“Kita bicarakan ini nanti aja Bintang. Nggak enak kalau kita harus berdebat di tepi jalan seperti ini,” bujuk Azzalyn. Bintang hanya bisa menurut meski hatinya merasa masih tak terima dengan kalimat aneh dari Azzalyn tadi. Mereka sampai di sebuah warung makan lesehan yang menjual aneka menu masakan, termasuk mie ayam kesukaan Azzalyn. Setelah pelayan mengambil pesanan, Bintang memandang Azzalyn tanpa kedip. Azzalyn sadar, cowok itu sedang meminta penjelasan darinya. “Kita makan dulu bisa?” tawar Azzalyn. “Aku lapar dan aku nggak mau kehilangan selera makan. Kamu tenang aja, aku pasti akan memberi penjelasan padamu,” sambungnya, seolah tahu apa yang ada di dalam pikiran Bintang. Bintang hanya menghela napas kasar, sepertinya ia kembali harus bersabar. Saat makanan datang, mereka hanya bisa makan dalam diam. Bintang yang biasanya ceria dan banyak bicara kini tampak terlihat tak bersemangat. “Sekarang udah bisa ngomong?” tanya Bintang, sesaat setelah pelayan membersihkan meja mereka.
Baca selengkapnya