Home / Romansa / DUSTA LELAKI BERGELAR SUAMI / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of DUSTA LELAKI BERGELAR SUAMI: Chapter 31 - Chapter 40

95 Chapters

KDRT!

Dulu, saat pernikahannya dengan Elya, wanita itu meminta diadakan resepsi secara sederhana. Resepsi dengan tema pesta kebun, yang hanya dihadiri oleh kerabat terdekat mereka saja. Sehingga selama acara berlangsung, kehangatan dua keluarga sangat kental terasa.Bram ingat sekali. Mereka bahkan menyapa setiap tamu di meja mereka masing-masing. Bukan tamu yang naik ke pelaminan untuk bersalaman, tapi mereka yang berkeliling. Benar-benar ide yang bagus untuk menyatukan dua keluarga, dan juga menunjukkan kesopanan, karena mereka yang muda, yang berkeliling mendatangi keluarga yang lebih tua.Berbeda dengan Elya, Rossa ingin acara pernikahan mereka diselenggarakan dengan resepsi yang mewah. Jadilah selama hampir sebulan ini Bram pusing mengikuti kemauan Rossa.Gedungnya harus gedung yang sering digunakan oleh selebriti. Vendor-vendornya harus vendor yang sudah berpengalaman menangani pernikahan orang-orang ternama di negeri ini. Entah sudah berapa vendor yang me
Read more

Kedatangan Rossa

Dia tidak menyangka Bram akan melakukan kekerasan padanya. Sepuluh tahun mereka bersama, ini kali pertama Bram memukulnya.Karena Rossa kah? Apakah lelaki di hadapannya ini mulai berpaling?Berpaling? Elya merasa geli sendiri. Sadarlah Elya! Bahkan mungkin lelaki di hadapanmu itu tidak pernah mencintaimu sedetikpun!Kau masih percaya kata-kata cintanya setelah bertahun-tahun dia berdusta? Omong kosong!Cinta seperti apa yang tega menyakiti orang yang dicintainya?! Kebohongan mungkin masih bisa diterima, Elya berusaha menguatkan hati untuk memaafkan Bram. Bram melakukan itu karena terpaksa. Toh andai Bram jujur dan kehilangan semua warisannya, Elya juga akan kesusahan. Elya bisa menerima, dia berpikir dari berbagai sudut pandang agar tidak salah langkah.Tapi kini, saat Elya sedang berjuang agar mereka bisa baik-baik saja, Bram mematahkan lagi harapannya! Lekaki berjiwa pengecut itu menghancurkan semua kepercayaannya. Memberangus semua impiannya!Impian hidup menua bersama itu tentu ma
Read more

Memanas-manasi Rossa

"Ooh." Elya menjawab singkat. Suasana hatinya masih kacau. Ditambah pula kedatangan Rossa. Ambyar sudah semua.Rossa mengerutkan kening. Tidak biasanya Elya seperti ini. Wanita di hadapannya ini biasanya akan selalu tersenyum tenang."Bram ada?" Rossa akhirnya kembali bersuara."Ada." Elya menunjuk kursi sambil melangkah, mengajak Rossa duduk di ruang tamu.Rossa yang kebingungan akhirnya mengikuti Elya. Kenapa malah duduk di sini? Elya tidak akan memanggil Bram?"Ada perlu apa, Ros?" Elya menarik napas panjang. Dia erusaha mengendalikan hatinya."Aku ingin mengembalikan ponsel Bram, El. Tadi tertinggal di tasku." Rossa tersenyum. Dia mengeluarkan ponsel Bram dari dalam tas."Nanti kuberikan padanya." Elya mengambil ponsel dari tangan Rossa."Boleh aku sendiri yang mengembalikan ke Bram?" Rossa menahan ponsel di tangannya."Tidak boleh." Elya tersenyum sambil menarik ponsel."Apa jadinya sampai Rossa melihat Bram dalam keadaan kacau seperti itu?" Elya berdehem.Rossa tersenyum mendeng
Read more

Rossa Terbakar

Pukul 06.00, Elya sibuk di dapur. Menggunakan celemek warna ungu muda, dengan rambut dikuncir ekor kuda, membuat tampilan Elya sangat sedap dipandang mata.'Sudah cantik, mau diapakan juga tetap cantik bukan? Ada yang bilang cantik itu relatif, jelek itu mutlak. Tapi menurutku, cantik itu dia, dia yang ada di depan mata. Cantik itu, Elya.' Bram terus membatin memperhatikan Elya yang sibuk entah membuat apa di dapur sana.'Andai waktu bisa kuputar, kupastikan aku tidak akan pernah membohonginya. Andai aku menyadari lebih cepat rasaku padanya, mungkin saat ini kami masih bersenda gurau bersama, menyiapkan sarapan pagi sambil berbagi cerita dan canda." Bram menarik napas panjang. Perlahan melangkah menuju meja makan.Elya terus bersenandung riang. Tidak menyadari kehadiran Bram. Sibuk membakar roti menggunakan teflon. Meletakkan roti bakar tadi di atas tatakan, kemudian menyusun wortel yang telah diiris seukuran korek api dan kol diatasnya, setelah itu menambahkan mayonaise dan saos samb
Read more

Kecurigaan Bram

"Tutup mulutmu, Elya!" Rossa langsung menyambar tasnya. Bergegas berdiri, dan berjalan dengan cepat menuju pintu.Elya tertawa terbahak-bahak melihat wajah menggelembung Rossa.Saking terburu-burunya, tas yang dibawa Rossa terkait pada kursi yang diduduki Elya hingga membuatnya terjatuh."Sialan!" Rossa menggerutu. Menoleh cepat pada Elya yang menutup mulutnya."Dasar kursi sialan!" Rossa memukul kursi di sampingnya."Aw, aduh!" Rossa mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa sakit karena memukul kursi.Elya tertawa semakin keras.Bergegas Rossa bangkit, tanpa menoleh lagi dia langsung berjalan cepat menuju pintu. Malangnya, malam ini bukan waktu terbaik Rossa. Dia terpeleset saat akan keluar dari pintu.Tawa Elya semakin menjadi-jadi.Rossa terdengar memaki, kemudian membanting pintu dengan kasar."Dia yang bermain api, dia juga yang kepanasan sendiri." Elya masih tertawa geli beberapa saat setelah mobil Rossa terdengar meninggalkan rumah.Setidaknya kehadiran Rossa barusan sedikit me
Read more

Rahasia Elya

Bram melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Dia bergegas menuju mobil. Ini hari yang sangat sibuk. Janji temu dengan rekan bisnis jam delapan pagi, belum lagi nanti masih harus menemani Rossa.Bram memukul kemudinya. Sedikit kesal ketika mengingat nama Rossa. Wanita itu benar-benar membuat kepalanya pusing tujuh keliling. Hampir sebulan mereka mempersiapkan pernikahan, belum ada enam puluh persen hasilnya yang terlihat. Padahal menurut Bram, akan lebih mudah jika mereka menyerahkan semuanya pada EO, tetapi Rossa lebih memilih terlibat sendiri.Derum mobil Bram meninggalkan pekarangan terdengar sampai ke dalam kamar. Elya yang sedang menelepon mengernyitkan keningnya. Tumben Bram tidak pamit? Biasanya dia selalu mengulurkan tangan agar Elya mencium tangannya sebelum berangkat kerja."Lin, sudah dulu ya. Aku baru mau siap-siap. Jangan lupa kirim proposalnya … iya … iya … nanti kupelajari sekalian jalan ke sana … siiip … sudah ya." Elya meletakkan ponselnya.Elya mengambil setelan ba
Read more

Rahasia Elya (2)

"Kau tidak sadar, Mas. Kau yang menggantungkan hidupmu padaku! Sepertinya sampai detik ini kau belum juga menyadari arti keberadaanku, sehingga ringan saja bagimu berbuat kasar tadi malam." Elya menginjak rem secara mendadak, anak penjual koran tiba-tiba menyeberang di depan sana."Andai kutunjukkan pada keluarga besar hasil pemeriksaan kita, habislah semua yang kau banggakan selama ini. Aku tidak melakukannya, karena memandang Mama Vania dan Papa Lin yang selalu baik." Elya menyalakan pemutar musik. Suara lembut dari salah satu penyanyi kesukaannya mengalun merdu. Elya bersenandung kecil mengikuti irama lagu.Pelan tapi pasti, usaha yang dirintis Elya mulai menancapkan tajinya. Usahanya selama bertahun-tahun mulai menampakkan hasil. Dia memang tidak pernah tampil ke depan, dia selalu berada di balik layar. Elya tidak pernah menunjukkan dirinya sebagai pemilik perusahaan, tapi seratus persen kepemilikan saham dikuasai oleh dirinya.Sengaja, Elya membuatnya seperti itu agar Bram tidak
Read more

Mulai Beraksi

"Eh maaf, maaf. Mari, Bu Elya. Silahkan duduk." Elin langsung melepaskan pelukan Elya. Dia menyadari mereka sedang dalam posisi profesional saat ini. Tadi dia kelepasan memanggil Elya tanpa embel-embel "Bu".Elya tersenyum melihat kegugupan di mata Elin. Dia menepuk bahunya agar biasa saja."Tidak apa-apa, Lin. Panggil Elya saja seperti yang kuminta, aku lebih suka dipanggil nama langsung. Kita seumuran, kan?" Elya mengedipkan sebelah mata pada Elin."Terima kasih, Bu Elya." Elin mengangguk. Sedikit menyipitkan matanya pada Elya, "kapan kau bilang seperti itu?" Maksudnya.Elya mengedikkan bahu, "hei, aku sudah menyelamatkan mukamu di depan bos-bos besar ini, loh. Berterima kasihlah!" Maksud Elya.Elya dan Elin bersahabat sangat dekat, sejak kuliah mereka terbiasa berbicara tanpa bersuara. Kode itu, hanya mereka yang mengerti maksud dan tujuannya."Sudah ada kabar?" Elya melempar tanya setelah sejenak basa-basi singkat, bertanya kabar dan sebagainya."Belum, Bu. Kami sudah mengirim tim
Read more

Menunggu Kehancuran Harimurti

"Tenang saja, Mister. Perusahaan itu punya cukup uang untuk membayar hutang. Bukan begitu, Elin?" Elya melempar tanya pada Elin yang sedang sibuk mengetik sesuatu di laptopnya."Betul, uang itu sudah dari lama dikeluarkan oleh Pak Bram sedikit demi sedikit Mister. Bahkan uang tebusan untuk aset yang akan pura-pura dibeli oleh perusahaan rekanan pun sudah disiapkan." Elin mengangguk. Dia berusaha meyakinkan Mr. Dedrick sebagai salah satu kreditur yang meminjamkan dana, bahwa uang itu aman."Aku mempunyai seorang teman, yang bisa membantu. Rencana ini sudah dimulai enam tahun lalu. Investasi minyak di daerah bersalju, investasi bodong karena sebenarnya di tanah itu cadangan minyaknya tinggal sedikit." Bram menghela napas."Lalu?" Kakek Harimurti tidak sabaran melihat Bram menjelaskan secara lambat."Saat ini, perusahaan mempunyai pinjaman dalam jumlah besar di dua kreditur kenalan temanku itu, Kek. Investasi itu membutuhkan dana yang besar, sehingga aku harus berhutang karena memerlukan
Read more

Karma

Alunan suara dari salah satu Diva terbaik di dalam negeri mengalun merdu memenuhi ruangan. Indah. Suara yang terdengar sangat indah. Menggunakan kebaya tradisional modern, rambut dibiarkan terurai begitu saja, penampilan Diva itu sungguh sedap dipandang mata. Spontan tepuk tangan riuh memenuhi ruangan, saat Sang Diva mengakhiri setiap lagu yang dibawakannya.Para tamu terlihat sangat menikmati jalannya acara. Sambil bercakap-cakap ringan di kursi-kursi dan meja yang telah disusun sedemikian rupa, santai menyantap kudapan dan hidangan yang telah disediakan secara prasmanan.Di deretan kursi paling depan, ujung sebelah kanan, Elya duduk rileks menikmati makanan kecil dan merasakan segarnya minuman. Sesekali dia ikut bersenandung, saat kebetulan lagu yang dibawakan Sang Diva adalah lagu kesukaannya."Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya sekalian, dimohon untuk berdiri sebentar, karena kedua mempelai akan segera memasuki ruangan." Suara MC kondang yang sering menjadi pemandu acara di salah satu s
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status