan penuh keduanya, Argana segera sadar, bahwa keduanya masih belum mengeluarkan kekuatan puncak mereka saat melawan dirinya.Tiba-tiba saja, ia mencemaskan keselamatan Awan. Ia ingin memberi peringatan pada Awan agar lebih berhati-hati. Namun, begitu teringat dengan ucapan Awan padanya terakhir kali. Argana hanya bisa menahan napas cemas dan berharap Awan tidak akan kalah melawan keduanya.Saat Kane dan Killian mengeluarkan kekuatan puncak mereka, aura keduanya berubah menjadi putih dan hitam yang mewakili unsur Yin dan Yang itu sendiri. Hanya dengan melihat auranya saja, seseorang sudah bisa merasakan ancaman sangat besar dari keduanya.Tidak terkecuali Alroy. Ia sangat yakin, pria sombong yang telah meremehkannya itu akan tewas dengan cara paling menggen
Alroy tidaK percaya jika pemuda di depannya itu sekuat apa yang dikatakan oleh Ezel. Pasti ada trik yang coba dimainkannya, sampai membuat dua pengawal pribadinya terpedaya dan bisa dalam satu serangan. Itu alasan paling logis yang terpikir dalam benak Alroy saat itu. Ia melihat sendiri, kalau Awan sama sekali tidak melakukan gerakan apapun untuk coba menghadapi serangan andalan Kane dan Killian. Alasan yang membuat Alroy berpikir, kalau Awan sebenarnya melakukan sebuah tindakan curang untuk mengelabui dua pengawal pribadinya itu. Bagi Alroy, cara paling mudah adalah dengan membuktikannya secara langsung. Untuk menunjukkan keseriusannya, Alroy langsung menggunakan jurus andalannya. Selain untuk mengungkap trik yang digunakan Awan untuk membunuh dua pengawal pribadinya. Alroy memiliki misi membalaskan kematian dua pengawalnya tersebut. Alroy tidak akan pernah puas, sebelum bisa membunuh Awan dengan kedua tangannya. Saat Alroy menggunakan jurus andalannya, kulit tubuhnya terlihat s
Bunyi suara tulang berderak terdengar jelas, saat tubuh Alroy secara perlahan mulai membesar. Perubahan fisik paling jelas, setelah Alroy meminum pil iblis adalah fisiknya yang berubah menjadi lebih tinggi dengan tulang-tulang ditubuhnya terlihat lebih menonjol keluar. Pakaian yang ia kenakan, bahkan tidak cukup untuk menampung perubahan fisik Alroy. Fisiknya bertambah tinggi dan bola matanya juga berubah menjadi merah total, yang membuat orang melihatnya akan merinding ketakutan.Penampilan Alroy seperti perpaduan antara sosok vampir dan monster, dingin dan haus darah.Di sisi lain, Awan yang melihat perubahan fisik Alroy, tersenyum dingin tanpa rasa khawatir sama sekali."Brother, apa kamu ingin memakai kekuatanku sekarang?" Tanya Gundala dalam diri Awan. Ia sudah tidak sabar untuk beraksi, ketika melihat lawan yang mereka hadapi menunjukkan asnya. "Belum, untuk saat ini. Aku ingin mencoba sesuatu dengan kekuatan Gumara yang ada dalam diriku." Balas Awan memikirkan suatu rencana da