Semua Bab Tergoda Adik Ipar: Bab 81 - Bab 90

119 Bab

81. Orang Baru

Tidak mendengarkan penjelasan Remi, Jun tetap meninggalkan kantor polisi tanpa pengawalan untuk pergi memastikan bahwa Rona masih hidup.Entah bagaimana dia yakin bahwa Rona tidak mati bersama Lani. Ada campur tangan James yang pasti mengacaukan keadaan. Membuat kebenaran jadi simpang siur.Dalam dua puluh satu menit, Jun sudah ada di antara puing-puing sisa pembakaran rumah yang menjadi tempat untuk memanipulasi kematian Rona dan Lani.Dia sengaja datang ke sana untuk menampakkan diri dan memancing siapa yang akan datang menemuinya tanpa ragu-ragu.“Jun?”Jun hafal betul suara pria yang menyebut namanya dengan nada keheranan seperti itu. Kakaknya, Kun Yongli.“Bukan bos-mu yang datang langsung?” Jun berbalik agar posisinya kini berhadapan langsung dengan lawan bicaranya.“Kenapa kau pikir dia yang akan datang?” Kun seperti ingin menertawakan adiknya. “James itu pria yang tidak suka mengurusi hal kecil atau besar sekali pun. Dia cuma mau datang untuk hal-hal yang dianggap perlu.”Jun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

82. Tertangkap

“Apa?”Jika jadi Kun, Jun akan memilih untuk melarikan diri, daripada mendengarkan perintah yang tidak akan mau dia turuti sampai kapanpun.Bunyi borgol sudah mengunci dua pergelangan tangan Kun yang masih kebingungan. Shock. Wajar memang. Kakaknya itu bahkan bisa menjadi kandidat kuat sebagai seseorang dengan predikat ‘pria baik’ selama beberapa tahun berturut-turut.Tindakan wanita dari kepolisian itu sangat cepat, meski tampaknya terlalu lemah untuk ukuran seorang penegak hukum.Menurut Jun, wanita itu malah cocok ada dibalik meja komputer dengan segala pekerjaan kantor yang memusingkan, daripada menjadi polisi wanita yang berkeliaran menangkap penjahat dijalanan.Oh! Jun baru menyadarinya, ketika wanita itu terlihat mendorong punggung Kun maju dan terus melangkah menuju ke arah jalanan yang tiba-tiba didatangi oleh mobil polisi.Dia ... kakak dari Remington Warren, Helga Warren. Posisinya lebih rendah dari sang adik yang karirnya sangat cemerlang. Belum menikah, mungkin bahkan tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-27
Baca selengkapnya

83. James dan Shima

James Isaac tidur ditemani Shima yang menjerit-jerit setiap saat, karena tidak sudi berada di ranjang yang sama dengan pria itu. Wajah khas timur tengah dengan tubuh tegap milik James sama sekali tidak menyurutkan rasa takut wanita itu padanya. Yang biasanya selalu menarik minat banyak wanita. Bahkan tertipu daya oleh segala kelebihan fisik yang dimiliki pemilik Empty Corp itu.“James, bisakah kau tidur bersamaku saja? Jalang ini selalu berteriak setiap sepuluh detik sekali.” Lani tiba-tiba muncul. Dia masuk melalui jendela besar kamar James yang dibiarkan terbuka. Dia cemburu, bukannya kesal karena suara berisik Shima.James yang berbaring telungkup, menoleh malas pada Lani. “Aku tidak akan beranjak dari sini selama dia belum mengaku padaku soal koper itu.”“Kopernya ada di tangan pemerintah, James. Kita sudah tamat. Pengembanganmu pada Melalonik harus dihentikan, karena pemimpin tim project itu juga sudah ditangkap polisi tiga jam lalu.”James mengangkat tangan di udara isyarat bahw
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-31
Baca selengkapnya

84. Kakak Cantik

Suhu ruangan diturunkan oleh James. Jendela kamar besar itu juga sudah ditutup sebelum tadi Lani pergi. Bibir Shima masih gemetaran, walau tidak sebiru sebelumnya.Menurutnya, jika bisa memilih, dia merasa lebih baik dipukuli oleh Lani, daripada harus sekamar dengan James.Pria itu menakutkan, meski sangat tampan dengan kulit sedikit kecokelatan dan bulu-bulu menggoda memenuhi dada, kaki dan tangannya. Sekitaran wajah pun tidak luput dari semua itu.Warna matanya cokelat terang. Beralis lebat dengan bulu mata yang lentik. Rambut hitam bergelombang menutupi tengkuk.Seksi, perkasa dan membuat wanita mana pun akan basah saat ditatap penuh godaan seperti itu olehnya.Meski gemetar ketakutan dan berharap—sekali lagi—lebih baik dipukuli oleh Lani, daripada harus di sini bersama James, dia masih sempat untuk menilai setiap jengkal ketampanan pria yang sekarang begitu lekat menatapnya. Mengamati bibirnya.Saat Shima mengerjap, James tiba-tiba sudah mencium bibirnya. Memang tidak kasar, tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-03
Baca selengkapnya

85. Pengait

“Okay. Sekarang kau punya.” Jun langsung melewati Helga untuk menyerah akhirnya. Dia masuk ke dalam rumah dan memilih duduk di tempat ternyaman menurutnya. Sofa tunggal sudut.“Kau mengambil tempatku,” kata Helga dengan tawa bercandanya.Jun mengangkat kedua alis tanpa peduli. Menganggap itu adalah cara pertama Helga untuk mencoba akrab dengannya.Helga masuk ke kamarnya sebentar. Benar-benar cuma sebentar, karena dia keluar dengan hair dryer di tangan.“Keberatan?” Dia menggoyang benda itu sebelum menyalakannya. Melihat jawaban Jun berupa anggukkan mengiyakan, dia langsung menyalakan benda itu dan bicara ditengah deru halus yang terdengar.“Kudengar dari Remi, kakakmu akan segera bebas. Dinyatakan tidak bersalah.”Jun tidak tahu tentang hal itu. Seharusnya dia yang akan melakukannya sebelum empat puluh delapan jam berakhir.“Siapa yang menjamin?”“Mun Kamli.”Ayahnya? Bagaimana bisa?Jun tidak akan mengajukan pertanyaan tanpa berpikir lebih dulu. Matanya menatap Helga yang masih meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-04
Baca selengkapnya

86. Sesuatu Yang Hampir Tidak Nyata

Lepas dari Helga yang semalam akhirnya mendapat ciuman panas serta remasan tangan Jun di payudara wanita itu sebelum pergi, paginya dia berdiri sedikit jauh di luar kantor polisi untuk menunggu ayahnya melepaskan sang kakak.“Ayahmu bukan orang biasa, Jun. Aneh sekali melihatmu tidak mengetahui fakta tentang hal itu.” Helga mendesah di telinga Jun, saat pria itu meremas-remas lembut payudaranya yang mulai menegang setelah ciuman panas mereka berakhir.“Akan kubuka kedua kakiku lebar-lebar untukmu malam ini. Masuklah ke kamarku, Honey.”Jun seketika melepas tangannya dari payudara bulat sempurna itu dan mundur beberapa langkah. “Tidak bisa malam ini, tapi aku akan menidurimu, jika kau memberiku satu informasi saja mengenai Mun Kamli.”Dan sekarang Jun mendapat dugaan yang tidak pasti tentang siapa Mun Kamli sebenarnya.Cepat, tapi santai, Jun menyeberangi jalan di depannya untuk menuju mobil ayahnya yang terparkir di samping kantor polisi. Dia masuk lebih dulu sampai tiga menit setelah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-06
Baca selengkapnya

87. Terbangun Dari?

Sorak penuh ketegangan dari Kun untuk aksi Mun, kian terdengar menjauh dan samar. Bantingan kuat yang terasa kemudian, serta rasa sakit yang tidak ada, padahal tubuh Jun terhantam selagi keadaan di sekitar berputar, malah menciptakan pusaran yang makin lama makin besar.Jun tersedot ke dalam pusaran. Tanpa Kun, apalagi Mun. Ke mana perginya mereka? Dia tidak sempat berpikir karena kepalanya pusing akibat sekitar yang terus berputar. Membuatnya tidak kuat, hingga terpaksa memejamkan mata.Tadi dia mendengar denging dan suara angin, tapi kini sepi. Sunyi, senyap.Jun akhirnya membuka mata karena rasanya terlalu asing. Hal pertama yang terlihat adalah langit-langit yang putih, bersih. Matanya terasa silau entah kenapa. Aroma seperti wewangian terapi dan obat-obatan terendus begitu saja olehnya.“Jun?”Refleks dia menoleh ke kanan. Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah ibunya, Tiska Ademia.“Ibu?”Tiska bukannya menyambut panggilan Jun, malah histeris berlari keluar meminta bantuan. Ju
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-10
Baca selengkapnya

88. Mereka Yang Tidak Dikenal

Ini jauh di luar dugaan. Mun Kamli alias ayahnya Jun sudah lama meninggal dunia? Mana mungkin!“Bu ...” Jun gemetar. Sampai ke bibirnya ketika dia bicara. “Kapan ... sudah sejak kapan ayah meninggalkan kita?”Tiska mendekat. Memeluk putranya dengan hati yang terasa remuk. Dia tidak bisa kehilangan lagi. Cukup Mun yang pergi bersama misteri kematiannya yang ikut terkubur ke dalam liang lahat.Jangan ambil Jun darinya. Dalam hampir setahun terakhir, dia tidak pernah berputus asa barang sedetik pun. Dia yakin bahwa Jun akan bangun, tersadar dari komanya.“Saat kau dan Kun masih kecil. Wajar kau tidak ingat.” Setelah coba dipikirkan lagi, menurut Tiska, sepertinya mungkin saja Jun tidak ingat tentang kematian Mun karena waktu itu jika dibandingkan kakaknya, Jun yang lebih dekat dengan ayahnya. Bahkan si bungsulah yang paling terluka akibat kematian Mun.Jun sempat sakit hampir sebulan lamanya karena kepergian sang ayah. Lalu saat kembali sehat, dia malah menjadi bocah yang ceria seolah se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya

89. Dia Berbeda

Memperhatikan wanita itu, Jun yakin bahwa Cosima tidak mirip dengan kakak iparnya di alam mimpinya. Shima Naomi. Sekilas, nama mereka terdengar serupa, namun tetap tidak sama.Bahkan wanita itu tidak memiliki perpaduan wajah antara Shima dan Eve. Cosi berbeda. Wajahnya benar sangat oriental. Kecantikan khas Asia.Sepasang mata yang sedikit sipit, hidung mancung kecil, kulit putih pucat tanpa bintik, tubuh lurus depan belakang, bahkan rambutnya lebat hitam pekat sebatas pundak. Dijalin rapi dengan menarik setiap ujung untuk dikuncir ditengah menggunakan jepit kecil berbentuk daun dan membiarkan sisanya tergerai, tanpa berantakan.Jika Shima dan Eve saja bisa sangat berbeda, apalagi Cosi yang jelas-jelas ada di antara mereka sebagai pemisah pasti.Rupanya Kun datang ke rumah sakit bersama istri dan anaknya. Dia sengaja membawa mereka untuk merayakan kembalinya Jun dari koma.Elmer tampak tidak lagi ragu mendekat pada sang paman. Bocah itu terlihat bahagia saat diminta oleh Jun untuk nai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-17
Baca selengkapnya

90. Dunia Lama, Tapi Baru

“Bu, ini terlalu banyak.” Jun sebisa mungkin menghindari ucapan yang menyakiti ibunya. Sudah kekenyangan, sebenarnya. Namun Tiska menyodorkan ini dan itu. Dia tidak tahu lagi bagaimana cara menolaknya, tapi tetap memaksa untuk menelan pelan-pelan.Jika itu dikatakan tekad, maka mungkin akhirnya Jun bisa punya keinginan kuat pertama setelah masa pemulihannya selesai.Dia begitu berharap mampu membahagiakan Tiska lewat cara apa pun. Sebab yang diingatnya, entah itu sebelum koma atau berada di dalam mimpi, rasanya hubungannya dengan ibunya cukup jauh.Bahkan dia jarang berkunjung dan lebih sering sibuk dengan dunianya sendiri.Namun yang didapatkannya justru sebaliknya. Selama dia koma, cuma ibunya yang ada di sisinya. Tidak terbayangkan bagaimana lelah fisik dan tertekannya batin sang ibu saat mengurusnya.Bahkan dokter terus mengatakan padanya di sesi pemeriksaan, bahwa ketika pihak rumah sakit hampir menyerah sebab tidak ada perkembangan apa pun pada Jun, Tiska adalah orang pertama ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status