Share

BAB 29

Siang itu Pramono termenung di balkon hotel bintang tiga yang di sewanya selama mengerjakan proyek di sini. Melepas kan pandang ke arah Gunung Arjuno di sebelah barat kota Malang.

Pemandangan hijau dan hembusan angin mampu menyegarkan mata dan pikiran.

Sebuah sorban warna putih membalut kepala Pramono. Bukan maksud hati bergaya seperti orang Arab, akan tetapi untuk melindungi kepalanya yang pening dari terpaan angin. Wajah Pramono begitu kuyu dan pucat. Penampilannya mirip pendekar Wiro Sableng kalah perang.

Bibir Pramono yang coklat pucat mengunyah roti bantal pelan-pelan, diselingi minum teh panas. Memanglah, sejak empat hari lalu Pramono sakit demam tinggi. Tubuhnya menggigil. Nggruguh. Kepala cenut-cenut dan suhu tubuhnya mencapai 40 derajat celcius. Persis orang kena malaria. Darahnya juga sempat naik ke level 160.

Namun, dokter bilang tidak ada gejala penyakit aneh. Hanya demam biasa dan kelelahan. Syukurlah, raganya yang rewel kini sudah membaik sete
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status