Cosi tidak mengeluh, meski dia merasakan remuk di sekujur tubuh. Baru terasa sekarang, setelah seks-nya berakhir. Tadinya, begitu tidak ingin berhenti.Bersama Kun, hanya peluk cium yang intens. Tidak lebih dari itu. Selain karena Kun tidak mengarah lebih jauh, Cosi takut akan ditolak lagi. Penolakan kesekian kalinya. Cukup setahun belakangan dia merasakannya.“Kau masih sama,” bisik Kun, mesra.Cosi menanggapi dengan mata yang tidak ingin menatap suaminya. Gelisah andai Kun menemukan sisa gairahnya yang masih meninggalkan bara. Hasrat yang tadinya bergelora bersama Jun.Dia ... bukan pengkhianat, ‘kan?Cosi teramat takut dilabeli ‘murahan’ oleh Kun. Seakan namanya tak boleh cacat di mata suaminya, suami pertamanya.“Apa yang sedang kau sembunyikan, hmm?” Kun mengecup daun telinga Cosi. Suaranya berupa desahan menggoda, tapi dia tahu Cosi tidak akan tertarik lagi, karena sudah ‘kenyang’ oleh milik Jun.“Tidak ada, Sayang. Aku cuma ....”“Lelah?” tebak Kun. Senyumnya membuat Cosi secep
Last Updated : 2023-08-06 Read more