“Setelah masang seprai, kamu ke pengurus desa ya. Mana istri kamu, suruh pindah sini tidurnya. Tapi jangan langsung kamu uji coba sama istri kamu, Den ... takutnya kedengaran tamu di rumah.” Pak Djarot memandang Denny yang tertunduk belum bergerak. “Malah diam, panggil istrimu.”Denny terkejut. “Biar aku aja yang pasang, Yah, nanti biar aku bopong aja Inggit ke sini,” kata Denny, membuka pembungkus seprai dan merentangkannya. “Hati-hati, itu baru, Den.” Pak Djarot memandang Denny yang memasukkan ujung seprai ke bawah kasur. “Istri kamu kenapa mau diajak ke desa? Apa dia gak alergi. Pasti dia sangat sayang ke kamu, makanya dia mau diajak ke mari. Dulu Ibu kamu mirip-mirip sama istri kamu, sering sakit kalau pengantin baru, tapi sudah itu malah ketagihan.”Denny terbelalak mendengar perkataan ayahnya. Untung saja Inggit tak mendengar. “Sebenarnya ayah masih gak habis pikir bagaimana kamu bisa menikah dengan wanita itu. Tapi, sudahlah.”
Read more