Home / Pernikahan / Istri yang Terpaksa Kau Nikahi / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri yang Terpaksa Kau Nikahi: Chapter 121 - Chapter 130

286 Chapters

BAB 121 — BERMAIN API?

“Maaf, sebelumnya apakah kita pernah saling mengenal?” tanya Serra dengan hati-hati, ia takut menyinggung perasaan wanita bergaun biru ini. Seingatnya, Serra belum pernah mengenal perempuan ini, hanya tidak merasa asing dengan wajahnya. Seperti pernah melihat, akan tetapi ia lupa dimana. Atau mungkin itu hanya perasaan Serra saja? Tidak bisa dipastikan juga. Sedangkan sang lawan bicara kini melekuk bibirnya, tersenyum manis walau dengan kesan sedikit terpaksa. Perempuan dengan rambut yang terurai panjang itu berjalan ke arah meja kecil yang ada di samping Serra berbaring. Detik berikutnya ia meletakkan barang bawaannya di sana. “Salam kenal, Aku Rossa, mantan pacar Gamma,” katanya terang-terangan setelah mengulur tangan membuat Serra melebarkan kedua kelopak matanya. Sebentar! Apa katanya tadi? Mantan? Jadi ini mantan kekasih Gamma sebelum menikah dengannya? Bukankah Rossa adalah nama mantan kekasih yang mengkhianati suamiya itu sebelum hari pernikahan mereka tiba? Hanya itu sekilas
Read more

BAB 122 — BANGSAL YANG KOSONG

“Semua saham milik Adam juga asset miliknya sudah berhasil kita balik nama!” William meletakkan tumpukan map dengan berbagai warna pada meja kaca milik Gamma. Lelaki itu baru saja bertemu dengan seorang notaris yang sebelumnya sudah ditunjuk untuk melakukan proses legalitas pembalikan nama semua aset milik Adam menjadi milik Gamma. Kedua sudut bibir lelaki itu mengembang kala melihat semua hasil yang dikerjakan sang notaris. Walau harta milik Adam dan Rossa tak sebanding dan tidak sebanyak milik mereka, tetapi para pria itu tersenyum puas. Ya, Gamma sudah berhasil membuat Rossa yang tidak bisa melakukan apa-apa, kini tunduk kepadanya. Seperti kesepakatan mereka beberapa minggu yang lalu, dimana Rossa memohon agar nama suaminya diselamatkan dan meminta Gamma untuk tidak membatalkan proyek itu serta menuruti semua syarat yang diberikan. Wanita itu akhirnya setuju menyerahkan semua asset milik suaminya untuk dibalik nama menjadi milik Gamma Pranadipta. Dengan begitu, Gamma bisa menguas
Read more

BAB 123 — TOLONG, JANGAN TINGGALKAN AKU, RA!

Dentaman dalam dada Gamma semakin terasa kencang. Hampir-hampir jantungnya itu mencuat keluar. Paper bag berisi makan malam untuk Serra yang dibawa tadi hanya ia letakkan sembarang pada nakas kecil disudut ruangan. Bahkan tak peduli jas mahalnya itu jatuh menyentuh lantai.Persetan dengan barang itu!Saat ini hanya satu hal yang ada di pikiran Gamma saat ini. Ia harus menemukan Serra. Kedua tangannnya sudah mengepal erat menahan emosi yang bergejolak dalam dirinya. Sungguh, jika kali ini Serra melarikan diri kembali maka ia tak akan bisa mengampuni dirinya dan tak segan-segan membuat perhitungan dengan Rossa. Ya, wanita ular itu yang telah membuat semuanya menjadi kacau! Dengan setengah berlari, Gamma berjalan menyusuri ubin marmer berwarna putih, mencari perawat yang biasanya berlalu lalang di depan bangsal. Namun, entah mengapa untuk saat ini mereka semua seakan menghilang ditelan bumi.Tidak ada satupun perawat yang ia jumpai di sini.Oh, astaga! Gamma bisa gila!Lelaki itu lant
Read more

BAB 124 — BARANG YANG MENCURIGAKAN!

Semangkuk steam salmon yang dibawa Gamma beberapa saat yang lalu kini sudah berada di tangan Serra. Wanita itu sedang duduk santai dan bersandar pada kepala ranjang, pandangannya terarah pada layar televisi yang menyala di hadapannya. Sedangkan bibirnya sibuk mengunyah potongan daging salmon yang ia suap sendiri.Jika dihitung dengan jari, ini adalah kedua kalinya ia menyantap ikan salmon. Pertama, saat ia dinner di rumah mertuanya beberapa bulan yang lalu. Sayangnya, waktu itu perutnya menolak rasa bumbu mentai yang disajikan hingga akhirnya sepotong pun tak bisa tertelan dengan baik. Entah bawaan bayi, atau mungkin lidahnya tak cocok dengan saus khas negeri sakura itu. Menyedihkan sekali bukan?Akan tetapi kali ini setelah tidak hamil, begitu memakan ikan yang sama, tubuhnya memberikan respon baik. Ia cukup bersyukur karena itu. Tidak terbayang bagaimana jadinya jika Serra tak bisa menelan makanan ini, sementara Gamma sudah repot-repot membeli untuknya.“Bagaimana salmonnya? Kau suk
Read more

BAB 125 — SEBUAH FAKTA BARU

“Keparat! Ini sudah terlalu jauh dan melampaui batas!” Umpatan kasar itu lolos dari bibir Gamma setelah melihat dan mendengar putaran rekaman pada layar tabnya. Lelaki itu berhasil mengambil rekaman yang tersimpan CCTV yang terpasang di bangsal Serra. Mulanya rekaman video itu hanya menampilkan sudut pandang ketika Rossa berjalan menuju bangsal dimana Serra dirawat. Akan tetapi darah dalam tubuhnya mulai mendidih kala mendengar percakapan antara Rossa dengan istrinya. Wanita sialan itu benar-benar keterlaluan! Bisa-bisanya Rossa merendahkan Serra dan menghasutnya dengan mengungkit kembali masa lalu Gamma bersama Nindira. Lalu mengatakan bahwa Gamma sedang bermain api dengan rumah tangganya? SHIT! Gamma benar-benar geram dibuatnya. Dasar, Licik! “Aku setuju denganmu. Tapi kenapa Serra tidak jujur saja padamu jika Rossa datang dan berkata seperti itu?” William memainkan benda kotak berwarna hitam yang hanya berukuran 2 x 2 cm. Saking mungilnya, benda itu bisa terpegang oleh ibu jar
Read more

BAB 126 — SUAMI MESUM!

Gamma baru saja tiba di kamar rawat inap yang ditempati istrinya. Setelah bertemu dengan William di kantin rumah sakit, pria itu bergegas menemui Serra, Jujur saja, semenjak melihat rekaman dari berbagai video yang ia periksa hari ini, Gamma takut bila terlalu lama meninggalkan wanita itu sendirian. Lebih tepatnya pria itu khawatir.Bagaimana tidak? Rossa dan segala permainannya masih mengancam kebahagiannya. Ditambah dengan Bu Ambar yang masih menjadi pertanyaan dalam benaknya. Dan, lelaki itu tak tahu, siapa lagi yang ingin berusaha menghancurkan rumah tangganya?"Sayang? Belum tidur?" tanya Gamma begitu melihat sang istri masih terjaga. Serra sedang terbaring pada ranjang masih dengan aktivitasnya menonton drama favoritnya. Hal itu membuat Gamma menerbitkan senyum tipisnya sembari menggelengkan kepala. Sungguh heran, mengapa wanitanya itu sangat betah menonton sebuah cerita kendati harus menghabiskan waktu berjam-jam lamanya. "Sudah berapa episode yang kau tonton hari ini, hm?"Sete
Read more

BAB 127 — WELLCOME HOME!

“Wellcome home!” Sebuah suara bariton menyambut kedatangan Serra membuat wanita itu spontan membuat Serra tersenyum dan melemparkan pandangannya kepada seseorang yang berdiri di sampingnya. Itu William, adik Gamma. Mereka berdua baru saja tiba di kediaman Gamma yang baru saja selesai di renovasi beberapa hari yang lalu. Sembari membuka pintu utama, William menuntun Serra berjalan. Satu tangannya ia gunakan untuk menenteng sebuah tas berisi pakaian milik istri Gamma itu. Kemana perginya Gamma? Mengapa tidak lelaki itu sendiri yang menjemput Serra? Seperti yang dikatakannya semalam, pria itu sedang menemui seorang tamu yang cukup penting dari Australia. Jika biasanya lelaki itu melemparkan tanggung jawabnya kepada sang adik, maka untuk kali ini tidak bisa. Mitra bisnis itu harus bertemu dengan Gamma. Sekalian reuni sebab orang tersebut adalah teman akrab semasa kuliah dahulu. “Terima kasih sudah menjemputku, Will. Maaf merepotkanmu, sebenarnya akum au pulang sendiri dengan supir sa
Read more

BAB 128 — MENGUSUT TUNTAS!

Sudah satu jam lamanya Serra terdiam di kamar yang sempat ia gunakan beberapa bulan yang lalu, hanya berbaring di atas ranjang dengan sprei hijau tak bermotif ini tanpa memejamkan kedua matanya. Serra sudah mencoba untuk tidur dan beristirahat siang, akan tetapi entah mengapa ketika ia memejamkan mata justru kantuknya tak kunjung datang. Matanya malah semakin segar tak ingin terpejam.Sementara William masih berkutat di dapur, entah apa yang dimasak lelaki itu, tetapi bisa Serra dengar bagaimana bunyi benturan pisau dengan talenan yang cukup keras.Bosan. Itulah yang dirasakan Serra saat ini. Bagaimana tidak jenuh, jika setiap hari yang ia lakukan hanya berbaring saja? Terkadang hanya menonton drama serial china kesukaannya tanpa bisa melakukan aktivitas lainnya. Sungguh ia rindu dapur dan tamannya.Dan, sejak tadi ia hanya mengamati benda-benda baru di ruangan ini dari kejauahan. Kamar ini adalah Kamar Serra. Tidak ada perubahan yang berarti. Semuanya masih sama, hanya interiornya s
Read more

BAB 129 — WILLIAM DAN KISAH CINTANYA

Setelah hampir satu jam berkutat di dapur, akhirnya satu mangkuk besar Tuna Kuah Kuning sudah tersaji di meja makan. William menambahkan bawang merah goreng di atas kuah yang baru saja mendidih itu. Selesai sudah tugasnya memasak makan malam untuk manusia-manusia yang tinggal di rumah ini. Sebenarnya, memasak ikan adalah hal yang paling ia benci. Bau amis yang sulit hilang itu merepotkan baginya. Namun, tidak ada resep lain yang terpikirkan William, saat menemukan dua bungkus ikan tuna fillet yang masih segar di dalam lemari pendingin. Tak ada sayuran hijau, tidak adad aging. Benar-benar hanya ikan tuna itu saja. Lalu beberapa buah tomat dan bumbu dapur. Alhasil ia terpaksa membuat ikan tuna kuah kuning ini. Kendati tak menyukai proses memasaknya, tetapi William tetap saja lahap jika menyantap hidangan itu. Ada yang berbeda dari aktivitas William kali ini. Pria itu memang terlihat berkutat di dapur sendirian. Namun, sebenarnya ia tidak sendiri. Ada sosok yang sedang menemaninya seca
Read more

BAB 130 — AKU PUSING JADI KAU!

Sebuah amplop cokelat yang mendarat di meja mengambil alih fokus Gamma. Terlalu serius mencermati pekerjaan membuatnya tak menyadari jika seseorang telah masuk ke dalam ruang kerja ini. Pria yang sedang berkutat dengan layar laptopnya itu lantas mendongakkan kepala mencari tahu seseorang yang kini berdiri di hadapannya kendati ia tahu bukan orang asing yang bisa melakukan hal semacam ini. Melemparkan barang sembarangan dihadapannya. Siapa lagi kalau bukan William? Hanya dia yang bisa datang ke rumah ini sesuka hati. Lelaki itu meleparkan dirinya pada sebuah kursi di hadapan Gamma. Jas kerjanya sudah ditanggalkan entah kemana, dasi yang melingkar pada lehernya sudah terlepas, dan kemeja berwarna biru muda yang dikenakan sudah tergulung setengah lengan. Sebuah helaan napas kasar meluncur bebas darinya, membuat Gamma menegakkan badan dan mengernyitkan dahi, bertanya-tanya dalam hati tentang hal serius apa yang sedang dikerjakan oleh adiknya itu sehingga penampilannya kacau seperti ini.
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
29
DMCA.com Protection Status