Home / Romansa / Pembalasan Istri Kumal / 9. Patah hati lagi

Share

9. Patah hati lagi

Author: Pramesti GC
last update Last Updated: 2023-04-30 21:55:01

Pulang dengan harapan barunya, membawa segala rasa yang telah ia kubur, Jani bertekat merebut kembali apa yang berhak ia miliki. Terbayang pernikahan impiannya dulu, meninggalkan rumah dingin sang Bapak, berharap mendapat tempat bernaung yang nyaman, namun ternyata hanyalah rumah dengan segala harapan semu.

Teringat di awal pernikahannya, senyum kecil Amran yang menyambutnya hangat setelah ijab qobul, lelaki itu tak berhenti mengucap terimakasih, masih ada wanita yang mau menerima kekuranngannya. Dengan cinta Jani mengabdi, melepaskan segala mimpinya yang tinggi, ia menerima takdirnya menjadi istri.

Menikmati kodratnya yang baru, manjadi istri sekaligus menantu yang baik. Tak ada yang membuatnya merasa sakit hati, bahkan ibu mertuanya yang ketus tak pernah berkata kasar, meski sebagai menantu ia mungkin tak mendapat tempat istimewa di rumah mertuanya.

Segalanya tetap terasa sempurna, hingga di malam yang sunyi, tangis menggema di setiap sudut rumah suaminya, Bapak mertua yang begitu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Elka Ahmad Habibi
kok gak diceritakan gimana bisa si Leon juga ada di hutan tempat Amran membuang Jani.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Istri Kumal   10. Persiapan pernikahan

    Amran membawa Lusi ke tempat belanja, mereka habiskan gaji Amran hari itu untuk membeli semua keperluan pernikahan. Baju, sandal, perhiasan, semua barang mewah itu sudah ada dalam paper bag yang di bawa Amran.Lusi merasa sangat bahagia, setelah merasa cukup dengan apa yang di beli, Lusi mengajak Amran pulang. Amran mengantarkan Lusi ke Kosnya lebih dulu, mereka ingin bermesraan tanpa ada orang yang mengganggu.Kembali mereka melakukan hubungan terlarang. Dosa bagi mereka seperti candu, meski ikatan halal belum jelas di buat, mereka tak canggung meneguk madu berkali-kali sebelum waktunya."Mas, kenapa harus menikah siri dulu? Apa tak bisa langsung menikah resmi saja?" Lusi bertanya setelah mereka sama-sama selesai dengan puncak gairahnya.Amran membelai tubuh wanita yang belum resmi ia nikahi itu, mereka masih ada dalam satu selimut yang sama. "Aku harus menceraikan Jani dulu, atau kita tunggu dia mati di tengah hutan!" Ucap Amran, ia menatap langit kamar Lusi yang gelap."Sampai seka

    Last Updated : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Cintai dirimu sendiri

    Malam itu Amran tak dapat memejamkan matanya, ia tak tau mengapa gelisah membuatnya begitu tak nyaman, berkali-kali ia menilah wajah Lusi sanh kekasih dan bertanya bagaimana bila Jani masih hidup sekarang."Harusnya ku bunuh saja dia saat itu!" Ucapnya kesal pada keputusannya membiarkan saja Jani tetap hidup.Amran bangun dari ranjang, memakai kembali bajunya yabg berserakan di lantai kamar, ia keluar dari kamar dan duduk di teras rumahnya. Beberapa lampu masih menyala, membuat halaman yang tertutup tenda itu tak terlalu gelap sekarang.Amran menyalakan sebatang rokok, mengingat kembali wajah wanita yang di lihatnya siang tadi, ia begitu yakin itu Jani, meskit baginya cukup mustahil wanita besar itu bisa berjalan keluar dari hutan terlarang."Atau mungkinkah itu hantu Jani? Ia datang untuk membuatku tak tenang?" Ucapnya dalam hati, membuat bulu kuduknya meremang membayangkan."Ah bukan, mungkin saja itu hanyalah seseorang yang mirip, wanita itu jauh berbeda dengan Jani yang kukenal, d

    Last Updated : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   12.Teror untuk Amran

    Amran berlari ketakutan, beberapa kali ia melihat dengan jelas bayang putih berkelebat di atasnya, seperti ada dalam film horor, ia merasa jantungnya lepas dari tempat.Srek!Suara gesekan terdengar, telinga Amran waspada mencari di mana asal suara itu.Srek!Amran terkejut, memperhatikan setiap tempat di sekitarnya."Siapa?" Teriaknya bertanya, ia masih berharap ada orang selain dirinya di tempat itu.Hust!Suara lain terdengar, napas Amran tercekat hampir saja tak bisa lagi merasakan udara yang masuk ke dalam tubuhnya."Toloooongg!"Amran terdiam gemetar, suara minta tolong seseorang terdengar jelas seolah begitu dekatnya."Jani?" Amran membekap mulutnya sendiri, menyadari ia baru saja menyebut nama yang harusnya tak ia sebutkan."Bagaimana ini, bagaimana jika hantu Jani benar-benar menerorku? Bagaimana jika Jani ingin membalas dendam padaku?"Ia terus berpikir sendiri, kakinya tak berhenti melangkah, Amran begitu takut saat ia harus berdiri di satu tempat yang sama, jadilah ia berj

    Last Updated : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   13. Lelaki pengecut

    Perut Jani melilit hebat, ini bahkan belum siang, namun ia sudah merasa benar-benar kepalaran. Berkali-kali ia menulan ludah, terlebih saat beberapa iklan makanan terpampang pada layar televisi di ruang tengah."Ayo berenang!" Ajak Leon pada wanita yang hanya duduk dan membolak-balik tubuhnya sejak tadi."Aku mau di rumah saja!" Ucap Jani singkat, ia tak ingin meninggalakan sofanya sekarang."Ayo!" Ucap Leon menarik tubuh Jani lagi.Mau tak mau Jani pasrah saja menerima tawaran Leon, ia berjalan gontai ke kolam belakang rumah.Byur!Leon menjatuhkan diri ke dalam air, sementara Jani masih enggan menyentuh bibir kolampun."Ayo masuk!"Jani hanya menggelengkan kepala. "Aku takut!" Ucapnya polos."Kenapa?""Aku tak bisa berenang Leon!" Ucapnya singkat, membuat Leon terdiam sebentar."Masak renang saja nggak bisa, ayo masuk!" Ucap Leon singkat, ungatannya kembali terbang ke masa kecil mereka dulu, kala itu ia juga mengajak Jani berenang di kolam****"Kamu punya kolam renang?" Mata Jani b

    Last Updated : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Pertengkaran

    Jani keluar dari kolam renang, dengan tubuh basah ia berjalan masuk dan melihat Leon duduk berbalut handuk kimono di ruang tengah."Kenapa kamu pergi?" Tanya Jani pada Leon.Leon diam, bahkan tak melihat ke arah Jani, ia sibuk membaca majalah bisnis di tangannya."Kenapa kamu diam?" Jani menarik kesal majalah itu dari tangan Leon, membuat lelaki itu kini menatapnya jengkel."Kembalikan majalah itu!" Ucapnya meminta dengan dingin."Jawab dulu kenapa kamu pergi dan marah?" Jani masih menyembunyikan majalah itu di belakang tubuhnya.Leon berdiri dan berjalan menaiki tangga." Ganti bajumu, kita akan berangkat kerja sekarang!""Kenapa?" Tanya Jani, membuat langkah Leon terhenti."Kenapa kamu baik padaku Leon, kita bahkan tak saling kenal, kamu datang dan membantuku bertahan!" Jani bertanya setelah beberapa hari ia tak menemukan jawaban."Aku masih tak mengerti, kamu terkadang baik padaku, namun tiba-tiba bisa jadi sangat marah seperti saat ini!" Ucapnya pelan, ia sungguh tak bisa mengerti

    Last Updated : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Memalukan

    Jani duduk di teras rumah Leon, berulang kali ia merenung, mengingat bagaimana Leon mengatakan cara menghargai dirinya sendiri. Selama ini Jani tak tau bagaimana dirinya harus bahagia, bagaimana caranya menemukan kebahagiaan lain untuk dirinya sendiri."Membahagiakan diri sendiri, apa yang bisa aku lakukan?" Ia bertanya pada dirinya sendiri.Terlalu banyak berpikir juga membuat perutnya yang hanya terisi semangkuk brokoli dan telur mulai meminta di isi ulang. Ia berdiri dan berjalan ke luar kamar, memastikan tak ada lagi Leon di rumahnya Jani berjalan ke dapur dan membuka lemari makan."Kosong?" Ucapnya kecewa, perutnya sudah berbunyi sejak beberapa waktu lalu."Dimana makanan tadi di simpan?" Ucapnya sendiri, kini ia beralih membuka kulkas dan hanya menemukan beberapa selada dan timun."Cari apa non?" Tanya bi Marni saat melihatnya berkutat di dapur sendirian.Jani terkejut dan menutup kulkas dengan cepat. " Ambil makanan bi, ada tidak?"Bi Marni tersenyum, ia sudah menduga Jani seda

    Last Updated : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Kisah di taman

    Malam pertama sang pengantin baru, hawa dinging tak bisa membuat dua insan itu memadu kasih dengan indah, mereka bahkan kini duduk di ruang tengah bersama Ibu dan Sari di sana."Hancur sudah semua yang ibu lakukan! Malu ibu Amran, malu sekali!" Ucap Yuliana menangis meratapi nasibnya yang menyedihkan."Sari juga malu mas, niat hati mau tampil cantik depan pak Tomi atasanmu itu, tapi malah jadi urus mbak Lusi yang kena darah di mana-mana!"Amran hanya diam, dia.sendiri juga merasa tak terima dengan apa yang sudah terjadi."Mas yakin nggak punya musuh?" Kali ini Lusi bertanya dengan curiga, setelah di pikir, Lusi merasa mungkin Amran memang punya musuh tanpa dia tau."Musuh siapa, aku mana pernah berbuat jahat dengan orang!" Ucap Amran yakin."Ya tapi kamu jahat sama mbak Jani to mas, mungkin saja ini orang yang di bayar mbak Jani!" Sari berkata, ia masih merasa agak mencurigakan bila tiba-tiba kakak iparjya itu menghilang tanpa kabar.Amran dan Lusi saling pandang, sementara sang ibu d

    Last Updated : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   17.Tuan Muda dan kekasih

    Leon tersenyum mendengar ucapan Lusi, dia hampir saja tertawa sebenarnya namun berusaha menahan agar tak merusak rencananya."Bagaimana jika setelah ini kita ke salon sayang?"Leon mengeraskan suaranya, ia masih bertahan duduk di depan Amran dan Lusi, entah kenapa mendengar ucapan Lusi yang seolah tak percaya Jani berjalan dengan lelaki setampan dirinya membuat Leon ingin memberi mereka pelajaran.Jani melotot mendengar pertanyaan Leon, ia jadi salah tingkah, kenapa Leon memanggilnya sayang-sayang begitu!"Sayang, kenapa diam saja?"Jani semakin salah tingkah, ia ingin berlari namun tangannya ada dalam genggaman Leon."Kita akan ke salon Remember sebentar untuk membersihkan rambutmu yang berdebu dan kita beli beberapa baju baru di butik Aston, bagaimana?" Ia keraskan suaranya agar terdengar jelas.Mata Lusi membelalak, ia merasa begitu iri dengan keberuntungan wanita di hadapannya ini, ia mungkin bergaya dan berkulit putih bersih, namun dengan tubuh gemuk tentu saja Lusi merasa dia le

    Last Updated : 2023-04-30

Latest chapter

  • Pembalasan Istri Kumal   Kejujuran

    Jani mengambil foto di tangan Leon dan memperhatikan lebih jelas, gadis bermata abu itu memang nampak sanggat bahagia bersanding dengan seorang anak lelaki kecil dengan rambut menutup poninya."Ini_" Jani menghentikan kalimat nya dan menatap ke arah Leon."Ya, itu aku. Meski tak kamu ingat kita adalah sahabat kecil Jani..Kata Jani berkaca menatap ke arah Leon, memperhatikan setiap lekuk wajah lelaki nan tampan itu dengan seksama."Benarkah itu dirimu? sahabat yang kadang hadir dalam mimpiku, aku selalu bertanya itu kisah siapa, sebab ta ada yang aku ingat dari masa lalu ku selain karena sepenggal kisah yang ku denggar dari bapak yang membesarkan ku."Jani berkata dalam hati, air mata nya turun tanpa sadar, membuat wajahnya yang putih merona kemerahan sekarang."Ada apa sayang?" "Sekarang aku tau kenapa kamu begitu baik padaku." Ucap nya lirih.Ya, selama ini Jani selalu merasa bersyukur sebab masih di beri hidup lebih lama, mengucap terimakasih pada Leon dalam hatinya sebab memberin

  • Pembalasan Istri Kumal   Cerita rahasia

    "Karena kamu tau segalanya Jani, kamu kehilangan ingatanmu saat mengalami kecelakaan setelah bertemu dengan Lenzia, itu pertemuan terakhirmu, sebab Lenzia menghilang setelahnya." Leon menjelaskan dengan gamblang"Jadi aku pernah bertemu dengan Lenzia?""Ya, dan Aini mencoba juga untuk membunuhmmu."Sri dan Jani sama-sama terkejut, menghadapi kenyataan yang teramat berat sekarang. ""Dan wanita tadi adalah Aini? ." Ucap Jani membuat Sri menatap nya serius."Kalian sudah bertemu Aini?""Iya, kami tak sengaja bertemu dengannya saat aku turun membeli minum, dia hampir membunuh Jani.""Dia terus menyebut ku Lusia.""Ya karena itu yang dia tau, dia hanya mengenal nama Lenzia Jani." Leon kembali menjelaskan dan membuat Jani semakin diam."Dimana kalian bertemu Aini?" Sri penasaran."Di minimarket tengah hutan.""Begitu? aku harus segera mencarinya." Sri berdiri, dia ingin bicara lebih banyak namun Sepertinya Aini jauh lebih Penting sekarang."Sepertinya aku harus permisi dulu, kami sudah lam

  • Pembalasan Istri Kumal   Kenyataan pahit

    Sri tersenyum menyetujui, dirinya memang harus mengatakan banyak hal pada Jani sekarang."Saya janji tidak akan memaksa, bila nona Lusia berkenan saya pergi, saya akan pergi." Ucap Sri jujur, dia tak ingin mengusik Lusia yang sedang sakit namun jika wanita itu meminta penjelasan, Sri tentu saja lebih senang mendengarnya."Baiklah, hanya sebentar saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu dengar dan setelah itu istirahatlah."Jani tersenyum dan mengganggukkan kepala. "Terimakasih sayang, terimakasih." Ucap Jani dengan wajah merona, mereka lalu masuk ke dalam kamar Leon.Leon meletakkan Jani ke atas tempat tidur, Jani bersandar pada tempat tidur nya dan Leon menyelimuti wanita itu hingga menutupi sebagian tubuhnya yang putih. Sri duduk di sisi ranjang, melihat betapa Leon memperlakukan Jani dengan istimewa, dia yakin lelaki ini memang tulus mencintai Jani."Katakan segera yang ingin anda katakan." Leon bicara dengan tegas, tak ingin Janin terusik lebih lama lagi.Jani menyentuh lengan keka

  • Pembalasan Istri Kumal   Amarah

    "Wanita ini menyebutku Lusia, Leon." Ucap Jani pada Leon membuat Leon juga merasa tak tenang."Dia menyebut Lusia, Leon! Dia tau Lusia!!" Jani terdengar panik, memeluk Leon dalam ketakutan.Leon mendekap mendekap erat Jani, menatap menatap marah pada apa yanh baru saja Aini lakukan, dia tak mengenal Aini, namunn beraninya wanita otu bahkan menyakiti orang yang sangat dia lindungi."Bawa dia pergi!" Ucap Leon kesal, dia ingin membuat. perhitungan pada Aini, namun menenangkan Jani jauh lebih penting sekarang.Leon melihat Aini di bawa paksa pergi, sementara Jani yang ketakutan merosot terduduk di lantai pelataran, dia terus menatap Aini yang menjauh, tak dapat lagi berpikir biaik, Jani berharap semua yang di lalukan bisa membuat nya mengingat sesuatu."Kamu baik-baik saja sayangku?" Leon tertunduk, mendekap Jani penuh penyesalan."Harusnya aku tak meninggalkan mu sendirian. sayang." Ucapnya merutuki kebodohan nya sendiri.Jani menangis kencang, tangisan yang entah kenapa tiba-tiba saja

  • Pembalasan Istri Kumal   Ingatan itu kembali.

    "Jauhkan tanganmu, siapa kamu!" Jani berteriak histeris, tatapannya melihat ke arah dalam minimarket"Kenapa kamu cantik? Aku benci saat kamu cantik!'" Ucap Aini kesal, tangannya terus mencoba menyentuh wajah Jani."Kemari kami sialan!" Aini meremas kuat kerah baju Jani, membuat ia gemetar karena histeris."Tidak!.... tidak!" Ucapnya kencang dan sebuah ingatan masa lalu kembali muncul....Jani melihat wanita berparas mirip dirinya berlari letakutan dengan perut membesar, entah apa yang sudah di lalui hingga gaun putih yang di kenakan berlumur darah dan tanah, dinginya malam bukanlah musuh terbesarnya, dia lebih takut jika bayi dalam dekapan itu lepas dari pelukan. "Jangan mencoba lari Lusia!" Teriakan itu begitu nyaringo dan lantang terdengar.Lusia gemetar dalam tangis, berjongkok pada rimbunya dedaunan kecil dan ilalang, berharap diri nya tak di temukan."Lusia!" Teriakan itu kembali terdengar, tubuh kecil Lusia semakin gemetar."Sabarlah sayang, mama akan membawamu pulang, kita ak

  • Pembalasan Istri Kumal   pertemuan tak terduga

    "Aku ingin tau apa yang terjadi Leon, aku mohon katakan sesuatu." Ucapnya meminta, segala hal yang menimpanya begitu menyiksa dan membuat dirinya bertanya."Perlahan saja sayang, kita akan bicara nanti." Ucap Leon lalu membawa Jani masuk ke dalam mobil mereka.Meninggalkan rumah kosong yang serasa tak asing bagi jani, rumah yang sepertinya sangat dia kenal namun tak bisa di ingat lebih baik.Mobil Leon membelah malam sunyi, melewati hutan yang lebat dengan hanya satu, ldua penerangan minim, mereka hanya berdua saat datang dan pergi, menyisakan kesunyian nyata setiap kali tak ada suara di antara mereka."Kenapa diam?" Tanya Leon, ia masih Melihat Jani terdiam Menatap ke luar jendela."Rasanya aku pernah ada di sini." Ucapnya sembari melihat ke arah rumah kosong di sisi jalan.Leon berhenti mendadak, menatap ke arah rumah kosong di sisinkanan mereka, rumah tangga memang sejak lama tak di tempati, namun kenapa Jani merasa pernah ada di sana?"Kamu yakin pernah ada di sana?"Jani mengangg

  • Pembalasan Istri Kumal   Aini

    Aini menjerit di depan toko, dia takut sebab Fandi sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing, pegawai toko juga ketakutan sekarang, Aini bisa saja melukai orang karena tertekan. "Wanita murahan!" Tiba-tibsa saja kalimat itu keluar dari bibir Aini, dia teringat pernah menyebut nama itu begitu sering dulu.Aini terduduk di trotoar jalan, uang yang di genggamnya ia lepas begitu saja, ia menatap nanar ke jalan yang sepi, seakan dirinya bisa saja tenggelam dalam gelap.Aini mengingat betul dia pernah hidup mewah, namun entah kenapa sekarang semua hanya bergantung pada saat orang memberinya perhatian dan cinta. "Kenapa kamu pergi mas!" Aini menangis lagi, kali ini bayang wajah Arka suaminya tergambar jelas, lelaki itu bahkan telah damai sekarang.Aini begitu mengingat bagaimana Arka yang tak pernah berbuat jahat padanya dulu, masih menjadi lelaki yang menempati hatinya selain Satria. Dia bahkan rela menyingkirkan semua rintangan yang ada hanya untuk menempati ruang yang tak lagi

  • Pembalasan Istri Kumal   pelarian dari wanita masalalu

    Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku suda

  • Pembalasan Istri Kumal    Kenangan yang tersibak

    "Kau tau tempat ini?" Leon bertanya dengan alis terangkat.Jani menggelengkan kepalanya, meski merasa tak asing namun dirinya tak dapat mengenali lingkungan tempatnya barada sekarang."Aku tak tau, ada sesuatu di sini?" Jani berusaha mengingat, namun tak dapat menemukan serpihan cerita dari tempatnya berada sekarang."Ayo kita masuk, mungkin kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Leon membuka pintu mobil nya dan segera berjalan ke sisi yang lain."Ayo keluar." Ucap Leon lagi, menarik jemari kecil Jani keluar dari dalam mobil mereka."Aku tak mengerti." Jani masih mematung di tempat, takut bila Leon berbuat sesuatu yang mungkin membuat dirinya merasa kecewa."Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu, tak ada yang perlu di mengerti Jani, aku tak akan pernah membuatmu merasa terluka, percayalah!" Ucap Leon meyakinkan wanita di hadapannya itu.Mata Jani keluar menelisik ke sekitar tempatnya berdiri, sebuah pelataran kecil dengan pohon mangga besar di dekat pagar rumah itu, membuat hati kecil

DMCA.com Protection Status