"Setelah polisi mendatangi rumah yang diduga markas mereka, ternyata rumah itu telah kosong. Ditinggalkan oleh penghuninya.""Apa?""Iya, benar. Rumahnya sudah kosong melompong.""Lalu apa kata polisi?"Sebelum Roy sempat menjawab, Romi telah lebih dulu meraih ponsel yang dipegang Yulia. "Halo. Kamu masih di kantor polisi?""Masih. Masih di halaman nya. Mau pulang ini. Ada apa? Kamu mau nitip apa? Apa mau dijenguk sama dibawakan oleh-oleh?" tanya Roy dengan ekspresi geli. Romi pun tak kalah geli. "Buat apa, Roy? Nggak usah kesini. Di sini sudah ada Yulia yang baik banget dan setia untukku. Kalau ditambah kamu, nanti kondisiku malah memburuk."Roy tertawa. "Eh, tapi kok kayaknya mbak Yulia jadi agak gemuk ya? Cocok berarti mekaniknya," ledek Roy, meskipun di hatinya masih ada sedikit rasa cemburu. "Tentu saja. Kan Yulia hamil kembar."Roy terperanjat. Ada rasa bahagia dan kecewa menyelusup di dalam dadanya. Karena dia bukan ayah dari janin yang ada di dalam perut Yulia. "Wah, sela
Baca selengkapnya