POV FARHAN"Le .... Pak De tu, mengkawatirkan masa depanmu. Semenjak ayahmu meninggal, kamu tidak pernah memikirkan diri sendiri. Semua tanggung jawab dipundakmu. Ibumu, Hana, Santi, dan Fariz. Apa ada perempuan yang rela menjadi istrimu? Melihat bebanmu yang begitu berat ini."Itu kekawatiran Pakde Ji, kakak almarhum ayah. Dia sering menjenguk kami dengan membawa kebutuhan pokok seadanya, beras, minyak, dan bahan lauk yang awet. Walaupun Pakde Ji loyal kepada kami, aku tidak mungkin meminta bantuan kepadanya. Ini dikarenakan kehidupan secara ekonomipun juga tidak berlebih.Namun, keberadaan Pakde Ji ini menjadi pengganti sosok ayah yang sudah tiada. Aku, Hana, dan adik-adik sangat hormat kepadannya. Tak jarang dia memberi petuah, bahkan memarahi kami, tentunya karena kebandelan kami. Seperti yang dikatakan tadi, dia mengkawatirkan aku.Farhan yang dulu ketua Osis, siswa berprestasi, bahkan masuk ke perguruan tinggi negri tanpa tes, kebanggaan ini tidak berbekas setelah lulus SMA. Men
Baca selengkapnya