"Talak Aku, Mas!' Raka terhenyak. Permintaan Shinta bagaikan belati tajam yang menancap di dadanya. Tatapan memohon dari Shinta menghujam lubuk hatinya yang paling dalam. Betapa ia telah menorehkan luka yang menganga di hati sang istri. "Tidak. Aku tidak bisa. Aku sangat mencintaimu, Maira." Suara Raka bergetar. "Tidak, kamu tidak pernah mencintaiku, Mas. Sejak Awal hanya perempuan itu yang ada dihatimu." "Aku akui, Aku salah. Tapi cinta itu mulai tumbuh sejak pertama kali kamu pulang ke rumah. Kamu adalah separuh jiwaku, Sayang.' Raka mulai meneteskan bulir bening di sudut matanya. Ia paham, kesalahannya sangat sulit dimaafkan. Namun betapa beratnya jika harus melepas Shinta saat ini. "Raka, tolong bebaskan putriku. Aku tak sudi jika kamu menyakitinya lebih dalam. Mempertahankan rumah tangga ini, hanya akan menambah luka untuknya." Kali ini Pratama ikut berbicara. "Tenang saja, kami tidak akan pernah melupakan jasa-jasamu untuk PT Ramajaya yang kamu kelola sejak dulu. Untuk i
Baca selengkapnya