Gelengan kepala diberikan Kinan sebagai jawaban atas pernyataan Dinda itu. Memang hari itu dirinya merasa melakukan perbuatan yang sia-sia saja. Tak ada keanehan perbuatan yang dilakukan Ardi di hari itu, kecuali keakrabannya dengan pemilik warung makan yang disinggahinya. Kemungkinan besar, Ardi memang berlangganan di sana. Hanya saja entah apa alasan Ardi memilih warung makan yang agak jauh dari tempatnya bekerja."Aman kalau begitu. Kamu saja yang terlalu cermburu, Nan!" tukas Dinda sembari menyuapkan sesendok es krim ke dalam mulutnya."Aku tak akan melakukan hal nekad itu jika tak ada penyebabnya, Kak," ujar Kinan dengan lirih. Mata itu mengembun, jelas sekali terlihat oleh Dinda.Kali ini Dinda yang menghela napas panjangnya. Kinan benar. Mengenalnya bertahun-tahun, Dinda tahu jika Kinan selalu melakukan sesuatu dengan pemikiran yang cukup matang. Hanya satu kesalahan Kinan di mata Dinda, memilih suami seperti Ardi sebagai teman hidupnya. Memang
Last Updated : 2022-10-03 Read more