“Aku udah bilang, untuk sementara aku akan tetap di sini, Bintang. Aku nggak bisa kerja jauh-jauh, Mbahku nggak ada yang jaga. Apalagi harus kerja di kota. Aku... Nggak mau ke sana lagi,” kata Azzalyn sambil meletakkan gelas jus yang baru saja ia teguk airnya. Kini mereka sedang duduk berdua di sebuah kafe kecil di tepi air, menikmati semilir angin sore, setelah Azzalyn menyelesaikan pekerjaannya di pasar tadi. “Tapi ini kesempatan bagus, Azzalyn. Sedang ada lowongan di salah satu hotel milik kenalanku. Aku bisa merekomendasikanmu untuk kerja di Departemen Sales & Marketing. Mereka sedang mencari pengganti Sales Executive mereka yang nggak lama lagi mau resign.” Azzalyn diam. “Tapi aku nggak enak kalau harus masuk kerja karena rekomendasi darimu lagi. Bisa-bisa orang bilang kalau aku mendapat kerja karena punya orang dalam.” “Aku cuma memberi rekomendasi Azzalyn. Sementara yang melamar kerja, sampai interview dan segala macam itu murni karena kemampuanmu sendiri. Kau dulu diterima b
Read more