Semua Bab Kujual Suamiku Seharga 1 Miliar: Bab 51 - Bab 60

129 Bab

Bab 51

"Wah! Gak nyangka ya! Kukira mereka gak seperti itu.""Halah! Aku sudah curiga dari awal, kalo pernikahan ini terkesan dipaksakan.""Hush! Gak boleh begitu, bisa jadi wanita tadi itu bohong? Bisa jadi dia masih kesal karena mantan suaminya menikah lagi," celoteh salah satu tamu di tengah-tengah kericuhan pesta itu.Berbagai opini yang berbeda pun bermunculan, apa yang memihak, ada pula yang semakin nyinyir.Beberapa bisikkan itu terdengar cukup jelas bahkan sampai ke telinga kedua mempelai pria dan wanita.Dalam hitungan detik saja, acara pernikahan itupun geger! Ucapan selamat serta suka cita kini berubah jadi bisikkan-bisikkan yang terdengar tak mengenakan.Terlebih dengan beberapa tamu undangan yang sudah dari awal nyinyir karena tak kebagian makan bahkan harus rela mengantre.Tak hanya itu, kalangan yang merasa iri pada Miranti karena merasa beruntung berkali lipat mendapat besan orang b
Baca selengkapnya

Bab 52

Karena kehebohan yang terjadi di pesta pernikahan membuat kondisi Guntur menjadi memburuk. Rasa malu berikut marah bercampur menjadi satu. Bagaimana tidak, hampir seluruh undangan membicarakan keburukan putrinya. Karena hal itu, Guntur kembali diperiksa oleh tenaga medis. Sebenarnya dia sudah muak akan hal yang berkaitan dengan Rumah Sakit. Namun mau bagaimana lagi. Hanya itu yang bisa menyelamatkan, setidaknya Guntur masih bisa berumur panjang.Dia tak akan mungkin bisa mati dengan tenang saat melihat putrinya bersanding bersama pria tak berguna seperti Aldo. Bisa-bisa, hidup Kinan akan berubah sangat melarat. Padahal Guntur selalu bekerja dengan baik agar bisa memberikan kehidupan yang layak. Begitulah manusia, hanya bisa berencana saja.Seorang dokter yang memakai kaca mata bening datang. Di telinganya sudah terpasang stetoskop. Ia memeriksa Guntur di beberapa titik bagian tubuh. Dokter tersebut tampak menggelengkan kepala.“Bagaimana, Dok? Papa sa
Baca selengkapnya

Bab 53

Hari yang berbeda ditandai oleh cerahnya sorot Mentari memasuki sela-sela kelambu di kamar Citra. Perempuan itu bangun pagi dengan keadaan yang segar dan bugar.Tak dapat dipungkiri, penerus kerajaan bisnis Naru itu pun merasa seolah terlahir kembali menjadi pribadi yang baru. Citra pun memulai harinya dengan riang setelah meregangkan tubuhnya di tepian tempat tidur.Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian terbaiknya hari itu, Citra lantas keluar kamar dan berjalan dengan riang menuju ke ruang keluarga. Citra mengingat kembali kejadian telah membuat heboh di pernikahan suaminya sendiri bersama dengan madunya itu.'Hahaha ... tidak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa aku bisa melakukan tindakan nekat seperti itu. Citra, Citra, Kok tidak dari dulu saja kamu menunjukkan taringmu supaya tidak ada yang berani menyakiti harga dirimu?' perempuan tersebut sambil menerawang jauh ke depan pelataran rumahnya itu.Pagi itu sebenarnya
Baca selengkapnya

bab 54

Sebelum benar-benar masuk ke ruang persidangan, Citra pun tak lupa mengecek segala bukti yang telah dia siapkan sebelumnya agar proses perceraiannya dengan Aldo bisa berjalan dengan cepat dan lancar."Apa itu?" tanya Laras di sela kegiatan Citra menata segala berkas yang dia bawa."Beberapa foto yang sempat aku ambil kemarin saat Aldo dan Kinan sedang melaksanakan pesta pernikahan," terang Citra di tengah kesibukannya."Ah, yang waktu itu. Coba aku lihat," ucap Laras sembari mengambil beberapa potret yang sudah sempat Citra cetak."Wah, pestanya memang tampak begitu megah. Aku tidak bisa membayangkan betapa malunya Kinan dan keluarganya atas tindakanmu kemarin. Kamu benar-benar berani, Citra," tukas Laras memuji Citra sembari mengacungkan salah satu jempolnya."Tentu saja, kenapa pula aku harus takut," balas Citra acuh. "Selesai," imbuh Citra setelah memastikan segala apa yang telah dia persiapkan sama sekali tida
Baca selengkapnya

Bab 55

"Citra ....""Citra?!" Suara yang semakin meninggi.Seketika, Citra yang sedari tadi fokus ke hal yang lain, pun langsung sedikit tersadar dan tersentak akibat suara Laras. Citra menoleh ke arah Laras."Ah, ya?" beonya kemudian."Kamu kenapa sih? Dari tadi celingukan gitu. Bahkan sampai-sampai aku panggil pun kamu gak sadar—" protes Laras sembari ikut celingukan ke arah sekitar. Mencoba untuk mencari tahu apa yang mencuri perhatian temannya sedari tadi."—emangnya kamu liat apa sih?" imbuhnya kembali, penasaran apa yang membuat Citra begitu tertegun dan nampak kebingungan."Ah, tidak ... tidak ada apa-apa kok!" timpal Citra langsung. "Kayaknya tadi aku hanya salah lihat aja.""Salah lihat? Memangnya siapa yang tadi kamu lihat, Cit?"Mendapatkan pertanyaan dari Laras, Citra terdiam sejenak. Ia tak langsung menjawab dan hanya menimbang apakah benar tadi ia salah lihat.
Baca selengkapnya

Bab 56

“Aldo, apa maksudnya semua ini hah? Kamu jangan membuat Mama malu ya? Apa kata teman-teman  Mama kalau tahu kita tinggal di rumah yang sedang dalam masalah di Bank?” tanya Miranti merasa kebakaran jenggot. Padahal semua orang tahu kalau dia hanya menumpang di rumah menantunya. Miranti sama sekali tidak tahu malu, selama hidup menumpang sama sekali tidak merubah kebiasaannya pamer. “Sabar Ma, aku akan tanya kepada Citra kenapa semua ini terjadi,” jawab Aldo ikut kebingungan, karena memang dia sama sekali tidak tahu menahu tentang kepemilikan rumah tersebut. Selama ini dia terlalu nyaman dengan fasilitas yang di berikan oleh sang istri dan bahkan berani mengkhianati istrinya karena mengira sang istri tidak akan tahu tentang dirinya. “Tidak bisa begini Aldo, Citra itu memang sengaja ingin mempermalukan kita, terutama kamu Do, kamu harus bertindak!” desak Miranti berapi-api. “Iya-iya Ma, aku masih
Baca selengkapnya

Bab 57

Guntur mengatupkan rahangnya dengan kuat begitu mendengar teriakan dari putri semata wayangnya barusan. Bagaimana tidak, selama ini Kinanti tidak pernah membentaknya seperti itu, tapi kali ini, gara-gara keluarga parasit yang ingin dia bawa ke rumah ini, Kinanti bahkan bisa-bisanya mendesaknya seperti ini."Kinan mohon, Pa,” ucap Kinanti cepat-cepat menyertai teriakannya tadi, gadis itu sadar atas bentakannya barusan.Guntur menggeleng sambil melirik ke arah luar rumahnya sebentar lewat ruang tamu. Ternyata Aldo sudah menunggu di depan rumah.“Kamu jangan keras kepala dibilangin, Kinan!” harik Guntur. “Mau jadi apa lelaki seperti itu? Sebelum menikah saja sudah menyusahkan kamu, kini tidak lama setelah menikah dia ingin keluarganya menumpang di sini? Benar-benar suami dan menantu yang tidak tau malu!” cacinya dengan dada yang naik turun.Kinanti tau betul akan mendapatkan penolakan hebat yang disertai oleh cemoohan dari Guntur
Baca selengkapnya

Bab 58

Tak ada sambutan istimewa, yang ada justru raut wajah kecut dari Guntur. Dia malas dan masih sangat malas menghadapi kenyataan, kalau wanita sejenis Miranti akan tinggal di rumahnya. Guntur menghela napasnya, dia kemudian membuang wajahnya dengan malas."Wah, Tuan Guntur. Terima kasih sudah menyambut kami, akhirnya kita menjadi besan juga, ya." Miranti tersenyum dengan sangat lebar, walau Guntur tak menanggapi dirinya.Tuan Guntur bahkan memasang wajah dingin, malas untuk berdebat, dia tak ingin membuat putrinya terbebani jika tahu dia dan mertua baru putrinya itu masih berseteru. Guntur tak ingin beradu mulut, yang nantinya akan membuat Kinanti marah padanya. "Papa mau ke kamar dulu," ucapnya."Pa, di sini dulu. Temani yang lainnya, kan kita baru aja sampai.""Kinanti, Papa—""Papa!" rengek Kinanti memohon pada ayahnya.Tak ada pilihan lain, selain mengiyakan ucapan putrinya. Guntur harus duduk, di
Baca selengkapnya

Bab 59

"M-maksud anda apa ya?"Miranti terdiam untuk sesaat, bersama dengan kedua telinga yang menangkap suara keributan yang dimaksud oleh besannya. Namun benar saja, suara teriakkan itu rupanya berasal daei kamar Raya dan terdengar cukup jelas.Miranti sontak mengumpat tak karuan dan tanpa berpikir panjang wanita itu bergegas menuju kamar anaknya yang berada tak jauh dari tempat ia berdiri.Tak hanya itu ... rupanya langkah Miranti diikuti oleh Aldo, Kinanti dan juga Guntur yang mengekor di belakangnya dan turut menyaksikan saat Miranti tengah menggedor-gedor kamar anak pembuat onar itu.Miranti terus menggedor pintu kamar tersebut dengan sedikit kencang hingga menimbulkan kebisingan yang tentu terdengar oleh Raya."Raya!? Buka pintunya!!"Raya sontak saja terhenyak! Ia baru saja tersadar dari amukkan yang sempat menguasai dirinya.Gadis itu lantas menyeka air matanya yang masih tersisa memb
Baca selengkapnya

Bab 60

Jika di keluarga Kinan semuanya hancur berantakan, lain halnya dengan keluarga Citra yang justru tengah meneguk kebahagiaan. Bagaimana tidak, wanita yang dahulunya adalah istri sah dari pria tak berguna seperti Aldo, kini berubah menjadi janda berkelas, bergelimang harta. Citra sangat senang karena pada akhirnya, ia bisa bebas dari belenggu suami yang sama sekali tak pernah memberikan manfaat di hidupnya.Jika dipikir ke belakang, bodoh sekali Citra dulu mau menikah dengan pria yang selalu membawa kesusahan di hidupnya. Belum lagi ibu mertua dan adik ipar yang kerap tersandung problematika berbagai ragam. Ralat. Mantan mertua dan adik ipar.Sudahlah. Tak ada gunanya memikirkan hal itu berlarut-larut. Toh sekarang hidupnya sudah lebih dari tenang. Citra tersenyum puas, karena hal ini adalah sesuatu yang ia idam-idamkan sedari dulu.Wajah Citra yang berseri memantul dari kaca rias yang ada di hadapannya. Selepas itu dia berkata, “Kau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status