Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 211 - Bab 220

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 211 - Bab 220

639 Bab

BAB 211

"Kalau gak salah, namanya Annisa dan satu lagi Amanda.""Uhuk-uhuk.." Awan terbatuk cukup keras kali ini."Mas kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Rhaysa dengan polosnya."Huft!"Awan harus menghela napas cukup dalam kali ini, "Tidak apa-apa, aku tidak apa-apa!" "Terus, apa yang mereka katakan?" Tanya Awan untuk mengalihkan kegugupannya saat ini."Mereka menanyakan mas dan aku menjawab sama seperti jawabanku sebelumnya. Hanya saja, mereka mengatakan kalau mereka ingin bertemu mas. Terus, juga menanyakan siapa diriku? Kenapa aku yang mengangkat ponsel mas? Mereka menanyakan apa hubunganku dengan mas.""Kamu jawab apa?" Tanya Awan gugup.Awan berharap, jika Rhaysa tidak menjawab dengan jawaban yang sama seperti saat ia menjawab pertanyaan Awan pertama kali."Aku menjawab apa adanya, kalau aku adalah calon istri mas."Gubrak!Awan merasa sebuah gunung tiba-tiba datang dari langit dan menghimpitnya seketika itu juga. Awan takut untuk membayangkan bagaimana respons Annisa dan Amanda ketika itu
Baca selengkapnya

BAB 212

Ini adalah hari yang istimewa bagi klan Sanjaya. Semua orang dalam klan bisa merasakan eforia yang besar untuk perayaan lima ratus tahun klan Sanjaya hari ini. Karena mereka tidak hanya sekedar merayakan hari jadi klan yang sudah berumur lima abad ini, tapi ini juga akan menjadi hari ucapara penobatan ketua klan ke tiga belas secara resmi. Tidak hanya kepala keluarga utama dan cabang saja yang hadir untuk menghadiri upacara sakral ini, tapi jumlah masa yang datang setelahnya juga luar biasa banyak. Semua itu, karena antusias tinggi mereka untuk menyambut pemimpin baru mereka. Jika sebelumnya, karena isu yang disebar oleh Jerry Sanjaya dan komplotannya, membuat suara di dalam klan jadi terpecah. Di mana hanya sebagian dari seluruh anggota klan yang masih mendukung Awan sebagai ketua. Sebagian lain justru memilih berada di area abu-abu dan tidak sedikit yang berpikir untuk menggunakan kesempatan itu untuk bisa merebut posisi ketua klan, sama halnya dengan pemikiran Jer
Baca selengkapnya

BAB 213

"Bibi pasti bercanda? Kami belum kawin. Bukankah butuh acara lamaran dulu, baru kami bisa kawin?" Tanya Rhaysa dengan polosnya.Awan hampir saja tersedak mendengar pertanyaan polos Rhaysa, Awan tidak mengerti buku seperti apa yang telah dibaca oleh Rhaysa sebelumnya. Awan sempat berpikir, apa ia perlu mengajarinya? Namun, ini bukan saat yang tepat untuk berpikir seperti itu."Sudah, tidak usah dibahas. Mari kita ke aula!" Charlote terkekeh dan sempat menggoda keponakannya itu terakhir kali, "Kamu pasti sempat berpikir untuk mengajari Rhaysa kawin, 'kan?""Uhuk-uhuk.." Ucapan bibinya membuat Awan tersedak."Aku tidak keberatan kalau mas Awan mau mengajarinya." Imbuh Rhaysa dengan lugunya, membuat Awan semakin panas-dingin dibuatnya.'Sial, lama-lama di sini, yang ada justru keduanya ku kawinin sekalian! Biar acara penobatannya di dalam kamar ini saja.' Pikir Awan greget....Aula di sini, sangat berbeda dengan aula yang ad
Baca selengkapnya

BAB 214

Saat itu, Charlote memberikan sebuah kotak kecil pada Awan. "Bukalah!" Ujar Charlote enteng. Saat Awan membuka kotak tersebut, di dalamnya terdapat sebuah tombol seukuran ibu jari orang dewasa. "Itu adalah emergency button." "Untuk?" "Yah, mungkin kamu sekarang belum membutuhkannya. Namun, kamu bisa menekannya saat berada dalam keadaan darurat. Nanti, akan ada ratusan pasukan gerak cepat yang selalu siap selama dua puluh empat jam penuh." "Benda ini khusus dimiliki oleh ketua klan seorang. Kamu dapat menggunakannya saat butuh tindakan cepat dan taktis." Jelas Charlote menjelaskan kegunaan benda kecil tersebut. "Jangan bilang kalau ini sama seperti cerita novel, bi? Nanti akan ada pasukan militer yang akan datang, begitu aku menekan tombol ini." Canda Awan dan menganggap konyol ada cerita seperti itu. Namun, yang tidak disangka-sangka Awan, bibinya justru mengangguk membenarkan ucapannya, "Bisa dianggap seperti
Baca selengkapnya

BAB 215

"Hati-hati ya, mas! Urusan di sini biar aku dan bibi Charlote yang mengurusnya, jadi mas bisa fokus sama urusan di Hong Kong." Ujar Rhaysa ketika akan melepaskan kepergian Awan.Mereka sedang berada di Bandara khusus pulau Northbay. Rhaysa, Charlote dan puluhan kepala keluarga cabang dan utama mengantar kepergian Awan hari ini.Sebenarnya, Awan tidak ingin kepergiannya membuat heboh banyak orang. Apalagi sampai di antar secara formil dan pakai iring-iringan segala. Kalaupun ada yang mengantar, maka bibi Charlote ataupun Rhaysa saja, sudah cukup baginya.Tapi berita kepergian Awan sempat bocor dan diketahui oleh beberapa orang dan mereka pun memaksa untuk tetap mengantar kepergian Awan kali ini.Setelah Rhaysa, Charlote menghampiri Awan dan berkata, "Di Hong Kong nanti, kamu dapat menemui Jackie Chan. Dia adalah pimpinan ROB's Manufacturing. Perusahaan ini berada di bawah grup perusahaan kita. Dia mungkin bisa membantu urusanmu selama berada di Hong Kong nanti. Namun, jika itu masih ku
Baca selengkapnya

BAB 216

Setelah memastikan, jika pria yang baru saja keluar dari terminal kedatangan adalah orang yang sedang ditunggunya, Jackie segera menyambutnya. Para pengawalnya pun dengan sigap membuat barikade, agar tidak ada satupun orang yang menghalangi jalan bos mereka.Hal itu, sedikit membuat Awan kurang suka. Ia sudah menebak sebelumnya jika akan mendapat sambutan seperti ini, meski tetap tidak ada sambutan megah seperti yang ditekannya. Hanya saja, ini tetap terkesan berlebihan bagi Awan. Beruntung ia mengenakan kacamata hitam saat itu, sehingga penampilannya tidak akan terlalu terekspos."Selamat datang, bos besar! Kami sudah menanti kedatangan anda.""Mr. Jackie Chan?" Sapa Awan datar."I-iya, bos. Selamat datang di Hong Kong. Selaama anda berada di sini, saya akan...""Kita bisa langsung berangkat?" Ujar Awan langsung menyela sambutan ramah tamah Jackie Chan. Ia kurang nyaman, karena saat itu banyak mata yang sedang melihat mereka. Terutama, ada beberapa kamera yang sedang merekam momen di
Baca selengkapnya

BAB 217

Pertemuan dengan Elisa adalah sesuatu yang tidak disangka-sangka oleh Awan. Sebenarnya, meski pertemuan ini terjadi karena ketidaksengajaan sekalipun, Awan memang sudah lama ingin mencari Elisa. Terutama karena bantuan Elisa saat pertempuran di manor Sanjaya, Gina dan nenek Chiyo bisa diselamatkan dari sekapannya aliansi klan tujuh naga dan organisasi the Shadow.Hanya saja, setelah pertempuran besar itu, Awan kehilangan ingatannya dan Elisa bersama keluarga Jati yang tersisa, menghilang entah ke mana. Ditambah, saat kekalahan aliansi tujuh klan naga dan organisasi the Shadow, mereka semua masuk ke dalam daftar hitam yang dilarang masuk ke negara IndonesiaAwan baru mengetahuinya dari informasi bibi Charlote, setelah ingatannya kembali. Saat itu, Awan sempat menanyakan keberadaan Elisa pada Gina dan nenek Chiyo. Tapi, tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaan Elisa. Karena bagaimanapun, Awan berhutang permintaan terimakasih pada Elisa.Jadi, pertemuan kali ini, begitu mengejutk
Baca selengkapnya

BAB 218

Awan memikirkan ajakan Elisa sejenak. Karena dia juga belum tahu harus menemukan Karra di mana. Sehingga tidak ada adalahnya untuk memenuhi permintaan Elisha, "Baiklah, aku bisa menemanimu makan malam kalau begitu."Elisa merasa senang, "Ingat! Kamu sendiri yang mengatakannya. Katakan padaku, di mana kamu menginap? Aku akan menjemputmu jam lima sore nanti."Awan melihat ponselnya sebentar. Karena sebelum pesawatnya mendarat, asistennya sudah memesankan sebuah hotel sebagai tempat tinggalnya selama ia berada di Hong Kong, "Aku menginap di Ritz-Carlton." Jawab Awan setelah memastikannya."Baik, kalau begitu aku akan menjemputmu tepat jam lima sore ini.""Baik, aku menunggumu kalau begitu." Begitulah pertemuan mereka siang itu dan Elisa harus kembali untuk menyelsaikan beberapa pekerjaannya.Sementara itu, Awan memberi tugas pada Jackie untuk menyelidiki keberadaan Karra dan juga informasi tentang Malik's Manufacturing, untuk menemukan keberadaan Karin.Namun, nama Karin sengaja tidak d
Baca selengkapnya

BAB 219

Elisa cemberut, dia mengira telah mengejutkan Awan. Ternyata reaksi yang ditunjukkan Awan, hanya biasa saja. Ia merasa kejutannya, jadi terkesan bukan seperti kejutan lagi. Tapi, Elisa tidak berputus asa begitu saja. Karena restoran ini, memiliki menu yang tentunya bakal mengejutkan Awan nantinya.Karena itu, Elisa dengan bersemangat menjelaskan, "Aku sengaja membawamu ke sini, karena restoran ini terkenal dengan dim sum nya yang sangat enak.""Dim sum?" Tanya Awan dengan dengan kening sedikit berkerut, penasaran."Kamu tidak tahu?"Awan menggelengkan kepala dengan polos, karena ia memang belum pernah mencoba menu makanan ini sama sekali.Elisa mengerucutkan bibir dan tertawa senang. Akhirnya, ada juga sesuatu yang tidak diketahui Awan dan itu membuatnya bersemangat."Dim sum itu adalah masakan khas negara ini dan restoran ini adalah restoran penghasil dim sum terbaik. Mereka beberapa kali mendapatkan bintang Michelin, berkat masakan dim sum mereka yang terkenal akan kelezatannya.""H
Baca selengkapnya

BAB 220

"Karin." Sapa Awan dengan ekspresi terkejut, ketika melihat kehadiran Karin yang tidak terduga di sana.Hanya saja, Karin hanya menatap datar ke arah Awan. Lebih parahnya, detik berikutnya, Karin justru menatap dingin Awan dan terkesan tidak mengenalnya.Reaksi tersebut muncul, setelah Karin mendapati adanya seorang wanita cantik yang berdiri di sisi Awan. Hal itu, membuat Karin semakin membanci Awan. Bahkan, Karin tidak sudi untuk melihat wajah Awan lagi, dengan berpaling ke arah lain.Akbar Malik yang berdiri di sebelah Karin, menatap Karin dan bertanya, "Della, apa kamu mengenal pria ini? Kenapa dia memanggilmu 'Karin'?"Karin hanya menjawab dengan datar, "Aku tidak mengenalnya. Dia mungkin sedang berhalusinasi dengan berlagak mengenalku. Kamu tahu sendiri, betapa banyak fans ku yang bersikap seolah mengenalku."Jawaban Karin membuat Awan terkejut. Ia tidak menyangka, jika Karin akan bersikap seperti tidak mengenalnya.Tidak mengenalnya? Yang banar saja!"Bung, pacarku tidak mengen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
64
DMCA.com Protection Status