Mbak Fatma mengusap bahu Malika prihatin. “Aduh Malika, kasihan deh kamu. Ketinggalan berita kayak gini. Memangnya Budhe Sun nggak pernah cerita ya? Nggak lama setelah kamu balik ke Jawa, Kak Mar menikah sama Koh Daniel. Anak sulungnya Pak Liong. Pemilik vila di bawah ituuu…” “Astogfirullooohhh. Masa sih? Tahunya aku, dia itu suaminya dari Cina, eh Hongkong, seperti yang diceritakan sama Adam kemarin.” “Heee... itu bukan suatu dosa, Malika. Kok kamu bilang begitu?” protes Mbak Fatma melihat Malika mengucapkan istigfar berulangkali. Malika geleng-geleng kepala. Masih sulit percaya. “Jadi Adam ituuu...?” “Iyaaaa..., Mas Adam tadi itu anaknya Kak Mar sama Koh Daniel. Cucunya Pak Liong. Pemilik vila di bawah itu. Mereka dulu tinggal di sana. Setelah Koh Daniel meninggal, disusul sama Pak Liong, kak Mar dan Adam pindah ke Bangli dalam keadaan miskin. Baru tiga tahun lalu...” terang Mbak Fatma sejelas-jelasnya. Bicaranya keras dan agak ngotot, seperti mau ngajak perang
Baca selengkapnya