Share

Perkenalan

“Hanun, Bang.  Titip pesan juga!  Aku udah mengirimkan pesan kepada Rindu cuma sepertinya belum terbaca," ujar Hanun dengan cepat.

“Wajarlah tak dibaca.  Namanya juga lagi kuliah, Dek.”

Lagi-lagi kekehan kecil keluar dari mulut laki-laki-laki itu.   Hanun tersipu.

“Adek tunggu di kantin saja kalau begitu.  Abang langsung ke ruang perkuliahan temannya," ujar laki-laki yang tak diketahui Hanun namanya itu seraya memutar tubuh hendak melangkah pergi.

“Nggak, Bang.  Aku tunggu di kursi itu saja.”

Hanun mengarahkan telunjuk kanannya pada sebuah kursi panjang tak jauh dari tempat berdiri mereka.  Naungan pohon besar tepat di atas kursi kayu itu membuat kesan teduh.  Kebetulan kursi itu dilihat Hanun kosong.

“Ya sudah.  Tunggu sebentar ya!”

Hanun menganggukkan kepala dan berjalan perlahan ke arah kursi yang sama sekali tak tersentuh cat itu.  Natural sekali khas warna kayu alami.  Hatinya tak henti-henti bersyukur atas pertolo
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status