“Kok banyak banget ya. Rugilah lah aku nanti.”Bu Rohaya mendelik ke arah Arya sambil berkata, “Milih uangmu, apa gancet seperti ini terus?”Arya menelan ludahnya kelu, mengiakan walau sedikit terpaksa. “Tapi, Mas ... jangan lupa sisain buat Anya, ya,” sahut Anya. Bu Rohaya hanya menggeleng kepala. Lalu berkata, “Nak, Inggit. Coba telepon temanmu, siapa tahu ada yang bisa membantu, mereka.”Tak perlu waktu lama, Inggit langsung melakukan perintah Bu Rohaya. Inggit mencoba menghubungi temannya. Siapa lagi kalau bukan, Agam. Inggit bercerita perihal yang terjadi secara mendetail. Malam menjelang, pintu rumah baru ada yang mengetuk. Inggit segera keluar untuk memeriksa. Sudah lebih dari berjam-jam Inggit menunggu kedatangan tamunya. “Masuk, Gam,” ajak Inggit. Agam mengekor masuk dan duduk di ruang tamu. “Mau minum apa? Aku siapain dulu ya.”“Gak usah repot-repot.” Agam menolak
Baca selengkapnya