Beranda / Romansa / DENDAM ISTRI TARUHAN / Bab 311 - Bab 320

Semua Bab DENDAM ISTRI TARUHAN: Bab 311 - Bab 320

336 Bab

312

Sudah dua bulan berlalu semenjak kecemburuan Icha saat Kevin melihat foto pernikahan Levi di story Nino. Kehidupan pria itu luntang-lantung karena tidak bisa menyuplai pasokan baju di tokonya. Permintaan memang membludak, tetapi modal tiba-tiba habis dipakai Icha shopping."Aku tidak menduga dia mencuri uang toko lagi," geramnya saat menghitung keuangan sebulan ini. "Kalau begini bagaimana bisa aku menyetok baju baru?"Kevin meremas kepalanya yang mendadak nyeri. Ia menyandarkan tubuhnya ke tepi ranjang. "Mas, aku butuh uang buat USG," celetuk Icha yang terbangun dari tidurnya."Ck!" tanpa sadar Kevin mendecak. Hal itu lantar menyulut emosi wanita hamil trimester pertama. "Mas! Ini juga demi anakmu!"Hembusan panjang keluar dari hidung Kevin. Ia berusaha memendam emosinya yang akan meledak. "Iya, iya. Besok aku usahakan ya, Dek." Ia mengelus lembut perut istrinya. Perasaan gedek ingin mencuat apabila berinteraksi dengan Icha. Namun, kemarahannya segera terpendam saat ia menyadari wan
Baca selengkapnya

313

Sesampainya di rumah orang tuanya, Kevin merasa gugup. Ia tahu bahwa hubungannya dengan mereka sedang tidak baik, terutama setelah pernikahannya dengan Icha. Namun, demi masa depan anaknya, ia mengumpulkan keberanian untuk mengetuk pintu.Rita membuka pintu dan memandang putranya dengan sorot mata datar. "Ada apa, Kevin?" tanya wanita itu tanpa basa-basi. Kevin tersenyum canggung, mencoba bersikap santai meski di hatinya terasa berat."Ma, Pa, aku datang karena butuh bantuan. Situasi tokoku lagi sulit karena modalnya habis buat keperluan Icha. Kami butuh dana untuk suplai baju, dan juga untuk USG anakku," ucap Kevin sedikit berharap simpati.Gito yang duduk di ruang tamu menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepala. “Kevin, kami sudah sering mengingatkan. Kalau kamu mau rumah tangga yang baik, harus punya kendali dan tanggung jawab lebih besar. Bukannya malah mengijinkan istrimu mengambil uang usaha sembarangan. Apa yang kamu harapkan dari kami?”"Itu lah, kalau salah memilih per
Baca selengkapnya

314

Kevin terpaku, tidak menyangka kedatangannya ke rumah Zahra akan berubah menjadi situasi yang rumit seperti ini. Zahra berdiri di depannya, tampak terkejut dan bingung, apalagi setelah ayahnya muncul di belakangnya dengan wajah penuh amarah."Astaghfirullah! Zahra! Bagaimana kamu bisa melupakan hijabmu dan membiarkan seorang laki-laki melihatmu seperti ini?!" suara berat ayah Zahra bergemuruh, memecah keheningan di antara mereka. Zahra segera berusaha menutupi wajahnya dengan tangan, jelas merasa sangat malu dan tidak tahu harus berkata apa.Kevin, yang tadinya datang untuk meminta bantuan, kini merasa bersalah dan takut. Ia tahu jika melihat penampilan Zahra yang biasanya bercadar, jadi ia bisa mengira kalau dalam budaya keluarga wanita itu, ini adalah kesalahan besar. Ia tidak berniat bertemu dengan Zahra yang tidak memakai hijab, tetapi keadaannya jadi semakin rumit.“Maaf, Pak,” Kevin mencoba berbicara dengan suara rendah dan penuh penyesalan. “Saya benar-benar tidak tahu bahwa ke
Baca selengkapnya

315

“Baiklah, Pak. Saya akan menikahi Zahra. Sebagai tanggung jawab atas kejadian ini.”Kata-kata Kevin itu membawa kelegaan untuk ayah Zahra. Sayangnya, membuat Kevin terjebak dalam situasi yang tak pernah ia duga. Pertemuan yang ia maksudkan untuk mencari bantuan justru berujung pada keputusan besar yang bisa mengubah seluruh hidupnya.Ayah Zahra mengangguk, meskipun ekspresi wajahnya masih menunjukkan kemarahan yang belum reda. “Bagus, Kevin. Ini adalah jalan terbaik untuk menebus kesalahan kalian. Mungkin ini hal tak terduga, tetapi aku yakin kamu paham bahwa ini adalah tanggung jawab yang harus kamu jalani.”Kevin hanya bisa mengangguk pasrah, meskipun hatinya masih bergolak memikirkan Icha dan anak yang tengah dikandungnya. Ia merasa seakan seluruh dunia menimpanya dalam satu waktu. Di satu sisi, ia merasa iba pada Zahra yang terjebak dalam situasi ini, dan di sisi lain, ia merasa bertanggung jawab untuk menjaga perasaan keluarganya sendiri.Zahra, yang masih tertunduk malu, akhirny
Baca selengkapnya

316

Setelah akad selesai, Kevin termenung seolah terjebak dalam mimpi yang penuh beban mendadak. Ia mengucapkan salam pada ayah Zahra, yang kini tampak lebih tenang. Pia renta itu, memberinya beberapa wejangan tentang pentingnya menjaga kehormatan dan tanggung jawab. Semua ucapan yang tertangkap ke telinganya, hanya membuat dada Kevin semakin sesak.Zahra, istri barunya tetap duduk diam di sampingnya. Wanita itu menunduk, sementara seluruh keluarga bersiap untuk meninggalkan ruangan. Bahkan kedua putra Zahra yang masih balita, di ujung uminya ke dalam. Setelah beberapa saat, hanya tinggal Kevin dan Zahra di ruang tamu itu, dalam keheningan yang menyesakkan. Zahra kemudian memberanikan diri berbicara.“Kevin, kamu bisa kembali ke rumahmu. Ke keluargamu. Aku tidak akan meminta lebih dari pernikahan ini. Aku akan berusaha hidup dengan tenang dan tidak menuntut apapun,” suaranya pelan, dan wajahnya tetap tertunduk.Pria itu menatap Zahra. Entah kenapa, ada perasaan getir mendengar ucapan istr
Baca selengkapnya

317

Kevin menarik napas panjang, pikirannya semerawut. Rasanya seperti ada kegelisahan yang membelenggu otaknya. Kata-kata yang nyaris keluar dari bibirnya ia urungkan.Kevin menatap Icha, matanya berusaha menghindari tatapan tajam istrinya yang penuh curiga. Hatinya terdistorsi, seperti ada batu besar yang menindih dadanya. Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri. 'Tidak. Aku tidak bisa memberitahu ini sekarang.' Pikirannya memutuskan dengan cepat.“Mas!” teriakan Icha memecah lamunannya. “Kamu kenapa sih? Kok malah diam?”Kevin memaksakan senyuman, meski gugupnya masih jelas tergambar di wajahnya. “Maaf, Cha. Aku cuma bisa dapat uang untuk USG. Ditambah hari ini banyak masalah di toko.”Icha mengangkat alis. “Masalah apa? Kenapa kamu tidak cerita dari tadi? Jangan cuma diam saja.”“Ya, itu,” Kevin mengalihkan pandangan, mencari-cari alasan yang masuk akal. “Aku ada urusan dengan salah satu supplier. Ada sedikit kendala, tapi sekarang sudah selesai.”Icha memicingkan mata, tid
Baca selengkapnya

318

Dea termenung menatap jajanan di depannya. Sekarang adalah acara 3 bulanan kakak iparnya. Berbeda dengan kakak ipar sebelumnya, kali ini wanita itu ikut bersuka cita dengan hadirnya keponakan dan cucu pertama di keluarganya. Evelyn yang memiliki paras cantik sedari tadi menggandeng tangannya. "Temenin Kakak, ya, Dek," pinta Evelyn dengan senyum hangat. Dea menganggukkan kepala. Namun, beberapa saat kemudian wanita itu berucap lagi, "Dik. Di sana ada Andre." Dea hanya mengerutkan alisnya."Sana, temenin. Dia ke sini kan sengaja biar ketemu kamu." Evelyn yang tengah mengandung itu menggodak adik apirnya dengan brutal."Enggak, lah, Mbak. Mas Andre ke sini kan buat nemuin Mas Levi, dan Mbak.""Alasan doang, itu mah. Sana temenin," paksa Evelyn. "Tuh, Ayah juga nyuruh kamu ke sana, loh." Benar saja yang dikatakan Evelyn. Ayahnya tengah melambai tangan, mengode Dea untuk segera mendekat. Dea menghela napas panjang. Ia tak punya alasan untuk menolak panggilan ayahnya sendiri. Meski hatin
Baca selengkapnya

319

Setelah sesi foto selesai, suasana di acara itu kembali meriah. Para tamu berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, berbincang dan menikmati hidangan. Namun, di sudut ruangan, Andre tampak duduk sendirian, memandangi Dea yang sedang membantu Evelyn mengambil beberapa makanan ringan. Hati pria itu mulai mantap. Perasaannya bukan sekadar rasa suka atau ketertarikan biasa. Andre tahu, apa yang ia rasakan untuk Dea adalah sesuatu yang lebih dalam, dan ia sudah memikirkannya sejak lama. Kini, ia merasa saatnya tiba untuk berbicara serius.Andre berdiri dan melangkah mendekati David, yang sedang berbincang dengan Levi dan Gito. Ia menunggu dengan sabar hingga pembicaraan itu selesai sebelum menyela dengan sopan."Pak David, ada yang ingin saya bicarakan," ucap Andre dengan nada yang serius, tapi tetap sopan.David memandang Andre dengan alis terangkat. “Tentu, Pak Andre. Ada apa?”Andre melirik ke arah Levi sejenak, memastikan bahwa kakaknya juga mendengar. “Saya ingin berbicara tentang Dea
Baca selengkapnya

320

Dea menarik napas panjang, mencoba mengatur gemuruh di hatinya. Kata-kata Andre terus berputar di pikirannya, menciptakan gelombang emosi yang tak bisa ia kendalikan. Ia tak pernah membayangkan bahwa hari ini akan datang. Hari di mana seorang pria dengan tulus memintanya untuk menjadi bagian dari hidupnya lagi. Dan pria itu adalah Andre, sosok yang selama ini ia kagumi dari kejauhan, yang berkali-kali berusaha ia tepis tapi selalu kembali.“Mas Andre,” suaranya terdengar pelan, hampir seperti bisikan. “Aku nggak tahu harus bilang apa. Ini terlalu tiba-tiba.”Andre mengangguk, wajahnya tetap tenang meski ada kegelisahan yang tersirat. “Aku paham, Dea. Aku tahu kamu butuh waktu. Aku hanya ingin kamu mempertimbangkannya. Aku nggak ingin membuatmu terburu-buru, tapi aku juga ingin kamu tahu bahwa aku benar-benar serius. Tolong serakahlah.”Dea menundukkan kepala, jemarinya saling menggenggam erat di pangkuannya. Serakah? kata terakhir itu membuat wanita itu terdiam. Bagaimana dia bisa ser
Baca selengkapnya

321

Setelah Icha mengetahui chat Zahra. Kevin melangkah masuk ke rumah kecil istri keduanya dengan langkah berat. Wanita itu sedang duduk di ruang tamu, mengenakan baju sederhana, sembari menyuapi anak-anaknya. Pandangannya langsung tertuju pada Kevin, yang wajahnya terlihat penuh tekanan."Zahra," panggil Kevin, suaranya rendah. "Aku harus bicara denganmu."Zahra mengangguk pelan, mendudukkan anak-anaknya di sofa sebelum mendekati Kevin. "Ada apa, Mas?" tanyanya lembut.Kevin menghela napas panjang, menatap istri keduanya dengan raut wajah tertekuk erat. “Kita harus mengunjungi orang tuaku. Aku ingin mereka tahu tentang pernikahan kita.”Zahra menatapnya dengan kaget, tangan gemetar di sisi tubuhnya. “Mas yakin? Bukannya orang tua Mas..." Wanita itu menggantungkan kalimatnya. Ia tau seluk beluk kehidupan suaminya. Ia sengaja mencari tau dan tidak sengaja mendengar bagaimana suaminya pernah beristri dua hingga akhirnya ada yang mundur salah satu. Zahra juga tau bagaimana perangai orang tu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
293031323334
DMCA.com Protection Status