“Pagi Bang, mau sarapan apa?Aku bikin nasi goreng sosis tuh! Atau mau kubuatkan roti panggang?” tanya Hanun saat melihat Zaidan sudah berpakaian rapi dengan seragam kerjanya. Dulu Hanun sangat mengagumi ketampanan laki-laki ini. Namun sekarang kekaguman itu hilang, berganti rasa sesal mengapa sandiwara ini harus Zaidan mainkan.Saat fajar menyapa, Hanun telah mengambil keputusan yang dirasanya paling tepat saat ini. Setelah melangitkan asa di sepertiga malam, Hanun mencoba meyakinkan diri. Di atas hamparan sajadah panjang mahar sang suami saat ayahnya memindahkan tanggung jawab hidupnya ke tangan sang lelaki pujaan Hanun memasrahkan diri. Setelah doa khusyuk dan tilawah panjang sampai masuk waktu subuh, Hanun mencoba mengikhlaskan diri jika ini memang sudah menjadi takdirnya. Di sujud terakhirnya, Hanun merasa batinnya lebih tenang. Hanun memutuskan akan mengikuti permainan yang telah dilakukan Zaidan dan Rindu. Hanun harus kuat, tak boleh menjadi lemah. Pa
Read more