Home / Romansa / IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS: Chapter 171 - Chapter 180

530 Chapters

KEPUTUSAN RAKA

171Ruang keluarga rumah Alexander itu terasa sepi, padahal ada enam nyawa terjaga di sana. Mereka duduk melingkar di atas sofa yang menghadap satu meja kaca besar. Hanya bunyi detak jarum dari jam dinding antik dan berukuran besar di sudut ruangan yang terdengar. Alexander didampingi Aira duduk di sofa yang muat untuk dua orang. Sementara anak-anaknya duduk tersebar di sofa di hadapan mereka. Kirana sendiri duduk di samping Sandra. Semua diam, tak ada yang berani bertanya kenapa sang kepala keluarga mengumpulkan mereka di sana. Hingga Alexander sendiri yang membuka suara, setelah sebuah deheman pelan. “Maaf, mengganggu waktu kalian sebentar. Ada yang ingin Papa sampaikan kepada kalian.” Lelaki yang masih menampakkan ketampanan di usia tak muda lagi, mulai bicara. Lima pasang mata tertuju padanya. “Seperti yang telah kita ketahui bersama, kalau ayah Kirana telah berpulang untuk selamanya beberapa hari lalu.” Alexander mengedarkan pandangan kepada empat orang yang duduk melingkar d
last updateLast Updated : 2022-11-10
Read more

AKU SAYANG MAMA

172Raka melangkah pelan mendekati wanita yang tengah duduk menatap lampu-lampu kota malam ini. Mungkin wanita itu tidak menyadari kedatangannya di balkon kamarnya ini. Karena fokusnya hanya ke depan sana. Atau mungkin sukmanya tidak berada di sini, tetapi jauh di belahan dunia sana, bersama anak kesayangannya. Raka menarik napas panjang sebelum menyapa sang ibu, setelah berdiri di sebelah kursi santainya. “Selamat malam, Ma,” sapanya pelan seraya melirik sang ibu yang mengerjap dan membuang napas kasar. “Kamu di sini, Kak?” Aira melirik sebentar sebelum kembali menatap ke depan. “Mama sedang memikirkan apa?” tanya Raka lagi dengan senyum satir. Tak ada jawaban. Aira diam saja. “Sedang memikirkan nasibku, atau ... nasib anak kesayangan Mama?”“Kak?” Aira menoleh cepat. Kalimat itu terucap dengan suara bergetar dari mulut Raka. Aira berdiri, menarik pundak Raka agar pemuda yang lebih tinggi darinya itu menghadapnya. “Raka?” Aira menatap nanar sang anak sulung. Anak yang sudah dib
last updateLast Updated : 2022-11-10
Read more

PERNIKAHAN MACAM APA?

173Akhirnya pernikahan itu terjadi juga. Walaupun tak ada perayaan mewah. Hanya acara sederhana sesuai permintaan Kirana. Selain karena masih dalam suasana berduka, Kirana cukup tahu diri sudah banyak merepotkan keluarga Alexander. Ia hanya meminta acara syukuran sederhana. Selama persiapan pernikahan pun, antara Raka dan Kirana tidak banyak interaksi. Tidak seperti pasangan yang akan menikah pada umumnya. Jangankan kencan atau jalan berdua. Bicara di dalam rumah pun selalu ditemani anggota keluarga yang lain.Pernikahan aneh dan sangat kentara dipaksakan. Namun, lagi-lagi Kirana cukup tahu diri. Raka menikahinya bukan karena menginginkannya. Melainkan hanya sebagai baktinya kepada Alexander. Lalu dirinya, kenapa tidak berusaha menolak permintaan Alexander itu? Apa karena ia menyukai pemuda itu sejak awal? Sebenarnya, bukan karena itu. Rasa tahu diri saja yang membuat ia mau memenuhi permintaan Alexander. Kirana merasa sudah terlalu banyak merepotkan sahabat ayahnya itu. Ia tak
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

PERMINTAAN KIRANA

174Kirana menarik napas sepanjang mungkin sebelum membuka pintu kamar mandi. Hampir satu jam ia berada di sana. Selain membersihkan diri, mengeringkan rambut yang basah, lalu mematut diri di depan cermin besar di kamar mandi Raka. Selebihnya, ia hanya melamun di depan cermin besar itu. Rasanya percuma keluar kamar mandi. Toh, tidak akan ada malam pengantin romantis antara dirinya dan Raka layaknya pengantin pada umumnya. Karena itu ia hanya memakai gaun tidur panjang yang menutupi hingga mata kaki. Gaun tidur two pcs berbahan satin berenda yang terlihat sopan karena panjang lengannya saja sampai siku. Bagian leher tidak terlalu terbuka, dan menutup betis hingga mata kaki. Padahal bila saja gaun luarnya itu ditanggalkan, hanya akan meninggalkan dalaman gaun tipis yang panjangnya jauh di atas lutut, dan seutas tali kecil di pundaknya. Kirana memutuskan tak menggunakan gaun tidur yang terbuka karena ia takut akan dipandang rendah oleh Raka, yang walaupun sudah menjadi suaminya, tetapi
last updateLast Updated : 2022-11-12
Read more

MALAM TAK TERDUGA

175“Maaf.” Raka berucap lirih hampir tak terdengar. Tak ada jawaban. Tubuh itu masih berguncang walaupun tidak sehebat tadi. Raka semakin mengeratkan pelukan. Ditariknya pelan kepala itu agar bersandar di dadanya. Perasaan bersalah semakin menyeruak. Raka tidak tahu harus berbuat apa. Ini untuk pertama kali ia melihat wanita menangis. Mirisnya, wanita itu adalah istrinya dan menangis di hari pernikahan mereka. Ini, untuk pertama kali juga ia memeluk seorang gadis secara intim. Bukan tidak pernah mengenal wanita sama sekali. Raka pernah beberapa kali menjalin hubungan dengan teman kuliah atau rekan kerja. Namun tidak pernah sampai sejauh ini. Mereka hanya berpacaran biasa. Jalan ke mall, nonton, atau makan di restoran. Sentuhan hanya sebatas berpegangan tangan. Saat kata putus terucap pun, tak ada drama dan air mata. Rata-rata ia berpacaran juga tidak lama. Si wanita selalu yang minta putus lebih dulu. Entah kenapa. Hanya saja seorang di antaranya pernah berkata bosan dengan gaya p
last updateLast Updated : 2022-11-12
Read more

ANGEL

176Tiga tahun kemudian.... Aira menatap layar laptop di depannya. Matanya berkaca-kaca, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum bahagia. Alexander duduk di sebelahnya. Wajahnya tak kalah bahagia. Walaupun terkesan selalu dingin dan seolah tak peduli, nyatanya lelaki yang lembaran putih di kepalanya semakin banyak itu, tak kuasa menahan haru dan bahagia.Layar laptop di depan mereka tengah menampilkan potret keluarga bahagia. Seorang lelaki dewasa bergaris wajah sangat mirip Alexander sedang menggendong seorang bayi mungil. Kemudian di sebelahnya ada wanita cantik berwajah bule yang masih berbaring lemah. Background serba putih yang terpampang jelas di sekitar mereka, menunjukkan mereka tengah berada di rumah sakit. “Lihat, Ma. Cucu Mama cantik sekali. Badannya juga sangat sehat. Dia lahir dengan bobot lima kilogram. Pantas saja Momynya kesulitan mengeluarkan dia.” Lelaki yang menggendong bayi memamerkan bayinya yang masih merah, ke arah kamera. Wajah laki-laki itu terlihat sangat ba
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

KEMBALI TERULANG

177Aira, Alexander juga Sandra berjalan tergesa menghampiri lelaki yang duduk tertunduk di depan salah satu ruangan di rumah sakit ini. Raut sedih dan cemas tergambar jelas di wajah itu, begitu ia mendongak. “Ma, Pa?” gumamnya pelan seolah ingin mengadu. Hanya saja, sebagai lelaki dewasa apalagi calon ayah, dan yang dituakan di keluarga rasanya tak patut bila ia menampakkan kerapuhan. “Bagaimana keadaan Kirana dan bayinya?” Aira langsung mengambil tempat duduk di samping lelaki yang tiada lain Raka. Tangan wanita itu langsung merengkuh pundak sang anak. Sebagai seorang ibu, nalurinya mengatakan sang anak tengah dalam kecemasan tinggi, walaupun mencoba terlihat baik-baik saja. Bagaimana tidak? Istri dan calon anaknya tengah bertaruh nyawa di dalam sana. Dan sampai saat ini, belum ada informasi apa pun dari pihak rumah sakit. “Dokter masih menangani Kirana, Ma.” Raka menjawab lemah, sebelum menunduk lagi. “Bagaimana bisa ini terjadi lagi?” Aira menatap sang anak dengan heran. Ini
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

TEGAS

178“Ma....” Alexander merengkuh pundak Aira, lalu diajaknya duduk di bangku lain. Sementara Raka kembali duduk di tempatnya semua. Mengusap wajah kasar berkali-kali. “Ma, tenanglah. Kita ke sini untuk memberi support kepada anak dan menantu, juga calon cucu kita. Di dalam sana menantu dan calon cucu kita sedang berjuang. Jangan membuat mereka semakin down. Mereka hanya punya kita, Ma. Siapa lagi yang akan mendukung dan menyemangati mereka kalau bukan kita?” Alexander memberi pengertian dengan tetap merengkuh pundak sang istri. Sesekali meremas dan mengelus pundak itu lembut. Aira diam saja. Ia tadi memang terbawa emosi. Padahal tahu Raka sedang berada dalam fase terendah. Diliriknya sang anak yang tampangnya sudah kacau, sebelum mengembus napas panjang. “Tenangkan diri Mama, ya. Sekarang bukan saatnya menjugde atau mencari siapa yang salah. Kita berdoa agar semuanya lancar dan menantu serta calon cucu kita selamat.” Lagi, Alexander berusaha memberi pengertian. Ia tahu Aira kesal
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

RENA

179“Baik-baik di rumah ya, Sayang.” Raka mencium kening Kirana yang sedang menggendong bayi. Hari masih terlalu pagi, bahkan matahari belum menampakkan diri, tetapi Raka sudah siap berangkat ke kantor. Hari ini ada jadwal meeting pagi. Alexander sedang keluar kota untuk survei lokasi yang akan digunakan membangun cabang baru perusahaan. Seharusnya dirinya yang berangkat. Hanya saja kondisi Kirana dan Rena–bayi mereka yang masih rentan tidak memungkinkan untuk ditinggal. Karena itu Alexander yang berangkat dan ia yang menggantikan sementara tampuk kepemimpinan di perusahaan selagi sang ayah pergi. Raka sudah bertekad akan lebih giat bekerja, apalagi kini ia telah menjadi seorang ayah. Terlebih ia harus melunasi hutang kepada perusahaan untuk biaya perawatan Rena selama di rumah sakit kemarin. Dua bulan harus mendapat perawatan intensif dalam inkubator, tentu membutuhkan biaya tidak sedikit. Terlebih Kirana yang ingin tetap tinggal di rumah sakit padahal kondisinya sudah membaik. H
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

TAKDIR HIDUP

180Raka berlari menyusuri koridor rumah sakit dengan perasaan tak dapat dijabarkan seperti apa. Hatinya benar-benar cemas. Ia takut terjadi sesuatu dengan bayinya. Padahal baru beberapa hari ini ia dan Kirana merasakan kebahagiaan sempurna sebagai orang tua baru. Kini, semua kembali menjadi abu-abu. Kirana duduk menangis di depan sebuah ruangan. Jari-jari tangannya saling bertaut dengan gusar. Hatinya gundah menyadari kondisi sang anak yang tidak baik-baik saja. Walaupun tim dokter sedang berusaha maksimal, tetapi ketakutan tetap meraja mengingat sang anak yang lahir dengan riwayat prematur yang persentase kesempatan hidupnya minim. Duduk di samping Kirana, Aira terus mengusap pundaknya lembut untuk menenangkan sang menantu. Aira dapat merasakan bagaimana perasaan Kirana. Terpisah dari Raka dan Alister waktu bayi saja rasanya sakit, padahal kondisi mereka sehat, apalagi harus melihat anak sendiri terhubung dengan alat-alat medis dan tak boleh ditemani. Hanya bisa melihat dari bali
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
53
DMCA.com Protection Status