Home / Romansa / DENDAM ISTRI TARUHAN / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of DENDAM ISTRI TARUHAN: Chapter 301 - Chapter 310

336 Chapters

304

Rita menyeka air matanya yang terus mengalir sambil menatap Dea dengan pandangan penuh sesal. Ia menghela napas panjang sebelum memulai percakapan yang tampaknya sudah lama terpendam. Gito menggenggam tangan istrinya, mencoba menenangkan, meskipun matanya sendiri tak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang mendalam.“Dea, maafkan kami. Kami benar-benar tak pernah menyangka bahwa anak kami, Kevin, akan bersikap begitu,” suara Rita bergetar, seolah menahan luka yang baru saja terbuka kembali. “Dia sangat tidak tau diri. Kami sangat menyesal, Dea. Mama tidak menduga mereka akan menikah secara sipil? Tanpa sepengetahuan keluarga? Itu benar-benar menghancurkan hati kami.”Dea terdiam, matanya berkabut mendengar kalimat itu. Andre yang berdiri di sampingnya tampak gelisah, ia ingin menggenggam tangan Dea seperti sebelumnya, tetapi enggan ia lakukan.“Kami tak ingin kamu menyalahkan diri, Dea,” sambung Gito, suaranya penuh penyesalan. “Kami yang gagal sebagai orang tua, kami yang tidak bisa men
Read more

305

Dea tersentak, wajahnya memerah dan bingung melihat semua orang yang kini menatapnya dengan harapan besar. Tatapan-tatapan itu seolah mendesak sesuatu yang selama ini berusaha ia hindari.“Aduh, Ma, Pa, jangan seperti itu,” gumam Dea dengan senyum kaku. Ia melirik Andre sekilas, lalu buru-buru mengalihkan pandangan. “Aku masih belum yakin. Aku belum siap,” suaranya terdengar lirih.Rita tidak menyerah. Ia meraih tangan Dea dengan hangat dan menatap putri mantan menantunya itu dengan mata berbinar. “Dea, Mama tahu kamu mungkin merasa ini terlalu cepat. Tapi Mama ingin kamu tahu, kami hanya ingin melihat kamu bahagia. Kamu pantas untuk itu, Sayang.”Andre menghela napas, senyum simpul tersungging di wajahnya. “Tenang saja, Tante. Aku menghargai semua keputusan Dea. Aku hanya ingin ada di sampingnya untuk mendukung apa pun yang dia pilih,” katanya sambil melemparkan tatapan penuh arti pada Dea.Levi, yang sejak tadi hanya diam, tiba-tiba menepuk bahu Dea dengan senyuman usil. “Dea, kalau
Read more

304

Saat Kevin berusaha menepis perasaan tidak nyamannya seraya memanajemen pengeluaran yang akan datang. Icha sibuk menelusuri situs properti di ponselnya tak menyadari kegelisahan di wajah suaminya. "Mas, aku nemu rumah yang harganya masuk di angka 280 juta. Lokasinya di pinggiran kota, tapi setidaknya ini sudah hak milik," ujarnya sambil menunjukkan layar ponselnya."280 juta terlalu over, Cha," peringat Kevin. Sebelumnya ia ingin harga di angka 150 juta."Mas. 150 juta cuma dapat rumah kecil. Aku nggak mau hidup di rumah yang sempit! Pokoknya tidak mau! Kamu tahu kan selama ini hidupku selalu dikelilingi harta. Apalagi rumah selalu besar, mana bisa aku hidup di rumah kpr dan sempit itu. Pokoknya kita harus ambil rumah ini. Titik!" kekeh wanita itu tak menggubris peringatan suaminya. Kevin ingin sekali membalas ucapan Icha dengan makian. Kesombongan wanita itu membuat amarahnya tersulut. Namun, kesadarannya segera kembali karena emas itu bukanlah miliknya.Pada akhirnya Kevin menganggu
Read more

305

Sekian lama berlalu, Levi - kakak semata wayang Dea tengah berdandan rapi untuk mengajak dinner pujaan hatinya. Dua tahun setelah perceraiannya dengan mantan istrinya, ia menjadi pria work holic hingga membuat kedua orangtuanya cemas. Namun, dikala ia melihat kesembuhan adiknya, dia menyadari harus melanjutkan hidup."Sampai kapan aku harus galau begini?" pikirnya kala itu, saat Rita dan Gito menawarkan Dea untuk menikah dengan Andre. Meskipun Dea belum siap, tetapi sudah dipastikan jika hubungan keduanya akan semakin dekat. Tinggal menunggu waktu saja.Levi sebagai kakak dari Dea, menyadarkan diri untuk segera menikah kembali. Ini juga demi adiknya. Apabila tetap menjadi duda, ia rasa akan ada rasa sungkan pada Dea, jika wanita itu ingin melangsungkan pernikahan dengan Andre. Maka dari itu, Andre memutuskan untuk menjalin kasih dengan gadis yang sempat menjadi rekan kerjanya. Evelyn, wanita cerdas yang ia temui sebagai rekan kerja, kini menjadi sosok yang ia rasa mampu membawa warna
Read more

306

Pelayan itu mendekat dengan membawa kue di tangannya. Ia menatap Levi dengan pandangan yang sulit dibaca, tetapi tersirat sebuah emosi yang tidak bisa diabaikan. Levi terkejut, nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Evelyn yang tidak menyadari perbedaan frekuensi di sektirarnya, tersenyum menantikan bonus yang dikatakan Levi.“Halo, Pak Levi,” sapa Nina. Suaranya terdengar tenang, tapi matanya berbicara sebaliknya. “Ini cake pesananmu.”Levi merasa seolah dunianya berhenti berputar. Tidak mungkin Nina ada di sini, di saat penting seperti ini. Jantungnya berdebar semakin kencang, tetapi ia berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang di hadapan Evelyn.Evelyn memandang Nina dengan senyum ramah. Wanita itu belum menyadari situasi yang sebenarnya. “Terima kasih, Mbak. Wow, cake-nya cantik sekali!” katanya dengan suara penuh kekaguman.Nina tersenyum kecil, tetapi senyum itu tidak mengandung keceriaan. Matanya terpaku pada Levi, seolah ingin mengungkapkan ribuan perasaan yang tertaha
Read more

307

Evelyn mengangguk pelan, air matanya mulai jatuh membasahi pipi. "Ya! Levi aku mau."Suasana terasa sangat romantis dan Levi merasa lega mendengar jawaban itu. Namun, kebahagiaannya segera terusik saat melihat Nina memalingkan wajah dan berlalu pergi.Levi menatap punggung Nina yang perlahan menjauh, perasaan bersalah berdesir di hatinya. Dia menggenggam tangan Evelyn lebih erat, mencoba menahan perasaannya agar tetap fokus pada kebahagiaan yang baru saja diterimanya. Namun, perasaan itu tetap ada jauh ke dalam hatinya.“Levi?” Evelyn memanggil pelan, menarik perhatian Levi kembali ke hadapannya. Matanya berbinar penuh cinta, tetapi ada ketidakpastian yang mulai tampak di dalamnya. “Apa, ada sesuatu yang harus kuketahui?”Levi menelan ludah, menyesali kebimbangannya yang sulit ia sembunyikan dari tatapan Evelyn. “Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan,” katanya lembut.Evelyn mengangguk perlahan, meski senyumnya kini tampak sedikit menurun. “Baiklah, Levi. Aku percaya padamu.” Suaranya
Read more

308

Levi terdiam, menatap Evelyn dengan perasaan campur aduk. Evelyn yang ada di depannya adalah sosok yang begitu pengertian, lebih dari yang pernah ia bayangkan. Perlahan, Levi mengangguk dan menggenggam tangan Evelyn, menunjukkan betapa ia menghargai dukungan wanita itu.“Terima kasih, Evelyn. Kamu benar-benar mengerti aku,” ucap Levi dengan suara serak, lalu ia menghela napas dalam. “Aku akan kembali secepatnya.”Evelyn tersenyum dan mengangguk, lalu melangkah masuk ke dalam mobil, memberinya ruang untuk menyelesaikan apa yang perlu ia tuntaskan. Levi pun berbalik dan berjalan cepat ke arah Nina, yang masih berdiri di ambang pintu restoran, menatap ke depan dengan pandangan kosong.“Nina,” panggil Levi pelan saat ia sampai di dekatnya. Nina menoleh, tetapi wajahnya tetap tanpa ekspresi, hanya sepasang mata yang menunjukkan sisa emosi yang tampak terpendam.“Ada apa? Apa kamu mau mengasihaniku karena jadi pelayan yang mengantarkan kue tunanganmu?” tanya Nina dengan suaranya terdengar g
Read more

309

Levi kembali terkekeh. Ia tak menyangkan Evelyn bisa membaca gerakannya dengan sangat tepat. "Benar. Ini juga demi adikku, Dea." Pria itu memandang netra tunangannya penuh cinta. "Keberanianku untuk segera meminangmu juga karena adikku." Levi menggenggam tangan Evelyn dengan sangat erat. "Aku sudah lama suka denganmu, tapi aku masih bimbang. Tapi setelah tau adikku melanjutkan hidup dan keluarga mendorongnya untuk menikah. Aku jadi sadar agar tidak mengulur waktu lebih lama lagi untuk mengikatmu."Bibir Evelyn mengembang bak mawar merah dalam buket. "Sepertinya aku harus berterima kasih pada adikmu." Levi hanya tersenyum dan mengecup kening tunangannya.Sedangkan di sisi lain, Dea menghela napas dalam di tengah lamunannya. Ia tak menyangka dirinya bisa merasa begitu nyaman di dekat Andre, lelaki yang dulu berusaha ia jauhi tapi kini perlahan mengisi ruang hatinya. Kenangan akan senyuman dan perhatian Andre membuat pipinya semakin bersemu merah. Ia mencoba menepis perasaan itu, menyak
Read more

310

Gito langsung mengernyit mendengar pertanyaan Levi. Ia menatap putra angkatnya dengan ekspresi tegas, menunjukkan ketidaksenangan yang masih kuat pada Kevin. "Aku rasa tidak perlu, Levi," ucap Gito pelan. "Kevin memilih jalannya sendiri. Dia tidak memerlukan undangan keluarga."Levi tampak ragu, tetapi ia mencoba memahami keputusan mantan mertua adiknya, tetapi ia sudah menganggap pria itu seperti ayahnya sendiri. "Aku mengerti, Pak," jawab Levi dengan suara lembut. "Tapi, mungkin kehadirannya bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan..."Gito segera memotong, wajahnya berubah muram. "Levi, Kevin tahu apa yang dia lakukan. Dia yang memutuskan untuk menjauh. Kalau memang dia ingin kembali, itu harus datang dari dirinya sendiri, bukan karena undangan."Rita yang duduk di samping Gito mengangguk pelan, menyetujui ucapan suaminya. "Levi, kami tahu kamu ingin yang terbaik. Tapi Kevin belum menunjukkan tanda-tanda ingin berubah atau kembali. Bahkan sepertinya dia melupakan kami, or
Read more

311

Kerumunan tamu wanita yang berkerumun menanti lemparan bunga dari Evelyn terlihat bersemangat, sorak sorai dan tawa mewarnai suasana. Beberapa tamu wanita, terutama yang masih lajang, mulai mengambil posisi terbaik, berharap bisa menangkap buket bunga pengantin yang dipercaya membawa keberuntungan.Levi merangkul Evelyn dengan penuh cinta, membantu menuntunnya menaiki panggung kecil di tengah ruangan. “Kamu siap?” bisik Levi sambil tersenyum.Evelyn mengangguk mantap, lalu membalikkan tubuhnya, memegang buket bunga dengan tangan terangkat tinggi. Dengan hitungan tiga, ia melempar buket itu ke arah tamu. Bunga melayang di udara sebelum akhirnya jatuh tepat di tangan seorang gadis yang tak terduga, Dea.Sorakan semakin ramai, tawa dan tepuk tangan memenuhi ruangan saat Dea berdiri terpaku, terkejut dengan bunga yang kini ada di tangannya. Pipi Dea memerah saat semua mata tertuju padanya. Bahkan Levi dan Evelyn pun tertawa kecil melihat kejadian tersebut.“Wah, Dea! Mungkin ini pertanda,
Read more
PREV
1
...
293031323334
DMCA.com Protection Status