Home / Rumah Tangga / Tergoda Adik Ipar / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Tergoda Adik Ipar: Chapter 71 - Chapter 80

119 Chapters

71. Kematian dan Segala Yang Ingin Diungkap

Sekarang Jun sendirian. Dia benar-benar merasa sendirian.“Jun!”Itu suara Kun. Spontan dia berlari ke arah yang sebenarnya hampir luput dari perhatiannya. Libianca Heyer.Jun mendapati Kun berjongkok dengan Misora dalam pelukannya. Dia langsung berlutut untuk memeriksa tanda-tanda kehidupan pada Libi. Masih ada, meski tidak tahu akan sampai kapan wanita itu bisa bertahan.“Dia mungkin akan terlambat jika dibawa ke rumah sakit. Satu-satunya cara untuk saat ini adalah cari penawar racunnya sekarang.”“Apa maksudmu?” Kun bingung sendiri.“Jangan pura-pura tidak tahu. Kau bekerja dalam tim pengembangan racun dan penawarnya. Wanita ini terkena anak panah yang sudah dilumuri racun.”Kun pura-pura tidak menjawab dengan coba mengalihkan perhatian adiknya melalui Misora yang mendadak rewel.“Berikan dia padaku.” Jun meminta Misora yang biasanya ampuh jika berada dalam pelukannya. “Periksa racun di anak panahnya. Setidaknya kau bisa memprediksi jenisnya, lalu mencari penawarnya.”Kun langsung
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

72. Bukan Perpisahan

“Tolong tetap tenang. Bayi ini baru tertidur dan terbangun lagi karena suara keras. Aku tidak bisa terus mengulang pekerjaan yang sama.” Jun memberi peringatan yang langsung ditanggapi gerakan senyap dan isyarat tenang dari semua tim keamanan Empty Corp yang berjumlah tujuh anggota.Jun sudah memastikan bahwa wajah-wajah mereka ada dalam ingatannya. Jika sewaktu-waktu James memerintah salah satu dari mereka bertujuh untuk memburu keluarga Kun, maka setidaknya, dia sudah memiliki rupa mereka di benaknya.Satu wajah yang dikenali Jun dengan baik, meski wanita itu merubah penampilan sedemikian rupa maskulin, dia tetap mengenali lawan ranjangnya beberapa waktu lalu.Namari Karenina. Yang rupanya luput juga dari perhatiannya, padahal saat dia datang ke pesta ulang tahun Rona Riley waktu itu, Karenina ada di sana. Berperan sebagai kekasih Ronson Riley yang jadi korban tabrak Karenina, sebelum akhirnya kedua orang itu memutuskan untuk bersama.Jun melewatkan bagian-bagian terpenting. Semua o
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

73. Orang-Orang Dengan Leluconnya

Tubuh kaku dan pucat Libi dibawa oleh pihak medis dari Empty Corp. Benar kata Alaric. Jangankan mereka, keluarga Riley saja pasti kesulitan menghadapi Empty Corp yang punya kekuasaan penuh atas segala macam sumber daya manusia.Jun hanya semut di antara para gajah. Memang cuma semut, tapi bisa sangat mematikan.“Jun? Kenapa kau malah datang ke sini?” Nasco Tubala terkejut saat melihat Jun memasuki gerbang rumah keluarganya. Dia baru keluar dari pekarangan rumahnya. Bukan kebetulan rasanya berpapasan dengan Jun di sini.Nasco sengaja datang karena dipanggil oleh Nick. Pria itu marah besar, sebab Libianca Heyer tewas terkena anak panah sebelum bisa membuat Kun Yongli mati lebih dulu.Belum lagi saat orang-orangnya tiba, mayat Libi tidak ada di tempat.Nick mencurigai adiknya yang membocorkan hal itu pada target. Karena akhirnya pria itu tahu bahwa Kun adalah kakak dari mantan rekan kerja Nasco.Hampir saja dia membuat lubang di kepala adiknya, tapi dicegah oleh paman mereka. Pria tua it
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

74. Dalam Ketegangan

“Aku ... aku siap!”Secepat kilat Jun menarik kerah kemeja Nasco, karena mereka harus bersembunyi, sebab dia merasakan ada pergerakan didekat mereka.“Jun, di sini banyak perangkap,” bisik Nasco panik. Kepalanya memutar ke kiri dan kanan mencari-cari di mana letak jebakan yang kapan lalu, pernah dia lihat meledak begitu saja saat dia tidak sengaja mampir untuk menyapa ayahnya yang waktu itu masih hidup.“Tidak. Tidak ada perangkap yang terpasang.” Jun menggeleng, padahal itu belum tentu benar. Cuma firasat. Perlu meyakinkan Nasco agar pria itu tidak berisik dan bisa tetap berada disampingnya tanpa mengeluh, apalagi protes.“Kau yakin? Kau bisa memastikannya?”“Tutup mulut, Nas. Aku sedang memastikan siapa tamu yang mendatangi kakakmu.”“Sepertinya—oh, Jun! Lihat!” Nasco menunjuk ke arah pintu samping rumahnya, bukan depan. Seorang wanita berambut pendek dengan gaya berpakaian minim, keluar dari sana dan berjalan menuju mobil.Xana Herby!Dugaan Jun benar, tepat!Apa pun kini menjadi m
last updateLast Updated : 2023-04-29
Read more

75. Kecemasan Xana

Xana menatap pagar kayu kokoh yang tingginya sebatas pinggang orang dewasa sebagai satu-satunya jalan keluar lain, menurut Nasco. Dia melihat sekilas ke kaca spion bagian dalam dan saling bertemu mata dengan Jun.“Terobos saja, Xana.”Perintah Jun langsung dilaksanakan oleh Xana tanpa menjawab. Sebenarnya hatinya ketar ketir tidak karuan. Dia bukan belum pernah berada dalam situasi ini, tapi tertangkap basah oleh Jun berada di kediaman Tubala membuatnya tidak enak hati.Apalagi Jun bisa menarik kesimpulan semaunya, sesuka hati. Sebab pria itu menolak mendengar apa yang ingin dijelaskannya tadi.Hal inilah yang paling ditakuti Xana. Jun salah paham padanya. Membentang jarak dan mereka tidak akan lagi bisa seperti dulu.“Awas di depan!” Nasco berteriak memperingatkan, karena mobil hampir melompat ke danau tidak jauh dari halaman belakang rumahnya.Xana tidak fokus. Tidak bisa. Akhirnya dia membuat mereka menabrak pohon ditepi danau. Nasco terlempar ke depan dengan kepala membentur jok.
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

76. Bahaya Untukmu Sudah Lewat

Karena saran dari Jun, baik Xana dan Nasco sama-sama berpencar untuk berbaur di keramaian.Mereka bertingkah seolah tidak panik. Tidak sulit bagi Jun dan Xana untuk bersikap tenang seolah jadi bagian dari kerumunan orang-orang yang lalu lalang dipinggir jalan, berebutan pakaian branded diskon dan mengantre sandwich didekat taman. Berletak persis di depan seberang gerbang perumahan.Jun menemukan titik temu, karena Xana sudah mengambil posisi di salah satu bangku taman bersama para ibu-ibu yang menemani anak mereka bermain. Ada beberapa kereta bayi didekat Xana. Ketika wanita itu berdiri dan setengah membungkuk menyapa para bayi, saat itulah dia melangkah mendekati Xana.Nasco masih kebingungan dan cemas tidak menentu, saat dia malah membuat kekacauan dengan menabrak seorang gadis usia awal dua puluhan yang baru selesai mengantre sandwich.“Hampiri Nasco. Kau tahu apa yang harus dilakukan.” Jun bicara setengah berbisik pada Xana yang langsung mematuhi perintah. Matanya mengawasi keadaa
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

77. Tetaplah Hidup

Terbiasa curiga, waspada di setiap kesempatan, Jun akhirnya lepas dari semua itu setelah memastikan bahwa orang yang dia maksud bukanlah musuh yang mengikuti.Mengambil rute jalan pulang mengitari kota untuk menghilangkan jejak, Jun memilih taksi super lambat agar memudahkannya memperhatikan sekitar.Saat hampir pada pemberhentian terakhir, Jun melihat mantan kakak iparnya tengah berjalan tergesa-gesa dalam kerumunan pejalan kaki yang sibuk di jam pulang kerja, sambil menunduk.Buru-buru turun, Jun yakin bahwa itu memang Shima Naomi. Dia mempercepat langkah, namun tetap pada ritme santai beraturan.Tangannya menangkap pergelangan Shima yang langsung berbalik dengan raut terkejut bukan main.Cengkeraman yang tadinya ingin ditepis, segera ditahan karena pria yang menahan langkahnya adalah Jun Hongli, mantan adik iparnya.“Jangan bicara apa pun.” Jun melepas cengkeramannya sambil melihat tempat yang sekiranya aman untuk mereka berbincang. Termasuk tentang segala hal yang bersifat amat ra
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more

78. Ada Yang Lebih Penting

Jun mengantarkan Shima ke Wells Saint sebelum sore. Masih belum jam empat saat mereka tiba. Shima langsung mengambil kunci tempat penyimpanan, setelah memberikan sebuah bukti berupa kartu nama yang mengartikan nomor lemari dan kepemilikan sah telah berpindah ke tangannya pada si resepsionis.“Ayah melarangmu membuka isi kopernya?” Jun melirik koper berukuran kecil yang ditenteng di tangan kanan Shima. Mereka sudah keluar dari Well Saint semenit lalu.“Tidak ada larangan apa pun. Ayah cuma memintaku pergi membawa koper ini. Sampai di tempat tujuan mana yang ingin kudatangi, ayah memintaku menyimpannya lagi seperti sebelumnya.”“Tidak tertarik untuk melihat isinya?” Jun menghasut, tanpa maksud buruk. Mereka bisa bersama-sama melihat isinya, lalu menutupnya kembali dan meletakkannya pada tempat seharusnya.Shima menatap Jun dengan ketidakpenasarannya pada apa pun, selain ingin pergi sejauh mungkin dari sana. Dia tidak peduli, sebenarnya. Tapi, apa salahnya tahu tentang isi di dalam koper
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

79. Putrinya Alaric Domina

Shima terbangun dengan tubuh seakan remuk dan tanpa Jun di sisinya. Kembali memejamkan matanya, dia yakin percintaan mereka selalu panas dan tidak pernah terasa bosan.Jun mungkin sedang di toilet. Membuang apa yang ingin dibuang atau berada dalam kamar mandi, berendam sampai ketiduran. Itu yang dipikirkan Shima, sebab dia tidak mau repot-repot membuka matanya yang masih lengket untuk bangun dari tempat tidur guna mencari pria itu.Sungguh melelahkan hari-harinya sendirian setelah sekejap saja ditinggal oleh ayahnya. Dia ingin tidur kembali sampai siang. Pasti sebentar lagi Jun datang dengan senampan berisi sarapan atau menggendongnya untuk segera dimandikan. Oh, nyaman dan menenangkan.Apa bisa setiap hari mereka seperti itu saja?Perasaannya kini tidak akan goyah lagi. Kun dan Jun bukan pilihan. Dia lebih menginginkan satu orang saja dalam hidupnya. Pria itu sudah pasti Jun Hongli. Tidak mungkin Kun Yongli setelah semua yang telah dia ketahui dari Alaric.Sebenarnya, bukan cuma itu
last updateLast Updated : 2023-05-14
Read more

80. Sudah Saatnya

James Isaac menyeringai lebar di ambang pintu kamar mandi yang terbuka. Kemudian berjongkok di depan Shima yang terkejut bukan main, karena rasa takut akan orang asing yang tidak dikenal.Mustahil tidak ada yang mengenal wajah pasaran James Isaac, pemilik dan pemimpin dari Empty Corp yang terlalu sering muncul di televisi dan majalah bisnis.Shima hanya tidak terlalu memperhatikan. Apalagi dalam situasi yang mengerikan seperti ini. Dia lupa segalanya, termasuk pada koper dan Jun. Pikirannya kosong.Perasaan takutnya hampir sama dengan ketika dia kehilangan ibunya waktu itu. Rasa takut yang membuatnya kesulitan bernapas.“Di mana kopernya, Shima Naomi?” James yang sebenarnya masih tidak terlalu tua, tapi wajah kejam yang membuatnya terlihat berumur, mendekatkan bibirnya ke telinga Shima. “Jika tidak bersedia buka mulut, aku bisa membunuhmu dengan siksaan sedikit demi sedikit yang menyakitkan. Kau mau begitu?”Shima mematung dengan hanya kedua matanya saja yang mengerjap-ngerjap. Dia ti
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status