Semua Bab Pembalasan Istri Kumal: Bab 211 - Bab 220

296 Bab

Tuan Lee

Tuan Lee bangun dengan perasaan sepi yang dalam, kehilangan Lala membuat harinya terasa sangat berbeda, gadis kecil itu membawa banyak kebahagiaan yang lama dia impikan, bahkan rindunya pada sang anak seolah terobati setiap kali melihat senyum hangat lala di rumahnya."Kastil ini terasa kosong." Tuan Lee bicara pada Zui, wanita itu menuangkan teh dalam cangkir porselen tuannya.Zui melihat ke arah tuan Lee, lelaki itu menatap ke halaman belakang tempat Lala di makamkan."Apakah bunganya sudah di di ganti?" Kembali dia bertanya pada Zui."Sudah tuan, seperti keinginan anda." Ucap Zui dengan wajah polosnya dia ingat betul bagaimana tuan Lee meminta agar bunga fi atas pusara cucunya selalu berganti dengan yang baru."Bunga Lili putih seperti pesan tuan, bunga itu selalu datang setiap pagi hari." Ucap Zui lagi lalu berdiri di sisi kursi tuannya.Tuan Lee lalu duduk, mengambil teh jarum perak yang telah di seduh dengan suhu terbaik oleh Zui, menimbulkan aroma yang sempurna untuk segelas te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-29
Baca selengkapnya

1. Kehidupan rahasia Lusi

Pembalasan istri kumal kali ini mungkin membuat pembaca bertanya, kisah yang akan di bagikan adalah kisah perjuangan Lusi yang ternyata kehilangan ingatan dan menjadi sosok Anjani. Mungki dalam bebebra bab panjang penulis akan lebih fokus pada kisah Anjani dan akan bertemu dengan kisah Sri di tengah session.****Bug...Tubuhku terjatuh karena dorongan Mas Amran, membuatku merintih kesakitan dan aku merasa sulit untuk bangun dari lantai tempatku terpelanting."Punya uang kamu rupanya! Tapi kenapa saat aku minta tak boleh?"Mas Amran mengambil paksa dompet lusuh di tanganku, dihitungnya pecahan kumal yang terlipat jadi satu itu."Seratus dua puluh ribu, lumayan untuk modal sambung hari ini." Tawanya melihat lembaran uang itu kini tergengam.Mas Amran melempar dompet tepat ke wajahku, bahkan semua recehan bersih ia bawa, dia memang suka sekali sambung ayam setiap kali libur kerja."Mas, ambil separuh saja, sisanya biarku pakai modal jualan besok." Aku meminta dengan ketakutan, begitu t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

Ancaman

Ibu menarikku ke dalam dan membawaku ke dapur. Sampai di sana, aku didorong hingga terjatuh ke lantai."Beraninya kamu keluar Jani! Sari... " Ibu berteriak memanggil anak perempuannya.Sari tertatih berjalan dari belakang. "Bu, kakiku sakit." Ucapnya membuat aku menatap juga ke arah kakinya."Kenapa dengan kakimu?" Ibu terkejut melihat luka memerah di kaki putrinya itu."Tu, tanya sama menantu bulldozer ibu itu!""Jani? Buat ulah apa lagi dia?""Dia tumpahkan sup di kakiku bu" Ucapnya terisak membuat rasa marah ibu padaku semakin memuncak.Ibu mengambil sapu di balik pintu, namun aku berdiri sebelum batang kayu itu benar-benar menyentuh tubuhku. "Ayo pukul!" Kubawa pisau dapur di tangan, menodongkannya ke depan ibu dan Sari.Wanita itu terkejut, melirik sebentar ke depan, mungkin memastikan situasi ini tak terdengar keluar. "Kurang ajar memang kamu! Turunkan pisau itu!" Ucapnya penuh penekanan."Nggak mau! Nanti ibu memukulku." Ucapku memelas."Telpon Bapaknya yang pemabuk itu Sari!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

4. Takdir tak berpihak

Klek...Kudengar suara pintu di buka, mas Amran sudah berdiri dengan ikat pingang tergerai di tanganya, menatapku tajam dan bersiap membawaku dalam neraka.Yang membuatku terkejut bukan hanya kedatangan mas Amran, melainkan Lusi, wanita yang membawa mas Amran jauh dari yang ku kenal, kini dia berdiri dengan wajah meremehkanku, perempuan itu menatapku dengan senyumnya yang membuatku bertambah marah."Perempuan tak tau diri! Setan memang kau Jani! Beraninya kamu membuatku malu di depan semua teman-temanku!"Sebelum aku mendekati Lusi, tiba-tiba mas Amran mendorongku ketembok, mencengkeram rahangku dengan jari telunjuk dan jempolnya membuatku merasakan kesakitan."Le_le_pas Ma_as!" Ucapku terbata, mas Amram tak membiatkan diriku lepas.Nafasku tercekat, udara yang masuk kurasa amat terbatas, setelah ini aku tak tau masih mampukah aku bertahan melewati malam ini."Katakan, apa maksudmu menghancurkan acaranku? Apa maksudmuengatakan bahwa kau adalah istriku!" Aku mendengar kalimat tanya it
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

5. Malaikat misterius

Jani terbangun dengan jaket kulit menyelimuti separuh tubuhnya, ia gemetar menahan dinginnya udara pagi. Jani melihat ke sekitar dan tak menemukan siapapun di sana. Lalu, siapa yang memberinya jaket kulit ini?Jani berdiri, mengamati tempatnya tidur semalam hanyalah ruko kosong dengan semak belukar yang tinggi. Ruko ini berdiri di tengah hutan yang rimbun, setapak kecil memang sudah di aspal halus, namun sejak semalam, jalan ini benar-benar lengang dari kendaraan.Di antara kabut tebal yang turun, tertatih Jani berjalan menyusuri setapak kecil ke arah mobil Amran pulang semalam."Tempat apa ini ya Allah?" Jani bergumam, bertanya dalam hati, kemana Amran sudah membawanya kini, Bagaimana bisa lelaki itu bahkan meninggalkan dirinya di tempat ini?Pohon rimbun di kedua sisi menutupi matahari yang mungkin sudah meninggi, ia bahkan tak tau pukul berapa sekarang.Tubuh Jani begitu menggigil, terlebih saat dia berjalan lebih masuk ke dalam tengah hutan. Setapak tempatnya kini memang seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

6.Tuan muda Leon

Leon melajukan mobilnya meninggalkan jalan kecil di tengah hutan, dia tidak berbohong, hutan tempat Jani di tinggalkan memang jauh ke dalam, Jani tak akan sanggup bila dia harus berjalan keluar dari hutan ini sendirian.mengerikan! Mengapa lelaki itu tega membuang istrinya sendiri!Leon kembali menatap wajah Jani, di matanya Jani begitu cantik, tubuh gemuk, bahkan badan tak terurus seperti wanita kebanyakan, tapi semua itu tak bisa menutupi betapa berbedanya wanita itu dari yang lain.Leon membuang wajahnya ke depan saat Jani memergokinya sedang mencuri pandang ke arahnya. Jani jadi sedikit kikuk, ia merasa mungkin Leon sedang membatin juga bentuk tubuhnya.Kruuk... Krukk...Mereka saling pandang, perut Jani berbunyi nyaring, menandakan ada angin yang masuk karena kosongnya isi perut Jani.Wanita itu memejamkan mata, malu dengan apa yang baru saja mereka dengar. Sejujurnya dia memang sangat lapar, sejak memasak kemarin, dia tak sempat memakan apapun, bahkan dirinya di kurung dalam ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

7

Jani masih tertunduk sementara Leon menahan amarahnya, tangannya mengepal melihat air mata tumpah dari mata bening Jani."Baiklah, jika aku menerimamu bekerja, apa yang akan kamu lakukan setelahnya?"Jani menatap Leon dengan tajam, ia menghapus air mata di pipinya yang gempal. "Aku ingin membalas rasa sakit hatiku, menyingkirkan Lusi dari hidup suamiku dan membuatnya menyesali semua kekejamannya padaku!""Lusi, siapa Lusi?""Oh, pacar suamiku, sepertinya teman kantornya. Dia cantik, tak sepertiku!" Nada bicara Jani terdengar sesak.Leon mendengarkan dan ikut merasakan sesak dari jawaban Jani yang di luar kendalinya."Itu alasanmu ingin membalas dendam?"Jani menganggukan kepalanya. "Kamu tau, berat rasanya di sisihkan, di hina, di rendahkan, aku sudah sangat sering mendapat perlakuan itu." Senyumnya tipis namun penuh luka.Leon kembali terdiam, ia tak menyangka luka hati Jani begitu dalam. Dengan berat dia mendekatkan wajahnya pada Jani. "Caranya, bagaimana caramu membuat mereka semua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

8. Bertemu Dokter

Jani masih tak percaya, segala mimpinya dulu kini hanya tinggal selangkah lagi menjadi kenyataan, terlebih membayangkan bahwa suaminya akan kembali padanya, meminta maaf bahkan mungkin menyesali perbuatannnya pada Jani, membuat wanita itu terus tersenyum simpul."Ada apa?" Leon bertanya, sejak tadi ia tak berhenti menatap wajah Jani yang besemu.Jani hanya menggelengkan kepala, ia bisa di kira gila bila terus tersenyum sendiri. " Tak ada, hanya aki ingin bilang terimakasih Leon, kamu sudah merubah hidupku." Ucapnya pelan sembari menatap lagi ke arah luar mobil.Leon tersenyum tipis, senyum yang hampir tak terlihat, ia begitu bahagia merasa kali ini keberadaannya begitu berarti untuk Jani.Mobil mereka berhenti di perlintasan kereta, Jani menatap keluar, menyaksikan kendaraan.yang ikut berhenti seperti mobil yang ua tumpangi. Tanpa sengaja mata Jani tertuju pada dua wajah yang sedang bercanda di dalam mobil tepat di sisinya."Mas Amran!" Ucapnya pelan, lelaki itu sedang bercanda dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

9. Patah hati lagi

Pulang dengan harapan barunya, membawa segala rasa yang telah ia kubur, Jani bertekat merebut kembali apa yang berhak ia miliki. Terbayang pernikahan impiannya dulu, meninggalkan rumah dingin sang Bapak, berharap mendapat tempat bernaung yang nyaman, namun ternyata hanyalah rumah dengan segala harapan semu.Teringat di awal pernikahannya, senyum kecil Amran yang menyambutnya hangat setelah ijab qobul, lelaki itu tak berhenti mengucap terimakasih, masih ada wanita yang mau menerima kekuranngannya. Dengan cinta Jani mengabdi, melepaskan segala mimpinya yang tinggi, ia menerima takdirnya menjadi istri.Menikmati kodratnya yang baru, manjadi istri sekaligus menantu yang baik. Tak ada yang membuatnya merasa sakit hati, bahkan ibu mertuanya yang ketus tak pernah berkata kasar, meski sebagai menantu ia mungkin tak mendapat tempat istimewa di rumah mertuanya.Segalanya tetap terasa sempurna, hingga di malam yang sunyi, tangis menggema di setiap sudut rumah suaminya, Bapak mertua yang begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

10. Persiapan pernikahan

Amran membawa Lusi ke tempat belanja, mereka habiskan gaji Amran hari itu untuk membeli semua keperluan pernikahan. Baju, sandal, perhiasan, semua barang mewah itu sudah ada dalam paper bag yang di bawa Amran.Lusi merasa sangat bahagia, setelah merasa cukup dengan apa yang di beli, Lusi mengajak Amran pulang. Amran mengantarkan Lusi ke Kosnya lebih dulu, mereka ingin bermesraan tanpa ada orang yang mengganggu.Kembali mereka melakukan hubungan terlarang. Dosa bagi mereka seperti candu, meski ikatan halal belum jelas di buat, mereka tak canggung meneguk madu berkali-kali sebelum waktunya."Mas, kenapa harus menikah siri dulu? Apa tak bisa langsung menikah resmi saja?" Lusi bertanya setelah mereka sama-sama selesai dengan puncak gairahnya.Amran membelai tubuh wanita yang belum resmi ia nikahi itu, mereka masih ada dalam satu selimut yang sama. "Aku harus menceraikan Jani dulu, atau kita tunggu dia mati di tengah hutan!" Ucap Amran, ia menatap langit kamar Lusi yang gelap."Sampai seka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
30
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status