Semua Bab Kujual Suamiku Seharga 1 Miliar: Bab 31 - Bab 40

129 Bab

kembali bekerja

KUJUAL SUAMIKU SEHARGA 1 MILYARBAB 19"Jadi benar Pa, kalau dulu Papa sama Pak Guntur berteman?""Iya Cit, apa yang kamu bilang semuanya benar. Papa dan Pak Guntur itu dulu teman, bahkan bisa dibilang sahabat sebelum kita bertemu dengan Mamamu."Pak Nugroho menghela napas, ingatannya kembali ke beberapa tahun silam. "Tega lo, Nu, lo kan tau kalau gue suka sama Arumi!" Guntur mencengkram kerah baju Nugroho hendak memukulnya. "Sorry, Tur, gue juga suka sama Arumi. Dan Arumi pun sepertinya menyukai gue." Nugroho pasrah, saat Guntur akan memukul dirinya. "Iya! Tapi kenapa lo nggak bilang dari awal, Nu? Kalau lo bilang dari awal, setidaknya gue bisa mendam perasaan ini ke Arumi.""Gue minta maaf, Tur, gue nggak bisa nyegah perasaan ini ke Arumi. Toh Arumi bilang sama gue kalau dia juga nggak suka sama lo. Jadi ya gue berani buat deketin Arumi. Dan ternyata Nida pun juga suka sama gue. Jadi nggak ada alasan buat gue nolak Arumi, Tur! Lagian kalian juga gak ada hubungan apa pun.""Aaargh
Baca selengkapnya

Citra punya mobil?

KUJUAL SUAMIKU SEHARGA 1 MILYARCitra pun memasuki ruangan yang memang biasanya untuk dirinya. Kebetulan, Laras belum datang. Ia duduk di kursi kebanggaannya, kursi yang selama ini menemaninya jika dirinya bekerja. Citra menatap ke sekeliling, ia amat sangat rindu dengan ruangan itu. Saat Citra larut dalam lamunannya, pintu ruangan miliknya tiba-tiba ada yang mengetuk. Sehingga membuat Citra yang sedang melamun itu terkejut. Betapa bahagianya Citra saat melihat siapa orang yang telah mengetuk pintu tersebut. "Papa?!" pekik Citra melihat sang Papa datang menemui dirinya. Ia pun menghampiri Pak Nugroho dan berhambur ke pelukannya. "Papa, Citra kangen banget sama Papa," ucap Citra yang larut dalam pelukan pak Nugroho. Pak Nugroho pun membalas pelukan putri nya itu. Pak Nugroho membiarkan Citra melepaskan rindu yang teramat dalam. Begitupun dengan pak Nugroho, ia pun melepas rindu kepada putri satu-satunya itu. "Papa juga kangen sama kamu, Sayang," ucap pak Nugroho sembari mencium puc
Baca selengkapnya

Sebenarnya siapa Citra itu?

"Nggak mungkin ini mobil punya kamu, Mbak! Uang darimana coba kamu bisa dapat mobil. Kalau aku sih jelas anaknya orang kaya. Lah kamu? Anak orang kaya bukan, pengusaha juga bukan. Atau jangan-jangan kamu simpanan om-om ya, Mbak?" Kinanti memicingkan mata menuduh Citra. "Hellow, apa kamu bilang? Aku? Simpanan om-om? Hahaha, nggak salah kamu berkata gitu sama aku? Heh! Aku itu bukan kamu yang sukanya sama laki orang. Menghalalkan segala cara untuk bisa menikah dengan pria yang beristri. Cih!" "Ya kita mana tau itu mobil kamu beneran apa memang kamu jadi simpanan om-om tajir. Kalau orang lain tau juga pastinya akan mikir hal sama kayak aku.""Kalau orang lain mikirnya sama kayak pikiranmu, berarti orang itu bodoh! Tak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.""Ya namanya juga cinta, Mbak. Jadi ya aku nggak bisa maksain lah mau cinta sama siapa. Salah nya cinta itu sendiri kenapa datangnya terlambat." Kinan menyilangkan tangannya di dada. "Ck! Lagian manusia dewasa seperti
Baca selengkapnya

Dasar manusia bermuka dua!

Guntur pun memikirkan omongan Kinanti tentang Citra. Ia seperti sangat mengenal siapa Citra. Namun Guntur tak yakin kalau itu adalah sosok yang ia kenal jaman kuliah dulu. Setahu Guntur, orang tersebut mempunyai perusahaan yang sangat besar di kota di mana ia berada saat ini. "Apa iya Citra anak Nugroho dan Arumi? Karena mukanya mirip sekali dengan Arumi.""Aku harus selidiki ini segera. Kalau memang betul Citra adalah anak Nugroho, bisa gawat!"Guntur pun menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari tahu tentang keluarga Nugroho. "Halo Gus, tolong carikan informasi siapa keluarga dari pemilik Naru Properti Group. Saya tunggu sekarang juga.""Baik, Pak." Bagus, dipercaya sebagai tangan kanan Guntur. Ia yang selalu membantu Guntur saat dirinya membutuhkan suatu informasi. Guntur juga mencari informasi sendiri mengenai Nugroho dan keluarganya. Apakah benar dugaannya kalau Citra adalah anak dari Nugroho dan Arumi. ***Bu Miranti berkeinginan untuk menemui anak lelaki satu-satunya itu
Baca selengkapnya

Mari kita bercerai, Mas!

"Sayang, kamu dari mana saja? Kenapa tak menyambut kepulanganku?" Citra mengernyitkan dahi. Ia bingung dengan sikap Aldo yang tiba-tiba berubah. Citra tau itu hanya akalan Aldo saja karena tau kalau Citra adalah orang kaya dan bukan anak tukang kebun. "Eh Citra, kamu udah bangun? Dari tadi Ibu nungguin kamu keluar kamar."Begitupun dengan Bu Miranti yang tiba-tiba saja baik terhadap Citra. "Kamu kenapa, Mas? Kesambet?" "Ya nggak lah, masa merindukan istri sendiri kesambet? Kamu ini ada-ada saja." Aldo menepis prasangka Citra yang tiba-tiba baik terhadap dirinya. "Mas! Kamu kenapa sih!" Kinanti mencubit pinggang Aldo karena Aldo bermanis-manis kata di depan Citra. "Apaan sih, Nan, Citra juga kan istri aku. Kamu tau itu kan, Nan?" Aldo mengedipkan sebelah matanya. Kinanti melotot menatap Aldo yang memainkan mata. Ia masih belum peka dengan kode yang diberikan Aldo lantaran rasa cemburunya terhadap Citra. "Mas! Kamu kenapa sih mendadak baik sama Mbak Citra!" Kinanti berbisik di
Baca selengkapnya

Dendam yang tak ada habisnya

KUJUAL SUAMIKU SEHARGA 1 MILYAR"Cit, tunggu Cit! Aku masih mencintaimu, Cit." Citra meninggalkan rumah kontrakan Aldo. Aldo terkulai lemas karena tak dapat mempertahankan Citra yang ternyata anak orang kaya. Aldo masuk ke dalam rumah dan ia tidak mendapati Kinanti di ruang televisi. Ia baru sadar kalau tadi ia telah menceraikan Kinanti di depan Citra. Aldo menyusul Kinanti ke dalam kamar. "Nan, kamu mau ke mana?""Kamu pikir Mas? Setelah kamu lebih memilih Citra sialan itu aku akan tetap bertahan? Kamu salah, Mas! Aku lebih baik pulang ke rumah Papa.""Tapi, Nan, aku tak serius dengan ucapanku tadi. Aku hanya berakting saja di depan Citra. Kamu tau kan Nan rencana awal kita?""Ya Mas, aku tau. Tapi tidak dengan cara menceraikanku! Kamu tega melukai hatiku Mas. Kamu lihat! Lihat yang ada di dalam perutku ini." Kinanti menunjukkan perutnya yang membesar karena ada sang buah hati mereka. "Ayolah, Nan, aku tak serius berbicara begitu di depan Citra. Aku hanya ingin menahan Citra agar
Baca selengkapnya

Surat misterius

"Terimakasih ya, Ma, meskipun Citra udah besar, tapi Mama selalu saja manjain Citra. Citra bahagia bangegt bisa kumpul lagi sama Mama dan Papa. Maafin Citra yang dulu ya, Ma, kalai dulu sempat menentang Mma dan Papa perihal Mas Aldo. Ternyata benar kata kalian kalau Mas Aldo sebren9sek itu." Citra bergelayut manja di lengan sang Mama karena sang Mama dan Papa membelikan apa saja yang Citra mau hari itu. Meskipun Citra dapat membeli apa saja yang ia mau, tapi dia nggak mau memanfaatkan itu semua. Citra lebih suka kalau dirinya berbelanja dengan uangnya sendiri. Sebagai anak, Citra sangat senang kalau dibelanjakan oleh orang tuanya. "Iya Sayang, itu kan sudah kewajiban Mama sama Papa buat kamu bahagia. Lagian, buat apa juga Papa bekerja kalau bukan buat anaknya yang cantik jelita ini. Kalau soal Aldo lupakan saja. Semua sudah berlalu. Yang terpenting sekarang kamu sudah sadar dan segera ajukan gugatan cerai ke pengadilan. Mama gam ra liat anak yang Mama besarin dengan penuh kasih saya
Baca selengkapnya

Bertemu pengacara

"Ma, ini surat ancaman! Dari siapa ya, Ma? Kenapa berani sekali berbuat hal begini! Apa jangan-jangan ini ulah Mas Aldo, Ma?""Iya, Sayang. Mungkin saja karena dia nggak terima kamu ceraikan.""Kalau benar memang Mas Aldo yang melakukannya, Citra jadi semakin yakin buat pisah sama dia, Ma.""Memang sebaiknya begitu, Cit, lebih baik kamu cepat menggugat Aldo di pengadilan. Kebetulan sekali, Mama punya teman dan anaknya adalah seorang pengacara handal. Meskipun masih muda, tapi dia sudah memenangkan beberapa kasus.""Kenapa pakai pengacara segala sih, Ma? Kan Citra bisa ngurus sendiri," jawab Citra lesu. Karena dirinya merasa masih sanggup tanpa harus ada bantuan dari pengacara. "Ya nggak apa-apa dong Sayang. Biar lebih cepat saja kalian pisah. Mama sudah muak dengan kelakuan suami kamu yang mokondo itu dan juga keluarganya yang benalu. Sudah! Pokoknya kamu ikuti saja apa kata Mama, Mama melakukan hal ini untuk kebaikan kamu juga biar segera terlepas dari keluarga parasit itu. Nanti s
Baca selengkapnya

Jadikan pembantu saja

Pak Guntur pun menuruti permintaan anak semata wayangnya itu. Entah kenapa, meskipun Pak Guntur menikah dengan Ibunya Kinanti karena perjodohan, dia amat sangat menyayangi sang putri tercinta. Kinanti tidak hentinya memeluk tubuh sang Papa. Karena memang Pak Guntur lah orang tua satu-satunya setelah kematian sang mama. "Papa, terimakasih selalu memberikan yang terbaik buat Kinanti. Kinanti begitu sayang sekali sama Papa.""Iya, Kinan, Papa juga menyayangi kamu. Papa akan bahagia kalau melihat kamu bahagia, Nak," ucap Pak Guntur membelai lembut kepala Kinanti. ***Kinanti dan Aldo pun mulai menyiapkan acara untuk pesta pernikahan mereka. Meskipun Aldo dan Citra belum resmi bercerai dalam pengadilan agama, namun bagi Kinanti tidak masalah. Yang terpenting kini Aldo hanya miliknya seorang. Mereka berdua mulai sibuk dengan segala sesuatunya. Bu Miranti dan juga Raya pun turut sibuk dengan mempersiapkan untuk para tamu undangan. "Do, ingat ya, nanti jatah tamu Ibu ada seribu lebih lho
Baca selengkapnya

Guntur kenapa?

Dengan tersenyum puas Kinanti keluar dari ruangan kantor papanya, Guntur. Dia sangat yakin kalau papanya sama sekali tidak bisa menolak keinginannya, dan hal itu terbukti saat ini. Senyum kemenangan terus menghiasi gadis yang memakai dress bunga-bunga tersebut. Saking senangnya sampai Kinanti tidak sadar tengah disapa oleh security gedung tersebut.Flash Back On“Ayolah Pa, masak iya anak papa satu-satunya ini menikah dengan perayaan biasa-biasa saja, memangnya Papa tidak malu dengan kolega-kolega Papa?” tanya Kinanti merajuk.“Semua ini tidak ada hubungannya dengan para kolegaku, coba kamu tidak pilih Aldo--” sentak Guntur terjeda.“Papa, kita sepakat tidak membahas hal itu lagi, semua sudah terjadi dan aku memang mencintai Aldo Pa, aku benar-benar tak ingin pernikahan biasa-biasa Pa, aku tak ingin malu,” jawab Kinanti.“Kamu sudah tanya kesanggupan Aldo menanggung biaya pernikahanmu itu?” tanya Guntur.“Ayolah Pa ... Papa tahu sendiri keadaan Aldo kan, dia tidak mungkin menanggung b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status