Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 221 - Bab 230

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 221 - Bab 230

639 Bab

BAB 221

"Tuan, sebaiknya anda menyerah saja! Mereka ini bukan orang yang bisa anda singgung." Manajer restoran juga mencoba meminta Awan untuk mundur. Bagaimanapun, Awan adalah pelanggannya, karena itu ia tidak ingin melihat Awan sampai celaka di restorannya.Terlebih, jika Awan sampai celaka di tempatnya, restorannya akan ikut tersorot. Karena gagal memberikan rasa aman pada pelanggan mereka. Manajer restoran tidak ingin hal ini terjadi, di samping tidak ingin pelanggannya celaka, ia juga tidak ingin reputasi restorannya terlihat buruk.Namun, Awan mengabaikan semua suara yang memintanya untuk menyerah dan mundur. Sebaliknya, ekspresinya bahkan tidak terpengaruh sama sekali, saat pemimpin bodyguar ini mendatanginya.Pemimpin bodyguard tersebut dengan percaya diri melayangkan pukulan tinjunya ke wajah Awan. Selain sebagai anggota triad, ia juga pernah melatih kemampuan bertinjunya di salah satu sasana tinju dan bahkan sempat berlaga sebagai atlet tinju profesional. Karena itulah, ia terlihat
Baca selengkapnya

BAB 222

Apakah ini masuk di akal?Begitupun dengan para pengunjung dan manajer restoran, mereka seolah sedang berhalusinasi saat itu. Mereka bahkan sempat berpikir, jika saat itu akan berakhir dengan pertempuran besar. Apalagi, si bos besar memiliki banyak pendukung di belakangnya.Bukannya terus menekan pemuda yang hanya berdua dengan pacarnya itu, si bos besar justru menawarkan damai. Baru kali ini, mereka melihat orang yang sedang unggul jumlah, sampai harus meminta damai pada mereka yang jumlahnya lebih sedikit.Saat melihat penampilan Awan, yang terlihat berkharisma, mereka berpikir, 'Apa yang istimewa dari pemuda ini, sampa-sampai orang seperti Akbar Malik menawarkan damai padanya?'Namun, saat itu Awan hanya terkekeh, menertawakan permintaan damai dari Akbar Malik, "Damai? Seingatku, orang-orang anda yang pertama kali datang dan berniat mengusir kami dari sini. Setelah mengacaukan ketenangan makan makan malam kami, anda pikir bisa mengajak damai begitu saja?"Manajer restoran dan para
Baca selengkapnya

BAB 223

"Awan?" Ulang Akbar heran, "Bukankah nama ini terlalu singkat?"Awan mengedikkan bahu dan berkata, "Mau bagaimana lagi, itu nama yang diberikan orang tuaku untukku. Apa kamu keberatan?""Hahaha, tentu saja tidak! Nama Awan adalah nama yang bagus, singkat dan mudah diingat." Ujar Akbar tanpa berani merendahkan nama Awan."Jadi, bagaimana dengan tawaranku mr. Awan?" Tanya Akbar berharap.Awan mengusap dagunya sejenak, seperti orang sedang berpikir. Saat itu, ia sempat melirik Karin. Hanya saja, tatapan Karin terlihat dingin dan seakan tidak menginginkan dirinya untuk berada dekat dengannya.'Sepertinya Karin menolak untuk mengenaliku. Baiklah, kalau begitu akan ku turuti apa maunya.' Pikir Awan.Setelah beberapa saat, Awan akhirnya berkata, "Maaf, aku tidak tertarik dengan tawaran anda.""Kamu.."Akbar terkejut dan tidak menyangka jika Awan akan langsung menolak tawarannya tanpa perlu repot-repot mempertimbangkannya. Ini seperti tamparan untuk ke tiga kali di wajahnya.Sulit untuk mengu
Baca selengkapnya

BAB 224

"Awan, apa kamu tahu, siapa orang yang baru saja kamu buat marah?" Tanya Elisa khawatir saat mereka berada dalam perjalanan pulang.Sebelumnya, mereka terus menikmati Dim Sum dan menghabiskannya. Awan ternyata benar-benar menyukai racikan Dim Sum di restoran Tim Ho Wan, yang menurutnya sangat enak. Selain itu, Awan juga sempat menikmati hidangan khas Hong Kong lainnya.Mereka baru kembali, setelah semua hidangan di atas meja berpindah ke dalam perut mereka. Tentu saja, sebagian besarnya Awan yang menghabiskannya. Dari sisi ini, Elisa tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap Awan. Meski status Awan saat ini adalah orang terkaya dan berpengaruh di Asia dan bisa disebut sebagai bangsawan, namun ia tidak gengsi dan malu-malu dalam mengekspresikan rasa sukanya. Nafsu makannya yang luar biasa, membuat Awan tanpa malu-malu menikmati hidangan di depannya, meski di sana ada Elisa.Ia tidak terlihat perlu untuk menjaga wibawanya sama sekali. Jika ini terjadi di kerajaan, orang-orang mun
Baca selengkapnya

BAB 225

"Huft." Awan menggeleng tidak berdaya.Sulit untuk menjelaskannya dengan kata-kata. Namun yang jelas, ia tidak ingin mengambil resiko dengan membiarkan Elisa menginap dalam kamarnya. Karena itu, Awan segera melihat sebuah liontin yang melingkar indah di leher Elisa."Elisa, bisa ku pinjam liontinmu sebentar!""Hmn, buat apa?" Tanya Elisa bingung. Karena itu, sama sekali tidak ada korelasinya dengan topik yang sedang mereka bahas."Jangan banyak tanya, aku hanya ingin meminjamnya sebentar."Elisa membuka kalungnya dan tanpa ragu menyerahkannya pada Awan. Meski ia tidak yakin dengan apa yang diinginkan Awan dengan meminjam kalungnya tersebut.Awan mengenggam kalung dengan liontin hijau yang terbuat dari permata zamrud tersebut dan di sekelilingnya terdapat dua belas permata kecil yang mengelilinginya.Selanjutnya, Awan mengiris ujung jarinya dan setetes darah keluar keluar dari ujung jarinya. Awan mengoleskannya ke atas batu permata. Keajaiban terjadi, darah Awan yang menetes ke dalam b
Baca selengkapnya

BAB 226

Sudut bibir Elisa tidak berhenti terkembang. Ia bahagia luar biasa dan penampilannya itu, terlihat tidak lebih seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. Elisa bahkan mungkin akan tidur sambil memeluk kalung ini nantinya, karena saking bahagianya."Oya, terus bagaimana caranya kamu bisa berada di dekatku, jika aku membutuh bantuanmu?" Tanya Elisa lebih lanjut, tiba-tiba teringat janji Awan sebelumnya. Kalungnya tiba-tiba berubah menjadi kalung ajaib yang bisa digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh dengan Awan. Hanya saja, ia masih belum paham, bagaimana kalung ini bisa membuat Awan berpindah tempat ke sisinya dalam waktu singkat.Apa Awan akan muncul dari dalam kalungnya itu? Tapi, jelas itu sangat tidak mungkin. Bagaimana mungkin Awan bisa muncul dari dalam kalung yang sangat kecil tersebut?Awan hanya mengedikkan bahu dan berkata, "Kamu bisa mencobanya dengan cara memanggilku seperti tadi."Elisa ingin bertanya lebih lanjut, namun ia segera menyimpannya dal
Baca selengkapnya

BAB 227

Awan berencana untuk menyelidiki Karra dan akan bersiap pergi, saat suara Elisa tiba-tiba menghentikan langkahnya."Ada apa, bos?' Tanya Jackie heran, karena melihat Awan yang tiba-tiba saja berhenti.Awan hanya melambaikan tangannya, untuk meminta Jackie tidak bersuara dulu."Elisa, ada apa?" Tanya Awan begitu merasakan ada gelombang kecemasan yang sedang melanda Elisa. Hanya saja, saat Awan menggunakan mata bathinnya untuk melihat kondisi Elisa, ia tidak menemukan ancaman yang berbahaya pada saat itu."Aku- aku ada masalah." Suara bathin Elisa terdengar sedikit bergetar, menandakan kalau dirinya sedang gugup saat itu."Tenangkan dirimu! Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?""Ada dua pekerja yang tewas di tempat proyek yang sedang kami kerjakan.""Ada bagian bangunan yang runtuh dan sekarang, pihak keamanan sedang menuju kemari. Ada yang mengatakan kalau bahan matreial proyek yang kami gunakan berada di bawah standar.""Aku tidak tahu, siapa yang menyebarkan isu ini. Tapi, tim peng
Baca selengkapnya

BAB 228

Meski ini terlihat sebagai kecelakaan kerja dan kelalaian pihak perusahaan. Namun, Awan menduga kuat, jika insiden ini ada yang merencanakannya. "Ceritakan tentang orang-orang yang bekerja di sini. Apa anda mengenal mereka semua?""Semua orang yang bekerja adalah para pekerja yang biasa bekerja dengan perusahaan kita. Hanya saja, kita sedang mengejar deadline untuk pembangunan gedung ini." Tunjuk Edra pada gedung yang menjadi tempat kecelakaan pekerja mereka.Itu adalah gedung terakhir yang harus mereka selesaikan sebelum akhir bulan ini. Karena itu, perusahaan butuh lebih banyak tenaga untuk mengebut pengerjaan bangunan."Jadi, sehari sebelumnya, kita memutuskan untuk merekrut beberapa pekerja baru. Tapi, kita sudah memeriksa semua identitas para pekerja sesuai dengan SOP perekrutan karyawan baru dan mereka semua aman, tidak bermasalah. Hal ini, juga sudah saya laporkan pada bu Elisa."Awan berjalan ke arah material bangunan yang menurut Elisa berada di bawah standar mereka dan bert
Baca selengkapnya

BAB 229

Olivia sempat ragu dengan permintaan Elisa ketika menyuruhnya ke sini untuk menangkap seseorang. Elisa mengatakan kalau itu karena permintaan Awan.Penasaran, Elisa berjalan mendekat ke tempat yang diminta Elisa. Siapa sangka, ia akan menemukan pelaku sebenarnya dibalik insiden hari ini. Meski begitu, Olivia berusaha bersabar dan daim-diam mengeluarkan alat penyadapnya dan merekam semua isi pembicaraan pekerja tersebut.Saat pekerja tersebut berbalik, ia terperanjat ketika mendapati Olivia sudah berdiri begitu dekat darinya. Jangan tanya bagaimana Olivia bisa melakukannya. Bagi Olivia yang sudah berada di level grandmaster setengah langkah, bergerak diam-diam tanpa ketahuan oleh orang yang sedang dikuntitnya adalah sesuatu yang sangat mudah.Tatapan Olivia penuh dengan kemarahan, begitu menemukan sosok pengkhianat yang sebenarnya. "Ka-kamu siapa? Ngapain kamu di sini?" Tanya pekerja tersebut gugup."Ngapain saya di sini?" Olivia tertawa sinis."Saya di sini untuk menangkap pengkhia
Baca selengkapnya

BAB 230

Awan tentu saja memperhatikan semua itu. Dalam hati, ia merasa salut dengan sikap kepemimpinan dan juga tanggung jawab Elisa. Dengan pemimpin seperti Elisa, hanya masalah waktu bagi perusahaannya untuk bisa berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.Bertepatan dengan saat itu, Olivia kembali dengan seorang pria ditangannya. Penampilan pria ini terlihat menyedihkan, wajahnya sudah bengkak dan terlihat babak belur setelah diberi pelajaran oleh Olivia sebelumnya."Eli, apa yang kamu ucapkan sebelumnya ternyata benar! Aku mendapati pria ini sedang menelpon seseorang dan dia adalah pelaku sebenarnya dibalik kecelakaan hari ini." Ujar Olivia sembari menahan amarahnya."Dia sudah mengakui perbuatannya."Selain itu, Olivia juga menunjukkan alat perekamnya dan memutar percakapan Chake Lee dengan seseorang lewat ponselnya.Wajah Elisa berubah dingin dan menatap Chake Lee dengan tatapan penuh kemarahan. Jika pria ini sekedar menggelapkan material bangunan saja, mungkin dia tidak akan sampai semara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
64
DMCA.com Protection Status