Restoran Jepang, Jakarta."Aku ke sini bukan ingin mengajak Papa makan siang, aku ingin mendengarkan penjelasan dari Papa." Julio memandang Julian tak henti. Pikirannya melayang, memaksa dirinya sendiri untuk mendesak Julian. Julio menghela napas. "Aku ada kelas setelah ini. Aku yakin Papa tidak setuju jika aku membolos," sambungnya. Julian malah tertawa kecil mendengar kalimat itu. Dia manggut-manggut ringan dan tersenyum melirik Julio. "Bukankah itu kebiasaanmu?""Kamu sudah sering membolos dan Papa tahu itu. Terakhir kali kamu bertengkar dengan temanmu, Papa biarkan kamu." Julian menukas. Dia kembali memasukkan satu gulung sushi ke dalam mulutnya. Julio mengerutkan kening. "Jenar mengatakan itu?""Panggil dia Mama," kata Julian ketus. "Meskipun usia kalian hampir sama, tetapi ingatlah kalau dia adalah mamamu. Dia istriku."Julio berdecak. "Jika tahu kalau Jenar adalah istrinya Papa, kenapa malah menemui Mama Luce?" tanya Julio. "Jenar pasti—"Kalimat Julio langsung terhenti kal
Read more