Mama Vania mengelus punggung Elya lembut. Sebagai sesama wanita, dia paham sekali bagaimana perasaan menantunya itu."El …." Mama Vania tersenyum, menatap Elya lembut."Kalau kau mau pulang sekarang, Mama temenin, yuk." Mama Vania kembali mengelus punggung Elya yang duduk di sebelahnya.Tadi Mama Vania mengajak Elya duduk di bagian belakang, agak pojok. Dia ingin Elya menenangkan diri.Ketika melihat anak menantunya itu hampir lepas kendali saat pertemuan tadi, dia bergegas menyeretnya keluar.Percuma.Percuma melawan Kakek Harimurti.Kata-katanya adalah perintah. Sekali dia bersuara, maka wajib hukumnya dilakukan, tak bisa dibantah. Empat puluh satu tahun dia menjadi menantu di keluarga Harimurti, dan selama itu juga, dia hanya dianggap sebagai pelengkap.Keluarga besar memang selalu berlaku baik, tapi dia paham sekali, keberadaanny
Read more